Teknologi AS Sulit Lacak Gua Bin Ladin

Reporter

Editor

Rabu, 20 Agustus 2003 14:25 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Janji Presiden Amerika Serikat George W. Bush untuk mengasapi Usamah bin Ladin dan para pengikutnya agar keluar dari gua-gua persembunyian mereka, nampaknya bakal sulit dilaksanakan. Pasalnya, mendeteksi sarang bawah tanah ditengah situasi perang yang berkecamuk, bukanlah hal yang mudah. “Ini benar-benar pekerjaan yang mudah bila anda memiliki segerombolan sarjana dan anda dapat berjalan ke sana-kemari di atas tanah untuk mengambil ukuran,” kata Antony Fraser-Smith, ahli Geofisika dari Universitas Stanford, seperti dikutip harian USA Today edisi Selasa 16 Oktober 2001.

Luluhlantaknya sebagian wilayah Afganistan, menurut Fraser, menyulitkan pernagkat pengintai jarak jauh milik AS —termasuk radar dan alat-alat komunikasi intersepsi—tak mampu mendeteksi gua-gua di Afganistan. Padahal dalam kondisi tanpa perang, perangkat canggih milik AS itu terbukti mampu mengungkap lokasi dan struktur dari rongga-rongga bawah tanah. Caranya, dengan menelusuri perubahan-perubahan yang halus atau tidak kentara dari kekuatan gravitasi, gelombang-gelombang seismik dan energi listrik.

Teknik serupa pernah pula digunakan AS selama perang Vietnam. Satu dari teknik pendeteksi yang berhasil adalah mencari jalan masuk dengan menggunakan observasi yang sangat hati-hati untuk mendeteksi adanya asap atau bau badan. Cara yang sama bisa pula digunakan untuk melacak gua-gua di Afganistan. Bila dimungkinkan, AS bisa saja menerapkan metode tradisional yang didesain oleh para ahli geologi untuk menemukan pipa-pipa, tambang minyak bumi dan retakan gempa bumi.

Berdasarkan pengalaman itu, bisa disimpulkan, detektor terowongan bawah tanah tersebut adalah orang-orang yang ada di atas tanah. Masalahnya, tak mungkin orang-orang itu berkeliaran diatas lokasi yang menjadi sasaran bom-bom curah AS. Kalaupun mungkin, orang-orang itu pasti akan menjadi sasaran tembak pasukan Taliban.

Cara lainnya ialah menggunakan metode pemetaan bawah tanah moderen, dengan memonitor gelombang seismik yang dihasilkan oleh gempa bumi, ledakan-ledakan yang disengaja atau secara sederhana dengan mengetuk tanah dengan palu godam raksasa. Persoalannya, kerusakan yang disebabkan sejumlah ledakan dekat lokasi, dicurigai akan membuat rancu, sehingga menghasilkan jawaban yang jauh dari kesimpulan.

“Teknik Seismik tidak ideal untuk semua pendeteksian terhadap adanya rongga dalam tanah, karena gelombang seismik tidak dapat melewati rongga-rongga tersebut – mereka justru mengelilinginya,” kata Fraser-Smith. “Anda cenderung tidak melihatnya.” Hal senada juga disampaikan Mats lagmanson, seorang Geofisika dan Presiden dari Penelitian Geoscience yang berpusat di Texas.

Advertising
Advertising

“Saya tidak bisa dengan jelas mengatakan bahwa tentara kita dapat menggunakan ini dalam situasi perang,” tambah dia. “Mereka dapat menggunakan itu ketika semuanya sudah menjadi tenang (perang usai), karena akan berbahaya bagi mereka yang akan melakukannya,” ujarnya.(Ira Kartika MB/usatoday.com)

Berita terkait

Gaga Muhammad sudah Bebas Bersyarat, Ini Kasus Pidana yang Menjeratnya dan Vonis 4,5 Tahun Penjara

13 menit lalu

Gaga Muhammad sudah Bebas Bersyarat, Ini Kasus Pidana yang Menjeratnya dan Vonis 4,5 Tahun Penjara

Gaga Muhammad sudah bebas dan kembali aktif di media sosial. Kronologi kasus yang menyeret Gaga ke bui dan divonis 4,5 tahun penjara.

Baca Selengkapnya

Golkar Depok Umumkan Dokter Ririn Farabi A Rafiq Maju di Pilkada 2024

19 menit lalu

Golkar Depok Umumkan Dokter Ririn Farabi A Rafiq Maju di Pilkada 2024

Ririn dianggap tokoh milenial muda yang dapat mewakili gender yang menjadi jumlah pemilih dominan di Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Pinjol Ilegal Makin Marak, Satgas Pasti Beberkan Tiga Pemicunya

19 menit lalu

Pinjol Ilegal Makin Marak, Satgas Pasti Beberkan Tiga Pemicunya

Satgas Pasti khawatir layanan pinjaman dana online atau pinjol baik yang resmi ataupun ilegal berkembang dan digemari masyarakat. Kenapa?

Baca Selengkapnya

37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

32 menit lalu

37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

Jumlah penyandang disabilitas yang mendaftar rekrutmen Bintara Polri meningkat

Baca Selengkapnya

Kelompok Petani Singgung Janji Reforma Agraria Jokowi yang Tak Tuntas di Demo Hari Buruh

37 menit lalu

Kelompok Petani Singgung Janji Reforma Agraria Jokowi yang Tak Tuntas di Demo Hari Buruh

Dewi mempertanyakan jumlah tanah yang sudah dikembalikan kepada rakyat dalam agenda reforma agraria Jokowi.

Baca Selengkapnya

Kena Modus Salah Transfer dari Pinjol Ilegal? Ini Penjelasan Pakar Hukum

38 menit lalu

Kena Modus Salah Transfer dari Pinjol Ilegal? Ini Penjelasan Pakar Hukum

Layanan pinjol ilegal PundiKas menstransfer sejumlah uang tanpa persetujuan yang diklaim sebagai utang.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Penyebab Aplikasi UTBK Mati, Panitia UTBK Sediakan Kemeja, Janji Microsoft

44 menit lalu

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Penyebab Aplikasi UTBK Mati, Panitia UTBK Sediakan Kemeja, Janji Microsoft

Topik tentang kendala teknis mewarnai hari pertama pelaksanaan UTBK SNBT 2024 menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Sempat Ditunda, Sidang Praperadilan Pimpinan Al Zaytun Panji Gumilang Digelar Hari Ini di PN Jaksel

48 menit lalu

Sempat Ditunda, Sidang Praperadilan Pimpinan Al Zaytun Panji Gumilang Digelar Hari Ini di PN Jaksel

Penyidik mempunyai bukti bahwa Panji Gumilang pada tahun 2019 telah menerima pinjaman dari bank sejumlah Rp 73 miliar.

Baca Selengkapnya

Belanda Jajaki Peluang Kerja Sama di IKN

48 menit lalu

Belanda Jajaki Peluang Kerja Sama di IKN

Sejumlah perusahaan dan lembaga penelitian di Belanda, telah memberikan dukungan kepada Indonesia, termasuk terkait IKN

Baca Selengkapnya

Kuartal Pertama 2024, Laba Bersih Bukit Asam Melorot 31,9 Persen

48 menit lalu

Kuartal Pertama 2024, Laba Bersih Bukit Asam Melorot 31,9 Persen

Bukit Asam membukukan laba bersih kuartal I 2024 sebesar Rp 790,9 miliar atau anjlok 31,9 persen secara tahunan dari Rp 1,16 triliun.

Baca Selengkapnya