Perang Dingin, AS Ingin Serang Uni Soviet dan Cina dengan Nuklir

Senin, 3 September 2018 18:30 WIB

Sebuah awan dari ledakan bom atom di Hiroshima, Jepang, 6 Agustus 1945. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Selama Perang Dingin, Angkatan Darat Amerika Serikat dilaporkan pernah membuat rencana untuk perang nuklir yang dirancang pada 1960-an untuk menghancurkan Uni Soviet dan Cina dengan menghancurkan industri potensial dan memusnahkan sebagian besar populasi.

Dilansir dari Russia Today, 3 September 2018, Dokumen rahasia rencana ini adalah rencana perang nuklir umum AS yang ditinjau Staf Gabungan pada 1964, yang baru-baru ini diterbitkan oleh proyek Arsip Keamanan Nasional George Washington University. Rencana menunjukkan bagaimana Pentagon mempelajari opsi untuk menghancurkan Uni Soviet dan Cina.

Baca: Israel Ancam Gunakan Senjata Nuklir untuk Melibas Musuhnya

Peninjauan ulang, yang dilakukan dua tahun setelah Krisis Misil Kuba, merencanakan skenario penghancuran Uni Soviet dengan memusnahkan 70 persen industrinya selama serangan nuklir antisipasi dan pembalasan.

Ledakan Bom Nuklir [www.smithsonianmag.com]

Advertising
Advertising

Sementara target lainnya adalah Cina, yang memiliki ekonomi berbasis agraria saat itu. Menurut rincian rencana, AS akan memusnahkan 30 kota besar Cina, membunuh 30 persen populasi dan mengurangi separuh kemampuan industrinya. Keberhasilan pelaksanaan serangan nuklir berskala besar akan memastikan bahwa Cina tidak lagi menjadi negara yang layak.

Staf Gabungan telah mengusulkan untuk menggunakan pemusnahan populasi sebagai tolak ukur utama untuk keefektifan dalam menghancurkan masyarakat musuh dengan hanya perhatian terhadap kerusakan industri.

Baca: Israel Diduga Pernah Uji Coba Senjata Nuklir di Samudra Hindia

Dilansir dari Sputniknews, Badan Arsip dan Arsip Nasional (NARA) telah mengumumkan dan mempublikasikan daftar target potensial pemboman nuklir AS tahun 1959, yang mencakup ratusan tujuan tidak hanya di Uni Soviet, tetapi juga di Eropa Timur dan Cina.

Dokumen yang baru-baru ini dirilis menunjukkan bahwa AS merasa penghancuran kawasan perkotaan Uni Soviet dan Cina menjadi pilihan yang masuk akal jika terjadi perang nuklir. Menurut Rencana Operasi Terpadu Tunggal (SIOP) 1962-1964, dokumen yang digunakan sebagai pedoman untuk senjata nuklir dalam kasus perang, AS sedang mempertimbangkan menghambat kemampuan industri dan penghancuran masyarakat dalam skenario serangan balasan.

Ledakan bom hidrogen milik Uni Soviet. atomicarchive.com

Di antara target prioritas pertama dalam rencana ini adalah ICBM, lapangan udara dan objek militer lainnya. Namun, tingkat prioritas terakhir, yang disebut "target Charlie" termasuk daerah perkotaan. Tujuannya adalah untuk menghancurkan kemampuan suatu negara untuk berperang dan untuk menghapus Cina dan Uni Soviet dari kategori kekuatan industri utama, untuk memastikan posisi yang menguntungkan bagi AS di dunia pasca-perang.

Rencana perang nuklir 1964 tidak menyebut tingkat korban musuh yang diantisipasi, tetapi para peneliti memproyeksikan berdasarkan perkiraan tahun 1961 bahwa serangan AS akan membunuh 71 persen penduduk di pusat-pusat perkotaan utama Uni Soviet dan 53 persen penduduk di Cina . Demikian juga, perkiraan 1962 meramalkan kematian 70 juta warga Soviet selama "serangan tiba-tiba Amerika Serikat" pada target militer dan industri perkotaan.

Baca: PBB: Iran Penuhi Kesepakatan Nuklir 2015

Strategi nuklir yang ada juga memungkinkan AS untuk melakukan serangan nuklir tidak hanya dalam menanggapi serangan nuklir musuh, tetapi juga sebagai balasan terhadap serangan strategis non-nuklir yang signifikan di Amerika Serikat dan sekutunya selama Perang Dingin.

Berita terkait

Jadwal Final Piala Thomas 2024 Minggu Sore, Berikut Susunan Pemain Indonesia Lawan Cina

4 jam lalu

Jadwal Final Piala Thomas 2024 Minggu Sore, Berikut Susunan Pemain Indonesia Lawan Cina

Simak susunan pemain untuk laga final Piala Thomas 2024 antara Cina vs Indonesia yang akan digelar hari ini, Migggu, mulai 17.00 WIB.

Baca Selengkapnya

Hasil Final Piala Uber 2024: Tuan Rumah Cina Jadi Juara, Indonesia Runner-up

5 jam lalu

Hasil Final Piala Uber 2024: Tuan Rumah Cina Jadi Juara, Indonesia Runner-up

Ester Nurumi Tri Wardoyo yang turun di partai ketiga kalah melawan He Bing Jiao sehingga Cina yang jadi juara PIala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

20 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

1 hari lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

1 hari lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

1 hari lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

1 hari lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

2 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

2 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya