Selamatkan Nyawa, Dokter Pompa Jantung Pasien 30 Ribu Kali

Reporter

Tempo.co

Jumat, 28 September 2018 14:30 WIB

Sebanyak 30 tenaga medis profesional berupaya menyelamatkan seorang pasien anak laki-laki, 8 tahun, yang sedang diantara hidup dan mati. Para tenaga medis itu memompa dada pasien tersebut sebanyak 30 ribu kali. Untungnya, kerja keras itu berhasil menyelamatkan nyawa anak tersebut. Sumber: China Daily/asiaone.com

TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 30 tenaga medis profesional berupaya menyelamatkan seorang pasien anak laki-laki, 8 tahun, yang sedang diantara hidup dan mati. Tim dokter memompa dada pasien tersebut sebanyak 30 ribu kali. Untungnya, kerja keras itu berhasil menyelamatkan nyawa anak tersebut.

Dikutip dari situs asiaone.com pada Jumat, 28 September 2018, anak laki-laki yang tidak dipublikasi identitasnya itu mengalami gejala sakit perut dan demam. Dia dimasukkan ke ruang ICU khusus anak-anak pada Kamis sore, 28 September 2018, hasil uji labolatorium menunjukkan dia menderita fulminant myocarditis. Penyakit ini adalah proses peradangan yang terjadi di miokardium, jaringan otot jantung, dan menyebabkan gagal jantung akut.

Baca: Dokter Upayakan Alat Berat untuk Berdirikan Gajah Terkena Jerat

Sebanyak 30 tenaga medis profesional berupaya menyelamatkan seorang pasien anak laki-laki, 8 tahun, yang sedang diantara hidup dan mati. Para tenaga medis itu memompa dada pasien tersebut sebanyak 30 ribu kali. Untungnya, kerja keras itu berhasil menyelamatkan nyawa anak tersebut. Sumber: China Daily/asiaone.com

Baca: Ini Bayi Anjing yang Bikin Dokter Hewan Digugat Rp 1,5 Miliar

Advertising
Advertising

Saat masuk ke rumah sakit dan menerima perawatan khusus, pasien tersebut sudah dalam kondisi stabil. Namun kondisinya berubah ketika detak jantungnya terus melambat. Saat bantuan pertama diberikan, tidak ada perkembangan yang berarti. Ketika bantuan terus-menerus diberikan, kondisi pasien berangsur stabil, namun hidupnya masih dalam risiko.

“Miokarditis fulminan ditandai dengan serang yang cepat, gejala yang parah, kemajuan yang cepat dan kematian yang tinggi. Hasilnya bisa fatal jika pasien tidak menerima perawatan tepat waktu,” kata Zou Guojin, dokter dari rumah sakit anak-anak Changzhou.

Sebagai langkah lanjutan, tim dokter memutuskan untuk menggunakan alat extracorporeal membrane oxygenation atau ECMO, yakni sebuah alat canggih untuk memberikan bantuan pernafasan dan jantung. Sayang, rumah sakit anak Changzhou tidak memiliki ECMO sehingga harus meminjamnya dari rumah sakit anak-anak Universitas Fudan di Shanghai.

Dibutuhkan waktu 3 jam lebih untuk mendapatkan ECMO pinjaman itu. Saat bersamaan, kondisi pasien memburuk dengan cepat. Tekanan darahnya naik. Jantungnya terus melemah hingga pada pukul 2.50 siang, jantungnya benar-benar berhenti berdetak sementara ECMO yang dibutuhkan masih dalam perjalanan. Walhasil, tim dokter secara bergantian memicu jantung pasien agar membuatnya tetap hidup.

Sekitar 30 tenaga profesional mencoba menyelamatkan pasien tersebut hingga alat ECMO yang dibutuhkan tiba di ruangan. Saat alat itu sampai, tenaga medis terhitung telah 30 ribu kali memompa jantung

“Kami sangat berupaya menyelamatkan nyawa anak ini. Dunia tidak sekejam itu karena kami mencintai mu,” kata salah seorang staf yang ikut menyelamatkan nyawa anak tersebut.

Jantung pasien tersebut sudah kembali berdetak meski sangat lemah. Dia masih berada dalam pengawasan dokter.

Berita terkait

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

23 detik lalu

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

Seorang dokter bedah Palestina terkemuka dari Rumah Sakit al-Shifa di Gaza meninggal di penjara Israel setelah lebih dari empat bulan ditahan.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

4 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

14 jam lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Awas, Marah Sebentar Saja Tingkatkan Risiko Serangan Jantung

21 jam lalu

Awas, Marah Sebentar Saja Tingkatkan Risiko Serangan Jantung

Peneliti menyebut amarah buruk buat fungsi pembuluh darah, mengganggu fungsi arteri, yang selanjutnya terkait risiko serangan jantung.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

23 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

1 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

1 hari lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

1 hari lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

2 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya