Rusuh di Bangladesh Berlanjut, Sejumlah Jurnalis Dipukuli
Reporter
Non Koresponden
Editor
Choirul Aminuddin
Minggu, 5 Agustus 2018 20:51 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kerusuhan menjurus kekerasan berlanjut di Bangladesh setelah pasukan keamanan menembakkan gas air mata dan pemutusan saluran internet menyusul unjuk rasa puluhan ribu mahasiswa di negeri itu.
Laporan Al Jazeera menyebutkan, pada Ahad 5 Agustus 2018, pukul 13.00 siang waktu setempat (07.00 GMT), ribuan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi dan siswa sekolah mulai menguasai lalu lintas di Ibu Kota Dhaka. Selanjutnya, aksi tersebut dibubarkan oleh kepolisian dengan tembakan gas air mata.
Baca: Penerbangan di Bandara Dhaka Terhenti Akibat Demo
"Awalnya, unjuk rasa itu berjalan damai. Tetapi, tiba-tiba polisi menembakkan gas air mata ke arah kami menyebabkan beberapa orang cedera," kata Mohammad Atikur Rahman, salah satu demonstran kepada kantor berita DPA.
Pada aksi rusuh tersebut, anggota Partai Liga Awami melaporkan, sejumlah jurnalis juga dipukuli dan kamera mereka disita.
Sementara itu, perusahaan telekomunikasi diperintahkan menghentikan layanan 3G dan 4G selama 24 jam terhitung sejak Sabtu dini hari, 4 Agustus 2018.
Baca: Bangladesh Hukum Mati 139 Pemberontak
Jahirul Haq, Kepala Komisi Regulator Telekomunikasi Bangladesh mengatakan kepada kantor berita AFP, pihaknya menerima perintah dari pemerintah untuk menutup layanan komunikasi. Tetapi dia tidak memberikan keterangan lebih lanjut.