Uni Eropa Ajukan UU untuk Hapus Konten Ekstremis di Internet

Kamis, 6 September 2018 12:30 WIB

Kegiatan melacak serangan cybercrime di Laboratorium Forensic Microsoft Digital Cybercrime Unit, Redmond, Seattle. Kredit foto: Microsoft

TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Uni Eropa akan mengusulkan undang-undang pada bulan ini yang mengharuskan Google, Facebook, Twitter dan perusahaan internet lainnya untuk menghapus konten ekstremis dan bekerjasama dengan otoritas penegak hukum.

Seperti dilaporkan Reuters, 6 september 2018, Komisi menyampaikan kepada perusahaan-perusahaan tersebut pada Maret lalu bahwa mereka memiliki waktu tiga bulan untuk menghapus konten ekstremis lebih cepat atau menghadapi undang-undang yang memaksa mereka untuk melakukannya.

Baca: Uni Eropa Denda Google, Ini Alasannya

Undang-undang ini akan merekomendasikan penghapusan wajib dalam waktu satu jam dari perusahaan yang diberitahu tentang keberadaan konten ekstremis.

Komisaris Hukum Eropa Vera Jourova mengatakan pada konferensi pers bahwa kode etik yang ada untuk melawan pidato kebencian ilegal bisa tetap dilakukan secara sukarela.

Advertising
Advertising

Ruang laboratorium forensic digital di Microsoft Digital Cybercrime Unit. Sistem di sini siaga 24 jam untuk memonitor serangan siber di seluruh dunia (Kredit Foto: Microsoft)

"(Tapi pada) konten teroris, kami sampai pada kesimpulan bahwa itu terlalu menjadi ancaman dan risiko yang serius bagi masyarakat Eropa, dan kita harus memiliki kepastian mutlak bahwa semua platform dan semua penyedia IT akan menghapus konten teroris dan akan bekerjasama dengan badan penegak hukum," katanya.

Dia mengatakan, proposal Komisi akan siap akhir bulan ini. Pemerintah Uni Eropa dan Parlemen Eropa harus menyetujui undang-undang baru.

"Ya, ini di tahap akhir," katanya.

Komisi Uni Eropa menyepakati kode etik atas ujaran kebencian dengan Facebook, Microsoft, Twitter dan YouTube pada tahun 2016. Perusahaan lain telah mengumumkan rencana untuk bergabung dengan UU ujaran kebencian Uni Eropa.

Sementara dilansir dari The National, David Ibsen, direktur eksekutif Proyek Kontra Ekstremisme (CEP), mengatakan pada Selasa 4 September, sangat penting jika Uni Eropa membuat langkah untuk mencegah penyalahgunaan layanan yang disediakan oleh penyedia komputasi penyimpanan seperti Dropbox, Google Drive, dll.

Baca: Terkait Android, Uni Eropa Denda Google Rp 72 Triliun

"Penelitian CEP menunjukkan bahwa konten teroris yang telah diidentifikasi di Dropbox, Google Drive, Microsoft One Drive, serta Amazon Cloud Drive sering dihapus sekitar satu hingga dua hari, tetapi terkadang tersedia lebih lama. Dalam jumlah waktu itu, bahan propaganda yang sering bersifat kekerasan ini dapat dilihat dan dibagikan ratusan, bahkan ribuan kali," tutur Ibsen.

Inisiatif ini merupakan tindakan yang lebih luas Uni Eropa untuk mengatasi penyebaran kejahatan teknologi. Secara terpisah, parlemen Uni Eropa diperkirakan akan memberikan suara pekan depan atas proposal Komisi Uni Eropa mengenai kerangka kerja kolektif baru tentang ancaman dan konten ekstremis di internet.

Berita terkait

Twitch Meluncurkan Umpan Penemuan seperti TikTok

20 jam lalu

Twitch Meluncurkan Umpan Penemuan seperti TikTok

Twitch meluncurkan umpan penemuan baru yang mirip seperti TikTok untuk semua penggunanya

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

21 jam lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Izin Operasi Starlink Rampung, Kominfo: Kecil Peluang Masuk Jakarta

1 hari lalu

Izin Operasi Starlink Rampung, Kominfo: Kecil Peluang Masuk Jakarta

Kominfo akhirnya mengizinkan masuknya layanan Starlink ke Indonesia. Bukan untuk kota besar, Starlink didorong masuk ke wilayah terisolir.

Baca Selengkapnya

Luhut Sebut Starlink Milik Elon Musk Diluncurkan di RI Dua Pekan Lagi, Akan Diumumkan di Bali

1 hari lalu

Luhut Sebut Starlink Milik Elon Musk Diluncurkan di RI Dua Pekan Lagi, Akan Diumumkan di Bali

Menteri Luhut menyebutkan layanan internet berbasis satelit Starlink bakal diluncurkan dalam dua pekan ke depan atau pertengahan Mei 2024.

Baca Selengkapnya

UU Desa yang Baru, Apa Saja Poin-Poin Isinya?

1 hari lalu

UU Desa yang Baru, Apa Saja Poin-Poin Isinya?

Presiden Jokowi telah mengesahkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2024 tentang Desa atau UU Desa

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

2 hari lalu

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

Terkini: Presiden Jokowi dorong penghiliran industri jagung, Uni Eropa jajaki peluang investasi di IKN.

Baca Selengkapnya

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

2 hari lalu

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

Delegasi Uni Eropa mengunjungi Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk penjajakan peluang investasi.

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Paket Internet Termurah, Indonesia Nomor Berapa?

2 hari lalu

10 Negara dengan Paket Internet Termurah, Indonesia Nomor Berapa?

Berikut ini deretan negara dengan tarif internet termurah per satu gigabyte, di antaranya Israel dan India yang unggul dengan teknologinya.

Baca Selengkapnya

Uni Eropa Cemas TikTok Lakukan Pelanggaran

3 hari lalu

Uni Eropa Cemas TikTok Lakukan Pelanggaran

Ursula von der Leyen mengakui TikTok telah menimbulkan ancaman, namun dia tidak menjelaskan lebih detail.

Baca Selengkapnya

Penyebab Aplikasi Soal Ujian Mati di Hari Pertama UTBK 2024, Begini Penjelasan Panitia Pusat

3 hari lalu

Penyebab Aplikasi Soal Ujian Mati di Hari Pertama UTBK 2024, Begini Penjelasan Panitia Pusat

Hari pertama pelaksanaan UTBK 2024 diwarnai kendala teknis pada akses soal ujian yang dialami para peserta. Ada empat dugaan penyebabnya.

Baca Selengkapnya