Macedonia Gelar Referendum Ganti Nama, Rusia-NATO Rebut Pengaruh

Sabtu, 29 September 2018 18:11 WIB

Perdana Menteri Macedonia Zoran Zaev [Reuters]

TEMPO.CO, Jakarta - Macedonia menjadi rebutan antara Rusia dan negara-negara Barat anggota NATO atau Pakta Pertahanan Atlantik Utara melalui referendum ganti nama negara termuda di Eropa itu pada hari Minggu, 30 September 2018.

Tarik menarik untuk mempengaruhi Macedonia semakin kencang menjelang referendum untuk mengakhiri sengketa 27 tahun antara negara bekas pecahan Yugoslavia tahun 1991 ini dengan Yunani.

Yunani mempersoalkan nama itu karena salah satu provinsinya di bagian utara memiliki nama yang sama, Macedonia. Sehingga Yunani menolak mengakui kemerdekaan Macedonia kecuali mengganti namanya.

Kesepakatan Yunani dan Macedonia pun dicapai pada Juni lalu yang disebut sebagai Prespes Agreement untuk mengganti nama negara Macedonia.

Melalui referendum yang akan diikuti 1,8 juta pemilih, Macedonia akan menjaring nama baru untuk negara balkan itu.

Advertising
Advertising

Beberapa nama diajukan untuk dipilih di antaranya Republik of New Macedonia, Republic of Northen Macedonia, Republic of Upper Macedonia, Republic of Vardaska Macedonia dan Skopje.

Pendukung referendum ganti nama Macedonia [CHANNEL NEWS ASIA]

Referendum yang tidak mengikat secara hukum atau sebagai konsultatif akan disarankan kepada parlemen untuk dibahas. Jika dua per tiga dari seluruh anggota parlemen meratifikasi kesepakatan itu, maka selanjutnya konstitusi akan diubah dengan mencantumkan nama baru negara.

Baca: Yunani - Macedonia Berdamai, Macedonia Setuju Berganti Nama

Yunani berjanji akan mencabut vetonya atau blokadenya selama ini di NATO dan Uni Eropa jika Macedonia resmi mengganti namanya. Sehingga Macedonia tidak lagi dihalangi untuk masuk jadi anggota NATO da Uni Eropa.

Namun, referendum pergantian nama Macedonia menempuh jalan berliku karena keterlibatan negara-negara raksasa Amerika Serikat dan sekutunya di NATO dan Uni Eropa berhadapan dengan Rusia.

Seperti dilaporkan South China Morning Post, Rusia berusaha mengawal agar referendum menghasilkan jawaban tidak. Rusia tidak ingin Macedonia bergabung dengan NATO dan Uni Eropa.

Bocoran pertemuan intelijen Macedonia tahun lalu menyebutkan Kremlin tengah mengorganisasi upaya mencegah negara-negara Western Balkans bergabung dengan NATO.

Baca: Serbia Tarik Seluruh Staf Kedutaannya dari Macedonia

"Jika mereka memilih tidak, Rusia melihat ini sebagai kemenangan besar," kata Michael Carpenter, pejabat senior Pentagon di masa pemerintahan Barack Obama dan sekarang menjabat sebagai Direktur Senior the Bidden Centre for Diplomacy and Global Engagement di University of Pennsylvania.

"Kami telah melihat Rusia berupaya ikut campur dalam proses politik demokrasi di wilayah ini beberapa tahun lamanya," kata Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg.

"Saya percaya Skopje dan rakyatnya bertahan dari upaya-upaya ikut campur seperti ini."

Dugaan Rusia ikut campur juga muncul dari terbelahnya sikap pemimpin Macedonia menanggapi referendum. Presiden Macedonia Gjorve Ivanov menyerukan boikot referendum.

Presiden Macedonia Gjorge Ivanov. REUTERS/Ints Kalnins

Partai oposisi terbesar Macedonia tidak mengambil sikap tegas sekalipun menolak kesepakatan dengan Yunani.

Baca: Gelar Aksi Protes, Massa Serang Gedung Parlemen Macedonia

Perdana Menteri Zoran Zaev sepenuhnya mendukung referendum dan menegaskan bahwa Macedonia tidak punya alternatif kecuali bergabung dengan NATO dan Uni Eropa.

"Tidak ada alternatif bagi negara saya kecuali keanggotaan penuh di NATO dan juga secara paralel keanggotaan penuh di Uni Eropa," kata Zaev setelah bertemu Stoltenberg September ini.

"Kami negara kecil, dan kami negara ramah, keinginan kami adalah membangun persahabatan dengan siapa saja, termasuk Rusia," ujar Zaev.

Zaev mengingatkan bahwa kegagalan referendum akan mengisolasi Macedonia. Dengan begitu akan membuka lembaran baru ketidakamanan dan ketidakstabilan di seluruh wilayah. Zaev pun berharap suksesnya referendum Macedonia akan menghasilkan model penyelesaian untuk negara-negara yang bersengketa di wilayah itu.

SOUTH CHINA MORNING POST | ALJAZEERA | CHANNEL NEWS ASIA

Berita terkait

Tentara AS Ditahan di Rusia, Dituduh Mencuri Uang Kekasihnya

1 jam lalu

Tentara AS Ditahan di Rusia, Dituduh Mencuri Uang Kekasihnya

Rusia menuduh tentara AS terlibat pencurian dengan mengambil uang kekasihnya.

Baca Selengkapnya

Ukraina Tolak Akui Vladimir Putin sebagai Presiden Sah Rusia

2 jam lalu

Ukraina Tolak Akui Vladimir Putin sebagai Presiden Sah Rusia

Kementerian Luar Negeri Ukraina mengatakan tidak ada dasar hukum untuk mengakui Vladimir Putin sebagai presiden Rusia yang sah.

Baca Selengkapnya

Zelensky Masuk Daftar Buronan Rusia, Dubes Ukraina: Upaya Putus Asa dari Negara yang Kalah

11 jam lalu

Zelensky Masuk Daftar Buronan Rusia, Dubes Ukraina: Upaya Putus Asa dari Negara yang Kalah

Duta Besar Ukraina untuk Indonesia menanggapi laporan media bahwa Rusia memasukkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky ke dalam daftar buronan.

Baca Selengkapnya

Ukraina Berharap Indonesia Hadiri KTT Perdamaian di Swiss Bulan Depan

22 jam lalu

Ukraina Berharap Indonesia Hadiri KTT Perdamaian di Swiss Bulan Depan

Dubes Ukraina mengatakan pemerintah Indonesia belum mengonfirmasi kehadiran di KTT Perdamaian, yang akan berlangsung di Swiss bulan depan.

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Rusia Kesal Volodymyr Zelensky Bawa-bawa Tuhan dalam Perang Ukraina

1 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Rusia Kesal Volodymyr Zelensky Bawa-bawa Tuhan dalam Perang Ukraina

Volodymyr Zelensky disebut Kementerian Luar Negeri Rusia sedang hilang akal karena membawa-bawa Tuhan dalam konflik dengan Moskow.

Baca Selengkapnya

Zelensky Masuk dalam Daftar Buron Rusia, Ukraina Sebut Moskow Putus Asa

1 hari lalu

Zelensky Masuk dalam Daftar Buron Rusia, Ukraina Sebut Moskow Putus Asa

Ukraina menyebut Rusia mencari perhatian karena menetapkan Presiden Zelensky sebagai buronan.

Baca Selengkapnya

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

2 hari lalu

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

Kementerian Dalam Negeri Rusia mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

3 hari lalu

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

Keputusan penyelenggara Eurovision diambil meskipun ketegangan meningkat seputar partisipasi Israel

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

4 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

4 hari lalu

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

Terkini: Presiden Jokowi dorong penghiliran industri jagung, Uni Eropa jajaki peluang investasi di IKN.

Baca Selengkapnya