Perdana Menteri Hun Sen Memenangkan Pemilu Kamboja 2018

Reporter

Tempo.co

Senin, 30 Juli 2018 05:10 WIB

Partai Rakyat Kamboja atau CPP menang telak dalam pemilu 29 Juli 2018. Pemilu ini dihujani kritik setelah pemerintahan Perdana Menteri Hun Sen membubarkan partai oposisi, CNRP. Sumber: TEMPO/Suci Sekar

TEMPO.CO, Jakarta - Suara lantang 'leik mapai' berulang kali terdengar dari tempat-tempat pemungutan suara. Dalam bahasa Kamboja, 'leik mapai' artinya nomor 20 atau nomor urut Partai Rakyat Kamboja atau CPP dalam kertas suara pemilu Kamboja 2018.

Pada Minggu, 29 Juli 2018, pukul 15.00 proses perhitungan suara mulai dilakukan. Pantauan Tempo di Phnom Penh, Kamboja, di hampir setiap TPS nomor urut 20 menang telak, tak menyisakan banyak suara bagi 19 partai politik lainnya yang ikut dalam pemilu Kamboja.

Berdasarkan hasil hitung cepat, Partai CPP seperti sudah diduga memenangkan pemilu Kamboja 2018. Jika tidak ada halangan, hasil perhitungan secara resmi akan diumumkan tiga hari sejak penyelenggaraan pemilu. CPP adalah partai milik Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen, yang sudah berkuasa di Kamboja selama 33 tahun.

"Kami menyambut hasil pemilu Kamboja dan menghimbau seluruh pihak menghormati hasil pemilu," kata Agung Laksono, satu dari 10 anggota pemantau dari Indonesia, Minggu, 29 Juli 2018.

Baca: TPS Pemilu Kamboja Sepi, KPU Klaim Pemilih 70 Persen

Advertising
Advertising

Partai Rakyat Kamboja atau CPP menang telak dalam pemilu 29 Juli 2018. Pemilu ini dihujani kritik setelah pemerintahan Perdana Menteri Hun Sen membubarkan partai oposisi, CNRP. Sumber: TEMPO/Suci Sekar

Baca: Pemilu Kamboja, Hun Sen Berikan Hak Suara

Reaksi positif juga diberikan oleh tim pemantau dari Libanon, yang sangat mengapresiasi mengetahui 80 persen pemilih memberikan hak suara mereka dalam pemilu Kamboja. Tim pemantau dari lebih dari 50 negara berharap pemerintah baru Kamboja bisa mewujudkan perdamaian abadi di Kamboja.

Terkait hasil pemilu Kamboja 2018, Duta Besar Indonesia untuk Kamboja, Sudirman Haseng menilai masyarakat Kamboja belum lupa pada trauma masa lalu. Masyarakat Kamboja merindukan keterbukaan tetapi ingin kondisi tetap kondusif dan pemerintahan saat ini berhasil wujudkan iu.

"Masa lalu yang kelam belum hilang sehingga masyarakat belum ingin mengorbankan kestabilan itu untuk mendapatkan keterbukaan. Apalagi ada beberapa negara di dunia yang masyarakatnya mau terbuka tapi malah terjadi ketidakstabilan, bahkan kemunduran," kata Sudirman.

Duta Besar Sudriman menceritakan dalam pemilu Kamboja 2018, proses kampanye hingga pemungutan suara tidak menganggu aktivitas masyarakat, tidak ada ketakutan dan kekhawatian. Masyarakat bahkan diberikan kesempatan untuk memberikan hak pilihnya dengan diberlakukannya hari libur selama tiga hari agar mereka yang merantau bisa pulang kampung. Para pemilik usaha pun dihimbau oleh pemerintah Kamboja agar membayar dimuka separuh gaji karyawannya agar mereka memiliki kemampuan untuk pulang kampung dan mengikuti pemilu.

Berita terkait

AS Kembalikan Barang Antik yang Dicuri dari Indonesia dan Kamboja

13 jam lalu

AS Kembalikan Barang Antik yang Dicuri dari Indonesia dan Kamboja

Jaksa wilayah New York AS menuduh dua pedagang seni terkemuka melakukan perdagangan ilegal barang antik dari Indonesia dan Cina senilai US$3 juta.

Baca Selengkapnya

Ada Youtuber Siksa Kera di Angkor, Pemerintah Kamboja Bakal Ambil Tindakan

17 hari lalu

Ada Youtuber Siksa Kera di Angkor, Pemerintah Kamboja Bakal Ambil Tindakan

Selama ini, penyiksaan terhadap kera di Angkor tidak mencolok, tapi lama kelamaan kasusnya semakin banyak.

Baca Selengkapnya

Thailand Berencana Legalisasi Kasino untuk Tingkatkan Pemasukan dan Lapangan Kerja

29 hari lalu

Thailand Berencana Legalisasi Kasino untuk Tingkatkan Pemasukan dan Lapangan Kerja

Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin mengatakan jika disahkan oleh parlemen, undang-undang kasino akan menghasilkan lebih banyak lapangan kerja

Baca Selengkapnya

Terkini: Dampak Ekonomi Konser Taylor Swift dan Coldplay di Singapura Tembus Rp 11 Triliun, Harga Tiket Promo AirAsia Rute Internasional Mulai Rp 990 Ribuan

40 hari lalu

Terkini: Dampak Ekonomi Konser Taylor Swift dan Coldplay di Singapura Tembus Rp 11 Triliun, Harga Tiket Promo AirAsia Rute Internasional Mulai Rp 990 Ribuan

LPM FEB UI meneliti dampak ekonomi dari konser Taylor Swift dan Coldplay di Singapura. Perhelatan konser dua bintang dunia tersebut tembus Rp 11 T.

Baca Selengkapnya

Untuk Idul Fitri, Indonesia Impor 22 Ribu Ton Beras dari Kamboja

40 hari lalu

Untuk Idul Fitri, Indonesia Impor 22 Ribu Ton Beras dari Kamboja

Pemerintah mengimpor 22.500 ton beras dari Kamboja untuk memenuhi kebutuhan stok beras menjelang Idul Fitri 1445H, selain mengandalkan produk nasional

Baca Selengkapnya

Pariwisata Kamboja dan Malaysia Paling Cepat Pulih di Asia Tenggara, Bagaimana Indonesia?

45 hari lalu

Pariwisata Kamboja dan Malaysia Paling Cepat Pulih di Asia Tenggara, Bagaimana Indonesia?

Sebuah perusahaan riset mengungkap tingkat pemulihan industri pariwisata Asia Tenggara dilihat dari kunjungan wisatawan asing, Kamboja paling tinggi.

Baca Selengkapnya

Uniknya Kuil Bayon di Angkor Wat yang Menampilkan 200 Wajah Tersenyum Damai

46 hari lalu

Uniknya Kuil Bayon di Angkor Wat yang Menampilkan 200 Wajah Tersenyum Damai

Identitas sosok yang sedang tersenyum ini menjadi perdebatan sejak penemuan kembali Bayon di Angkor Wat pada abad ke-19.

Baca Selengkapnya

Kembali ke Panggung Politik, Eks PM Kamboja Hun Sen Terpilih Jadi Senator

25 Februari 2024

Kembali ke Panggung Politik, Eks PM Kamboja Hun Sen Terpilih Jadi Senator

Partai berkuasa di Kamboja mengklaim kemenangan telak dalam pemilihan Senat, membuka peluang bagi mantan Perdana Menteri Hun Sen kembali ke politik

Baca Selengkapnya

9 Pasar Ekstrem di Dunia yang Menjual Daging Hewan Liar sampai Kebutuhan Mistis

4 Februari 2024

9 Pasar Ekstrem di Dunia yang Menjual Daging Hewan Liar sampai Kebutuhan Mistis

Pasar ekstrem di dunia menawarkan pengalaman berbelanja yang di luar dugaan bagi para pengunjungnya.

Baca Selengkapnya

Jelang Lawatan PM Hun Manet, 3 Aktivis Kamboja Ditahan di Thailand

4 Februari 2024

Jelang Lawatan PM Hun Manet, 3 Aktivis Kamboja Ditahan di Thailand

Tiga aktivis Kamboja telah ditahan di Thailand menjelang rencana kunjungan Perdana Menteri Kamboja Hun Manet

Baca Selengkapnya