Takut Green Card Disalahgunakan Imigran, Amerika Buat Aturan Baru

Reporter

Tempo.co

Minggu, 23 September 2018 19:59 WIB

Pembuat bendera asal Pakistan. dawn.com

TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat akan menolak imigran yang memanfaatkan Green Card atau kartu penduduk tetap, demi mendapatkan bantuan makanan dan uang santunan. Aturan baru ini akan berdampak negatif pada ratusan ribu imigran yang tinggal di Negeri Abang Sam.

Dikutip dari ndtv.com pada Minggu, 23 September 2018, proposal aturan baru ini telah ditanda-tangani oleh Menteri Dalam Negeri Amerika Serikat, Kirstjen Nielsen, pada 21 September 2018. Aturan ini telah pula diunggah di situs resmi Kementerian Dalam Negeri atau DHS. Pusat industri teknologi di Silicon Valley serta politikus Amerika Serikat, menentang aturan ini.

“Imigran asing yang mencari keuntungan lewat status atau visa atau mereka yang mengajukan Green Card, harus menunjukkan bukti bahwa mereka tidak akan memanfaatkan biaya publik, kecuali diputuskan oleh kongres. Biaya publik artinya menerima manfaat dari pemerintah,” demikian bunyi aturan baru itu.

Baca: Green Card, Perjuangan Dapatkan Status di Amerika

Advertising
Advertising

Green Card. (nygreencard)

Langkah ini diambil beberapa hari pasca-terjadinya kerusuhan yang dilakukan kalangan imigran. Kerusuhan pecah setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengatakan kepada sebuah pengadilan federal terkait keinginannya untuk mencabut izin kerja para pengguna visa tipe H-4. Visa jenis ini banyak digunakan oleh masyarakat India-Amerika.

Izin kerja para pengguna visa tipe H-4 diperkirakan akan dicabut dalam tiga bulan ke depan. Langkah ini dipastikan akan menjadi pukulan telak bagi kalangan imigran perempuan India karena mereka sangat diuntungkan pada era mantan Presiden Barack Obama.

Baca: Dino: Proses Cabut Kewarganegaraan di AS Panjang dan Lama

“Di bawah undang-undang federal yang lama, mereka yang ingin menjadi imigran di Amerika Serikat harus memperlihatkan kemampuan finansial mereka. Kementerian menangani tanggung jawab finansial ini secara serius dan terbuka pada pendapat publik atas aturan baru ini,” kata Nielsen.

Pemberlakuan aturan baru soal Green Card ini, berarti menerapkan sebuah undang-undang yang diloloskan oleh Kongres Amerika Serikat yang ingin mempromosikan imigran mandiri secara finansial dan melindungi sumber daya alam Amerika Serikat dengan cara memastikan para imigran itu tidak menjadi beban bagi para pembayar pajak Amerika Serikat.

Berita terkait

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

21 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

5 hari lalu

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker

Baca Selengkapnya

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

7 hari lalu

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

Dampak dari diloloskannya RUU Safety of Rwanda telah membuat Irlandia kebanjiran imigran yang ingin meminta suaka.

Baca Selengkapnya

Film Past Lives Masuk Nominasi Oscar: Bertutur Sisi Lain Imigran di Kanada

3 Maret 2024

Film Past Lives Masuk Nominasi Oscar: Bertutur Sisi Lain Imigran di Kanada

Film ini mengisahkan dua sahabat kecil asal Korea, Nora dan Hae Sung, dua imigran yang bertemu kembali di New York setelah berpisah beberapa dekade.

Baca Selengkapnya

Biden Desak Kongres AS Loloskan Anggaran untuk Militer Israel Sebesar US$14,1 miliar

5 Februari 2024

Biden Desak Kongres AS Loloskan Anggaran untuk Militer Israel Sebesar US$14,1 miliar

Presiden Amerika Serikat Joe Biden mendesak Kongres AS untuk "segera meloloskan" bantuan militer senilai US$14,1 miliar kepada Israel.

Baca Selengkapnya

Polisi Kembali Menetapkan Dua Tersangka Kasus Penyelundupan Pengungsi Rohingya ke Aceh

28 Desember 2023

Polisi Kembali Menetapkan Dua Tersangka Kasus Penyelundupan Pengungsi Rohingya ke Aceh

Aparat Kepolisian Resor Kota Banda Aceh kembali menetapkan dua tersangka kasus penyelundupan pengungsi Rohingya ke pesisir Aceh Besar.

Baca Selengkapnya

Polda Aceh Temukan 15 Unit Ponsel dalam Barang Bawaan Pengungsi Rohingya di Banda Aceh, Ini Dugaannya

21 Desember 2023

Polda Aceh Temukan 15 Unit Ponsel dalam Barang Bawaan Pengungsi Rohingya di Banda Aceh, Ini Dugaannya

Personel Polresta Banda Aceh Polda Aceh temukan 15 unit telepon selular (ponsel) saat menggeledah ulang barang bawaan pengungsi Rohingya di Banda Aceh

Baca Selengkapnya

Polda Aceh Ungkap WNI Terlibat Kasus Penyelundupan Pengungsi Rohingya, Segini Bayarannya Per Orang

16 Desember 2023

Polda Aceh Ungkap WNI Terlibat Kasus Penyelundupan Pengungsi Rohingya, Segini Bayarannya Per Orang

Polda Aceh ungkap keterlibatan WBNI selundupkan pengungsi Rohingya. Mereka dipungut biaya sebesar 20.000-100.000 taka atau Rp 3-15 juta per orangnya.

Baca Selengkapnya

Enam Remaja Prancis Dihukum karena Dianggap Terlibat Pemenggalan Guru

9 Desember 2023

Enam Remaja Prancis Dihukum karena Dianggap Terlibat Pemenggalan Guru

Pengadilan Prancis menghukum enam remaja karena dinilai terlibat dalam pemenggalan kepala guru sejarah Samuel Paty pada 2020.

Baca Selengkapnya