Diusir Israel, Warga Palestina Tolak Tinggalkan Khan al-Ahmar

Senin, 24 September 2018 14:01 WIB

Orang-orang Palestina berkumpul di depan sebuah buldoser Israel ketika mereka memprotes rencana Israel menghancurkan desa Badui Palestina, Khan al-Ahmar, di Tepi Barat, 14 September 2018. REUTERS/Mussa Qawasma

TEMPO.CO, Jakarta - Penduduk Palestina yang tinggal di desa Badui di Tepi Barat telah diultimatum oleh pemerintah Israel untuk membongkar dan meninggalkan rumah mereka dalam delapan hari ke depan.

Ultimatum diberikan pada hari Minggu, 23 September 2018 atau beberapa minggu setelah Mahkamah Agung Israel menolak banding terhadap pembongkaran tersebut.

Baca: Uni Eropa Desak Israel Batalkan Pembongkaran Desa Palestina

Menurut unit di Kementrian Pertahanan Israel yang mengawasi urusan sipil di Tepi Barat dengan landasan keputusan Mahkamah Agung, penduduk Khan al-Ahmar telah menerima pemberitahuan hari ini yang mengharuskan mereka untuk membongkar seluruh bangunan di situs tersebut pada 1 Oktober 2018. Apabila mereka menolak, pihak berwenang akan memerintahkan pembongkaran secara paksa sesuai dengan keputusan pengadilan dan hukum.

Kecaman masyarakat internasional dan kritik sebelumnya telah diberikan sehubungan dengan rencana Israel untuk menghancurkan desa yang dihuni 180 orang itu.

Inggris, Perancis, Jerman, Italia dan Spanyol pada awal bulan ini bahkan memperbaharui seruannya untuk Israel agar tidak menghancurkan desa tersebut. Serta mengingatkan tentang konsekuensi bagi penduduk dan prospek solusi dua negara, yaitu Israel dan Palestina.

Advertising
Advertising

“Tidak ada satupun yang pergi. Kami harus diusir secara paksa,” ucap Eid Abus Khamis selaku juru bicara desa badui kepada Aljazeera. Menurutnya, pertemuan warga akan diadakan untuk membahas masalah ini.

Baca: PBB: Israel Langgar Hukum Internasional di Palestina

“Apabila kami ingin mengambil insentif ini, kami akan mengambilnya sejak 30 tahun yang lalu, insentif terus berdatangan tetapi kami selalu menolak,” ujar Khamis, “Kami akan tetap tinggal di tanah kami dan kami tidak akan pergi hanya dengan paksaan.”

Seorang ayah dari empat anak berusia 37 tahun bernama Yousef Abu Dahouk mengatakan kepada Al Jazeera bahwa pasukan Israel telah memasuki desa dan mengayunkan senjata tajam di depan anak-anak dekat sekolah yang juga diperkirakan akan dihancurkan.

“Pasukan Israel mencoba untuk masuk ke dalam sekolah tetapi para aktivis mencegahnya. Setelah itu, mereka mengelilingi desa, di antara rumah-rumah dan menjelajahi tempat itu dengan tujuan untuk mencari tahu berapa banyak aktivis yang ada. Kemudian mereka pergi,” ujarnya.

Berita terkait

Houthi Tawarkan Pendidikan bagi Mahasiswa AS yang Diskors karena Demo Pro-Palestina

3 jam lalu

Houthi Tawarkan Pendidikan bagi Mahasiswa AS yang Diskors karena Demo Pro-Palestina

Kelompok Houthi di Yaman menawarkan tempat melanjutkan studi bagi para mahasiswa AS yang diskors karena melakukan protes pro-Palestina.

Baca Selengkapnya

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

4 jam lalu

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

Seorang dokter bedah Palestina terkemuka dari Rumah Sakit al-Shifa di Gaza meninggal di penjara Israel setelah lebih dari empat bulan ditahan.

Baca Selengkapnya

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

4 jam lalu

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian mengatakan Iran telah membebaskan awak kapal MSC Aries yang terafiliasi dengan Israel, setelah sempat disita di dekat Selat Hormuz.

Baca Selengkapnya

Kelompok Milisi Irak Lancarkan Serangan Rudal terhadap Israel

5 jam lalu

Kelompok Milisi Irak Lancarkan Serangan Rudal terhadap Israel

Kelompok bersenjata Perlawanan Islam di Irak mengaku bertanggung jawab atas serangan rudal terhadap kota Tel Aviv dan Be'er Sheva di Israel.

Baca Selengkapnya

Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

5 jam lalu

Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

Kepala UNESCO menyerukan penghargaan atas keberanian jurnalis Palestina menghadapi kondisi 'sulit dan berbahaya' di Gaza.

Baca Selengkapnya

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

6 jam lalu

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

Jika perang terus berlanjut selama sembilan bulan, kemajuan yang dicapai selama 44 tahun akan musnah. Kondisi itu akan membuat Gaza kembali ke 1980

Baca Selengkapnya

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

6 jam lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

6 jam lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

8 Personel Militer Suriah Terluka dalam Serangan Israel di Damaskus

6 jam lalu

8 Personel Militer Suriah Terluka dalam Serangan Israel di Damaskus

Suriah mengatakan delapan personel militernya terluka akibat serangan Israel di sekitar ibu kota Damaskus.

Baca Selengkapnya

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

7 jam lalu

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

PBB melaporkan kehancuran perumahan di Gaza akibat serangan brutal Israel sejak 7 Oktober merupakan yang terburuk sejak Perang Dunia II.

Baca Selengkapnya