Hun Sen Siap Korbankan Apapun Demi Stabilitas Kamboja

Reporter

Tempo.co

Minggu, 29 Juli 2018 23:04 WIB

Masyarakat Kamboja memberikan hak suara mereka pada Minggu, 29 Juli 2018. Sumber: TEMPO/Suci Sekar

TEMPO.CO, Jakarta - Seperti diduga banyak pihak, Partai Rakyat Kamboja atau CPP, memenangkan pemilu Kamboja 2018. Pemilu ini mendapat sorotan dunia internasional setelah pemerintah Kamboja membubarkan paksa partai oposisi terbesar, Partai Penyelamat Nasional Kamboja atau CNRP.

Sehari sebelum dilakukan pemilu Kamboja, dalam pertemuannya dengan tim pemantau internasional dan media asing pada Sabtu, 28 Juli 2018, Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen, mengenang bagaimana pahitnya masyarakat Kamboja untuk sampai pada kondisi saat ini sehingga Hun Sen merasa berkewajiban untuk menjaga situasi sekarang ini. Dia pun berjanji siap mengorbankan atau memperjuangkannya apapun yang bisa dilakukan, demi menjaga situasi kondusif dan pertumbuhan ekonomi yang baik di Kamboja.

Terkait partai oposisi terbesar di Kamboja yang telah dibubarkan, Hun Sen berpandangan partai oposisi tersebut terbukti telah berkolusi dengan negara lain untuk menjatuhkan pemerintahan yang sah.

Baca: Komisi Pemilihan Umum Kamboja Jawab Dugaan Pemilu Tak Demokratis

Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen, memberikan hak suaranya pada Pemilu Kamboja 2018, Minggu, 29 Juli 2018. Sumber: TEMPO/Suci Sekar

Advertising
Advertising

Baca: Pemilu Kamboja, Hun Sen Berikan Hak Suara

Sementara itu, Duta Besar Indonesia untuk Kamboja, Sudirman Haseng, mengatakan negara-negara Eropa dan Amerika Serikat sangat ingin Kamboja menjadi negara yang demokrasi, tetapi Kamboja belum siap. Sebab masyarakat kalangan menengah belum cukup dan Kamboja memiliki trauma masa lalu.

"Tingkat pendidikan masyarakat Kamboja juga belum mendukung untuk mengelola dan mendukung kehidupan demokrasi," kata Sudirman kepada Tempo, Minggu, 29 Juli 2018.

Dengan kembali terpilihnya Partai CPP dalam pemilu Kamboja 2018, Sudirman berharap Indonesia-Kamboja bisa tetap saling hormati seperti kondisi saat ini. Di bawah pemerintahan yang baru ini, Sudirman pun berharap Indonesia-Kamboja bisa memanfaatkan peluang-peluang yang masih sangat terbuka karena peluang dagang, investasi dan kerja sama lainnya saat ini belum menggambarkan potensi kedua negara yang sebenarnya.

Berita terkait

Pengamat: Proses Sidang Sengketa Pilpres di MK Membantu Redam Suhu Pemilu

1 hari lalu

Pengamat: Proses Sidang Sengketa Pilpres di MK Membantu Redam Suhu Pemilu

Ahli politik dan pemerintahan dari UGM, Abdul Gaffar Karim mengungkapkan sidang sengketa pilpres di MK membantu meredam suhu pemilu.

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas di Kamboja Sebabkan Gudang Amunisi Meledak, 20 Tentara Tewas

2 hari lalu

Cuaca Panas di Kamboja Sebabkan Gudang Amunisi Meledak, 20 Tentara Tewas

Cuaca panas menerjang sejumlah negara di Asia. Di Kamboja, gudang amunisi meledak hingga menyebabkan 20 tentara tewas.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

2 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Hakim MK Naik Pitam Komisioner KPU Absen di Sidang Pileg: Sejak Pilpres Enggak Serius

3 hari lalu

Hakim MK Naik Pitam Komisioner KPU Absen di Sidang Pileg: Sejak Pilpres Enggak Serius

Hakim MK Arief Hidayat menegur komisioner KPU yang tak hadir dalam sidang PHPU Pileg Panel III. Arief menilai KPU tak menganggap serius sidang itu.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

4 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

Standard Chartered Perkiraan Pertumbuhan PDB Indonesia 2024 Menjadi 5,1 Persen

6 hari lalu

Standard Chartered Perkiraan Pertumbuhan PDB Indonesia 2024 Menjadi 5,1 Persen

Standard Chartered menurunkan perkiraan pertumbuhan produk domestik bruto atau PDB Indonesia tahun 2024 dari 5,2 persen menjadi 5,1 persen.

Baca Selengkapnya

AS Kembalikan Barang Antik Curian ke RI, Ada Peninggalan Majapahit

7 hari lalu

AS Kembalikan Barang Antik Curian ke RI, Ada Peninggalan Majapahit

Jaksa New York mengembalikan barang antik yang dicuri dari Kamboja dan Indonesia. Dari Indonesia, ada peninggalan Kerajaan Majapahit.

Baca Selengkapnya

AS Kembalikan Barang Antik yang Dicuri dari Indonesia dan Kamboja

8 hari lalu

AS Kembalikan Barang Antik yang Dicuri dari Indonesia dan Kamboja

Jaksa wilayah New York AS menuduh dua pedagang seni terkemuka melakukan perdagangan ilegal barang antik dari Indonesia dan Cina senilai US$3 juta.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

9 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Junimart Minta Seleksi Petugas Badan Adhoc Pilkada Dilakukan Terbuka

9 hari lalu

Junimart Minta Seleksi Petugas Badan Adhoc Pilkada Dilakukan Terbuka

Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Junimart Girsang mengatakan, badan Adhoc Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), harus diseleksi lebih ketat dan terbuka untuk menghindari politik transaksional.

Baca Selengkapnya