Amerika Serikat Balas Tuduhan Serangan Drone di Venezuela
Reporter
Non Koresponden
Editor
Eka Yudha Saputra
Senin, 6 Agustus 2018 12:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat membantah berada di balik serangan drone yang menargetkan Presiden Venezuela, Nicolas Maduro , saat berpidato di acara militer, pada Sabtu 4 Agustus.
"Saya mengatakan dengan tegas bahwa tidak ada keterlibatan pemerintah Amerika Serikat dalam hal ini," kata John Bolton, penasihat keamanan nasional untuk Gedung Putih, seperti dilaporkan Reuters, 6 Agustus 2018.
Baca: Presiden Venezuela Nicolas Maduro Lolos dari Upaya Pembunuhan
Bolton menduga pemerintahan Maduro sendiri yang berada di balik ledakan, karena alasan korupsi dan penindasan yang meluas di Venezuela.
"Alasan itu bisa menjadi dalih yang dibentuk oleh rezim Maduro sendiri untuk sesuatu yang lain," kata Bolton.
"Jika pemerintah Venezuela memiliki informasi yang ingin mereka tunjukan kepada kami yang bisa membuktikan keterlibatan AS, kami akan menyelidikinya dengan seksama," tambahnya.
Maduro sering menyalahkan Amerika Serikat, yang telah menjatuhkan sanksi terhadap pejabat di pemerintahannya, tentang persekongkolan dan menyalahkan politisi AS berencana menggulingkannya untuk mengakhiri dua puluh tahun sosialisme di Venezuela.
Sementara sebuah kelompok kecil yang disebut "Gerakan Tentara Nasional di T-shirt" mengaku bertanggung jawab atas serangan Sabtu.
"(Serangan) Itu tidak berhasil hari ini, tapi itu hanya masalah waktu," kata kelompok itu di Twitter, seperti dikutip dari Associated Press.
Pemerintah Venezuela telah menahan enam orang yang diduga terlibat dalam serangan drone. Otoritas Venezuela menuduh tersangka yang ditahan bersekongkol dengan tersangka lain di Miami, AS dan ibukota Kolombia, meskipun tidak memberikan bukti kuat.
Baca: Pemberontak Venezuela Bertanggung Jawab Serang Nicolas Maduro
Dilansir dari Associated Press, The Broad Front, sebuah kelompok koalisi oposisi di Venezuela, menuduh pemerintah melontarkan tuduhan tanpa bukti.
"Jelas bahwa reaksi awal pemerintah tidak bertujuan untuk mengklarifikasi apa yang terjadi tetapi untuk memanfaatkan situasi secara tidak bertanggung jawab dan digunakan untuk menyerang oposisi," kata kelompok tersebut.