Perang Dagang Versus Amerika, Cina Genjot Kredit Perbankan

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Senin, 8 Oktober 2018 05:03 WIB

Uang Dolar Amerika dan Yuan. Xaume Olleros/Bloomberg via Getty Images

TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas perbankan Cina mengumumkan pengurangan jumlah simpanan wajib perbankan di bank sentral untuk mendorong lebih banyak penyaluran kredit oleh perbankan.

Baca:

Kebijakan yang diumumkan pada Ahad, 7 Oktober 2018, ini membuat perbankan Cina memiliki ekstra uang tunai sebesar US$110 miliar atau sekitar Rp1700 triliun untuk disalurkan kepada perusahaan dan individu untuk mendorong aktivitas ekonomi dan pembayaran utang bank ke bank sentral.

“Bank Sentral Rakya Cina mengumumkan memotong ketentuan giro wajib minimum sebesar 1 persen mulai 15 Oktober untuk mendorong pertumbuhan kredit dan pengembangan ekonomi,” begitu dilansir media SCMP pada Ahada, 7 Oktober 2018 waktu setempat. Sekitar US$65 miliar atau sekitar Rp1000 triliun bakal digunakan untuk pembayaran utang perbankan ke bank sentral.

Advertising
Advertising

Baca:

“Ini menunjukkan adanya kebijakan pelonggaran uang sebagai efek dari perang dagang Cina versus Amerika. Ini juga menunjukkan determinasi Beijing untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi,” kata liao Qun, kepala ekonomi dari China Citic Bank International.

Presiden Donald Trump bersama dengan Presiden Cina Xi Jinping, saat upacara penyambutan di Beijing, Cina, 9 November 2017. REUTERS/Thomas Peter

Seperti dilansir Reuters, perang dagang antara AS versus Cina meningkat drastis dalam beberapa waktu terakhir. Ini terjadi setelah pemerintahan Presiden AS, Donald Trump, mengenakan kenaikan tarif 10 persen untuk impor barang dari Cina senilai US$200 miliar atau sekitar Rp3000 triliun. Ini meningkat drastis dari jumlah impor asal Cina sebesar US$50 miliar atau sekitar Rp760 triliun yang diterapkan sebelumnya.

Baca:

Menurut Zhang Ming, peneliti di Akademi Cina bidang Ilmu Sosial, kebijakan bank sentral tadi merupakan respon Cina atas terjadinya pelemahan pertumbuhan ekonomi yang ditimbulkan oleh perang dagang.

Perang dagang yang semakin dalam dengan AS melemahkan peran perdagangan dalam pertumbuhan ekonomi,” kata Zhang. “Jika ekspor melambat karena terjadi sengketa perdagangan, dampaknya akan menyebar ke investasi di sektor manufaktur.” Saat ini, eknomi Cina memiliki nilai tahunan sekitar US$12 triliun atau sekitar Rp182 ribu triliun.

Berita terkait

Dikalahkan Liang / Wang di Final Piala Thomas 2024, Fajar / Rian Sebut Lawan Main Lebih Berani dan Cerdik

6 menit lalu

Dikalahkan Liang / Wang di Final Piala Thomas 2024, Fajar / Rian Sebut Lawan Main Lebih Berani dan Cerdik

Fajar / Rian mengungkapkan keunggulan lawan yang membuat mereka kalah di pertandingan final Piala Thomas 2024, Minggu, 5 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Destinasi Wisata di Chengdu yang jadi Tuan Rumah Piala Thomas dan Uber 2024

1 jam lalu

Destinasi Wisata di Chengdu yang jadi Tuan Rumah Piala Thomas dan Uber 2024

Salah satu destinasi wisata utama untuk dikunjungi adalah Pasar Malam Chengdu.

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Thomas 2024: Liang / Wang Tekuk Fajar / Rian, Indonesia Tertinggal 0-2 dari Cina

1 jam lalu

Hasil Piala Thomas 2024: Liang / Wang Tekuk Fajar / Rian, Indonesia Tertinggal 0-2 dari Cina

Fajar / Rian gagal menyamakan kedudukan untuk Indonesia usai dikalahkan pasangan Cina Liang / Wang pada final Piala Thomas 2024 lewat tiga game.

Baca Selengkapnya

Gagal Sumbang Poin di Final Piala Thomas 2024, Anthony Sinisuka Ginting Tak Bisa Keluar dari Tekanan Shi Yu Qi

1 jam lalu

Gagal Sumbang Poin di Final Piala Thomas 2024, Anthony Sinisuka Ginting Tak Bisa Keluar dari Tekanan Shi Yu Qi

Anthony Sinisuka Ginting mengungkapkan penyebab kekalahannya atas Shi Yu Qi di final Piala Thomas 2024 saat Indonesia menghadapi Cina.

Baca Selengkapnya

Hasil Final Piala Thomas 2024: Anthony Sinisuka Ginting Dibungkam Shi Yu Qi, Indonesia Teringgal 0-1 dari Cina

2 jam lalu

Hasil Final Piala Thomas 2024: Anthony Sinisuka Ginting Dibungkam Shi Yu Qi, Indonesia Teringgal 0-1 dari Cina

Anthony Sinisuka Ginting tak mampu berbuat banyak dalam laga perdana final Piala Thomas 2024 melawan tunggal pertama Cina, Shi Yu Qi.

Baca Selengkapnya

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

2 jam lalu

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

Asosiasi Persepatuan Indonesia menanggapi tutupnya pabrik sepatu Bata. Pengetatan impor mempersulit industri memperoleh bahan baku.

Baca Selengkapnya

Jadwal Final Piala Thomas 2024 Minggu Sore, Berikut Susunan Pemain Indonesia Lawan Cina

7 jam lalu

Jadwal Final Piala Thomas 2024 Minggu Sore, Berikut Susunan Pemain Indonesia Lawan Cina

Simak susunan pemain untuk laga final Piala Thomas 2024 antara Cina vs Indonesia yang akan digelar hari ini, Migggu, mulai 17.00 WIB.

Baca Selengkapnya

Hasil Final Piala Uber 2024: Tuan Rumah Cina Jadi Juara, Indonesia Runner-up

8 jam lalu

Hasil Final Piala Uber 2024: Tuan Rumah Cina Jadi Juara, Indonesia Runner-up

Ester Nurumi Tri Wardoyo yang turun di partai ketiga kalah melawan He Bing Jiao sehingga Cina yang jadi juara PIala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

9 jam lalu

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

Proyek pembangunan bandara AH Nasution ini mulai dibangun pada 2020 dengan anggaran sebesar Rp 434,5 miliar.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

23 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya