Dibungkam Rezim Kamboja, 4 Fakta di Balik Penahanan Kem Sokha

Selasa, 11 September 2018 16:30 WIB

Pemimpin oposisi Kamboja dan Ketum National Rescue Party (CNRP) Kem Sokha berbicara saat wawancara dengan Reuters di provinsi Prey Veng, Kamboja 28 Mei 2017. [REUTERS / Samrang Pring]

TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin partai oposisi Kamboja, Kem Sokha, dibebaskan dengan jaminan dan dialihkan menjadi tahanan rumah setelah dipenjara selama setahun atas tuduhan makar, usai Perdana Menteri Hun Sen memenangi pemilu tanpa oposisi pada Mei lalu.

Baca: Rezim Hun Sen Bebaskan Oposisi Kem Sokha, Jadi Tahanan Rumah

Hun Sen, yang telah memegang kekuasaan selama lebih dari tiga puluh tahun, menindak keras para oposisi, kemudian mengebiri pesaingnya secara politis.

Pemerintah menindak keras oposisi tahun lalu karena partai bekuasa Hun Sen khawatir prospek oposisi dalam pemilihan umum Kamboja.


1. Dituduh Berkomplot dengan AS

Advertising
Advertising

Pemimpin oposisi Kem Sokha dikawal oleh polisi setelah penangkapan tengah malam di Phnom Penh, 3 September 2017.[Phnom Penh Post]

Pada 3 September 2017, polisi menangkap pemimpin Partai Penyelamatan Nasional Kamboja (CNRP) Kem Sokha atas tuduhan pengkhianatan. Perdana Menteri Hun Sen menuduh ketum partai oposisi itu bersekongkol dengan Amerika Serikat untuk menggulingkan rezimnya.

Di tengah ketegangan politik yang memburuk di Kamboja, rezim Hun Sen menahan pemimpin CNRP, yang ditangkap tepat setelah pukul 12.30 malam bersama dengan delapan pengawal selama penggerebekan di rumahnya di Tuol Kork. Sokha ditahan oleh 100 polisi dan dikirim hampir 200 kilometer ke penjara dekat perbatasan Vietnam.

"Pengkhianatan berkolusi dengan pihak asing untuk mengkhianati negara mengharuskan (kita) untuk melakukan penangkapan segera," kata Hun Sen, seperti dilaporkan Phnom Penh Post, 11 September 2018.

Perdana menteri menuduh AS, yang sering disebutnya sebagai "tangan ketiga", tengah merencanakan kudeta, membangkitkan rezim Lon Nol yang didukung AS, yang menggulingkan mendiang Raja Norodom Sihanouk pada tahun 1970 sebelum digulingkan oleh Khmer Merah lima tahun kemudian.

Berita terkait

Cuaca Panas di Kamboja Sebabkan Gudang Amunisi Meledak, 20 Tentara Tewas

1 hari lalu

Cuaca Panas di Kamboja Sebabkan Gudang Amunisi Meledak, 20 Tentara Tewas

Cuaca panas menerjang sejumlah negara di Asia. Di Kamboja, gudang amunisi meledak hingga menyebabkan 20 tentara tewas.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

AS Kembalikan Barang Antik Curian ke RI, Ada Peninggalan Majapahit

6 hari lalu

AS Kembalikan Barang Antik Curian ke RI, Ada Peninggalan Majapahit

Jaksa New York mengembalikan barang antik yang dicuri dari Kamboja dan Indonesia. Dari Indonesia, ada peninggalan Kerajaan Majapahit.

Baca Selengkapnya

AS Kembalikan Barang Antik yang Dicuri dari Indonesia dan Kamboja

7 hari lalu

AS Kembalikan Barang Antik yang Dicuri dari Indonesia dan Kamboja

Jaksa wilayah New York AS menuduh dua pedagang seni terkemuka melakukan perdagangan ilegal barang antik dari Indonesia dan Cina senilai US$3 juta.

Baca Selengkapnya

Ada Youtuber Siksa Kera di Angkor, Pemerintah Kamboja Bakal Ambil Tindakan

24 hari lalu

Ada Youtuber Siksa Kera di Angkor, Pemerintah Kamboja Bakal Ambil Tindakan

Selama ini, penyiksaan terhadap kera di Angkor tidak mencolok, tapi lama kelamaan kasusnya semakin banyak.

Baca Selengkapnya

Thailand Berencana Legalisasi Kasino untuk Tingkatkan Pemasukan dan Lapangan Kerja

36 hari lalu

Thailand Berencana Legalisasi Kasino untuk Tingkatkan Pemasukan dan Lapangan Kerja

Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin mengatakan jika disahkan oleh parlemen, undang-undang kasino akan menghasilkan lebih banyak lapangan kerja

Baca Selengkapnya

Terkini: Dampak Ekonomi Konser Taylor Swift dan Coldplay di Singapura Tembus Rp 11 Triliun, Harga Tiket Promo AirAsia Rute Internasional Mulai Rp 990 Ribuan

47 hari lalu

Terkini: Dampak Ekonomi Konser Taylor Swift dan Coldplay di Singapura Tembus Rp 11 Triliun, Harga Tiket Promo AirAsia Rute Internasional Mulai Rp 990 Ribuan

LPM FEB UI meneliti dampak ekonomi dari konser Taylor Swift dan Coldplay di Singapura. Perhelatan konser dua bintang dunia tersebut tembus Rp 11 T.

Baca Selengkapnya

Untuk Idul Fitri, Indonesia Impor 22 Ribu Ton Beras dari Kamboja

47 hari lalu

Untuk Idul Fitri, Indonesia Impor 22 Ribu Ton Beras dari Kamboja

Pemerintah mengimpor 22.500 ton beras dari Kamboja untuk memenuhi kebutuhan stok beras menjelang Idul Fitri 1445H, selain mengandalkan produk nasional

Baca Selengkapnya

Pariwisata Kamboja dan Malaysia Paling Cepat Pulih di Asia Tenggara, Bagaimana Indonesia?

52 hari lalu

Pariwisata Kamboja dan Malaysia Paling Cepat Pulih di Asia Tenggara, Bagaimana Indonesia?

Sebuah perusahaan riset mengungkap tingkat pemulihan industri pariwisata Asia Tenggara dilihat dari kunjungan wisatawan asing, Kamboja paling tinggi.

Baca Selengkapnya

Uniknya Kuil Bayon di Angkor Wat yang Menampilkan 200 Wajah Tersenyum Damai

53 hari lalu

Uniknya Kuil Bayon di Angkor Wat yang Menampilkan 200 Wajah Tersenyum Damai

Identitas sosok yang sedang tersenyum ini menjadi perdebatan sejak penemuan kembali Bayon di Angkor Wat pada abad ke-19.

Baca Selengkapnya