ISIS Kembali ke Irak dengan Taktik Gerilya

Selasa, 24 Juli 2018 19:00 WIB

Pasukan khusus Irak menembak mati seorang militan ISIS yang akan melakukan bom bunuh diri di Mosul, Irak, 3 Maret 2017. Foto ini masuk dalam nominasi Spot News Singles pada World Press Photo. REUTERS/Goran Tomasevic.

TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa bulan setelah Irak menyatakan kemenangan atas ISIS, dan kekhalifahan Baghdadi diyakini hancur, namun para pejuangnya kembali ke Irak dengan aksi penculikan penculikan dan pembunuhan.

Seiring hancurnya impian untuk mendirikan Khilafah di Timur Tengah, ISIS mulai beralih ke taktik gerilya setelah serangan masif konvensional gagal melemahkan pemerintah di Baghdad, menurut militer, intelijen dan pejabat pemerintah, seperti dilaporkan Reuters, 24 Juli 2018.

Baca: ISIS di Irak Menyebar Teror Lewat Penculikan

ISIS kembali membentuk diri kembali usai beberapa bulan sebelum Baghdad mengumumkan bahwa mereka telah mengalahkan kelompok itu pada Desember 2017, menurut para pejabat intelijen yang mengatakan ISIS akan mengadopsi taktik gerilya ketika tidak bisa lagi menguasai wilayah.

Irak kini menghadapi peningkatan kasus penculikan dan pembunuhan, terutama di provinsi Kirkuk, Diyala, dan Salahuddin, sejak pemilihan umum pada Mei. Ini menunjukkan pemerintah akan menghadapi tekanan baru dari ISIS yang pernah menduduki sepertiga dari Irak selama tiga tahun pemerintahan teror.

Advertising
Advertising

Bulan lalu setidaknya ada 83 kasus penculikan, pembunuhan atau keduanya di tiga provinsi. Sebagian besar terjadi di jalan raya yang menghubungkan Baghdad ke provinsi Kirkuk. Pada Mei, jumlah insiden di daerah itu berjumlah 30 kasus, sementara pada Maret ada tujuh kasus, menurut Hisham al-Hashimi, seorang ahli ISIS yang menjadi penasihat pemerintah Irak.

Pasukan Irak menemukan kuburan massal korban kekejaman ISIS di Kirkuk. [http://en.abna24.com]

Dalam satu insiden pada tanggal 17 Juni, tiga pria Syiah diculik oleh militan ISIS yang menyamar sebagai polisi di pos pemeriksaan di jalan raya. Sepuluh hari kemudian mayat mereka yang yang telah dimutilasi ditemukan, dan disertai dengan bahan peledak untuk membunuh siapa saja yang menemukan jenazah ketiganya.

Bassem Khudair, seorang kerabat dari salah satu korban mutilasi mengatakan pasukan keamanan tidak kooperatif. Dia meminta kepada para prajurit yang menemukan mobil-mobil pelaku yang dipenuhi peluru untuk mengejar para penculik tetapi ditolak.

"Kami pergi sendiri, dengan tanggung jawab sendiri, karena tiga dari orang kami sendiri telah diculik dan kami tidak bisa hanya menonton. Enam dari kami, semua warga sipil, berjalan sekitar 10 atau 12 kilometer. Kami menemukan dokumen mereka tersebar di tanah saat kami berjalan," ujar Khudair.

Keesokan harinya, dia menerima panggilan telepon dari saudaranya. Salah satu penculik mengatakan mereka akan dieksekusi jika pemerintah tidak membebaskan semua tahanan perempuan Sunni.

Penculik kemudian menelepon Khudair setiap hari. Khudair memberi tahu pemerintah tetapi tidak ada agen intelijen Irak yang menawarkan untuk melacak lokasi penelepon.

Sepuluh hari kemudian, penculik itu memberi tahu Khudair bahwa orang-orang itu tewas. Komandan militer di provinsi Diyala dan Salahuddin tidak mau bertanggung jawab untuk mengambil mayat.

Baca: Iran Laksanakan Hukuman Mati 8 Anggota ISIS

Ketua Dewan Provinsi Diyala, Ali al-Dani, mengatakan keuntungan saat ini terletak pada ISIS.

"Para teroris sekarang bergerak dalam kelompok kecil yang sulit dilacak. Pekerjaan intelijen diperlukan," kata al-Dani.

"Situasinya membingungkan, dan alasannya adalah kekacauan di dalam pasukan keamanan. Tidak ada satu komandan yang memimpin keamanan di provinsi ini. Ini memperkuat Daesh," kata Ketua Provinsi Salahuddin Ahmed al-Kareem.

Kekacauan semacam itu di antara pasukan keamanan telah memungkinkan ISIS untuk kembali melakukan teror, menurut militer, polisi, intelijen, dan pejabat lokal terpilih.

Seorang pria menangis saat menggendong putrinya menuju tentara pasukan khusus Irak dalam sebuah pertempuran dengan militan ISIS di Mosul, Irak, 4 Maret 2017. REUTERS/Goran Tomasevic/File Photo

Mereka mengatakan koordinasi yang buruk, sedikit dukungan dari pemerintah pusat, dan budaya untuk menghindari tanggung jawab menghalangi upaya untuk mencegah kelompok ISIS, yang terus melancarkan serangan tingkat rendah secara terus menerus di samping lonjakan penculikan dan pembunuhan.

Sementara militan ISIS telah berkumpul kembali di pegunungan Hemrin di timur laut, yang membentang dari Diyala, di perbatasan dengan Iran, melintasi Salahuddin utara dan Kirkuk selatan, dan menghadap ke jalan raya utama Irak. Pejabat daerah menggambarkan daerah tersebut sebagai "segitiga kematian".

Para pejabat militer dan intelijen memberikan berbagai perkiraan berapa banyak pejuang Negara Islam yang tetap aktif di Irak. Hashimi menyebutkan jumlahnya lebih dari 1.000, dengan sekitar 500 di daerah gurun dan sisanya di pegunungan.

Al Qaeda pernah memegang kekuasaan atas sebagian besar wilayah Sunni Irak sampai dipukul oleh pasukan AS dan Irak dan sekutu kesukuan mereka selama 2006-2007.

Sisa-sisanya bersembunyi di padang pasir antara Suriah dan Irak dan kemudian berubah menjadi ISIS. Beberapa pejabat khawatir sebuah kelompok yang lebih radikal dapat muncul jika ada celah keamanan.

Meskipun mereka memiliki senapan mesin, senjata anti-tank dan ranjau, militan tidak dapat menembus kota karena mereka tidak lagi menikmati dukungan di antara orang-orang Sunni yang pernah bersimpati dengan mereka, kata Eid Khalaf, wakil kepala polisi Salahuddin.

Baca: Putra Pemimpin ISIS Tewas

"Mereka tidak bisa mendapatkan makanan atau senjata dari warga. Operasi mereka primitif, mereka tidak dapat mengirim bom mobil ke kota," lanjut Eid Khalaf.

Setiap sel Negara Islam berisi antara tiga dan lima pejuang, kata Komandan Operasi Diyala, Letnan Jenderal Muzher al-Azawi. Dia mengatakan tidak ada lebih dari 75 pejuang di provinsi itu.

"ISIS bersembunyi di gunung, membuatnya sulit untuk menemukan mereka. Mereka menanam bahan peledak, menggunakan taktik tabrak lari, dan penembak jitu. Mereka mendirikan pos pemeriksaan palsu untuk penculikan," kata al-Zawi.

Berita terkait

Piala Asia U-23: Kapten Irak Muntadher Mohammed Bilang Timnas Indonesia adalah Tim Kuat, tapi...

1 jam lalu

Piala Asia U-23: Kapten Irak Muntadher Mohammed Bilang Timnas Indonesia adalah Tim Kuat, tapi...

Kapten Timnas U-23 Irak Muntadher Mohammed ingin menebus kekalahan dari Jepang dan mengamankan tiket Olimpiade saat menghadapi Timnas Indonesia.

Baca Selengkapnya

5 Pemain Irak yang Patut Diwaspadai Timnas Indonesia pada Laga Perebutan Peringkat Ketiga Piala Asia U-23

2 jam lalu

5 Pemain Irak yang Patut Diwaspadai Timnas Indonesia pada Laga Perebutan Peringkat Ketiga Piala Asia U-23

Duel Irak vs Indonesia dalam perebutan peringkat ketiga Piala Asia U-23 2024 berlangsung di Stadion Abdullah bin Khalifa, Kamis, 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Profil Stadion Abdullah bin Khalifa, Tempat Timnas Indonesia Vs Irak Berebut Posisi Juara Ketiga di Piala Asia U-23 2024

3 jam lalu

Profil Stadion Abdullah bin Khalifa, Tempat Timnas Indonesia Vs Irak Berebut Posisi Juara Ketiga di Piala Asia U-23 2024

Timnas Indonesia Vs Irak berjibaku untuk posisi ketiga di Piala Asia U-23 2024. Berikut profil Stadion Abdullah bin Khalifa di Doha, Qatar.

Baca Selengkapnya

Duel Irak vs Indonesia di Piala Asia U-23, Ilham Rio Fahmi Ingin Buat Sejarah ke Olimpiade

4 jam lalu

Duel Irak vs Indonesia di Piala Asia U-23, Ilham Rio Fahmi Ingin Buat Sejarah ke Olimpiade

Ilham Rio Fahmi akan berusaha membalas kepercayaan dari pelatih kepala Shin Tae-yong apabila diturunkan dalam laga Timnas U-23 Irak vs Indonesia.

Baca Selengkapnya

Preview Timnas U-23 Irak vs Indonesia di Perebutan Peringkat Ketiga Piala Asia U-23 2024 Malam ini

4 jam lalu

Preview Timnas U-23 Irak vs Indonesia di Perebutan Peringkat Ketiga Piala Asia U-23 2024 Malam ini

Duel Timnas U-23 Irak vs Indonesia akan tersaji pada pertandingan perebutan peringkat ketiga Piala Asia U-23 2024. Kedua tim menghadapi tekanan.

Baca Selengkapnya

Jerome Polin Luluskan Permintaan, Unggah Foto Dukung Irak Melawan Timnas U-23

5 jam lalu

Jerome Polin Luluskan Permintaan, Unggah Foto Dukung Irak Melawan Timnas U-23

Jerome Polin meluluskan permintaan netizen untuk memberikan dukungan kepada Irak agar Timnas U-23 menang lantaran dianggap pembawa sial.

Baca Selengkapnya

Ini 2 Skenario Timnas Indonesia U-23 Lolos ke Olimpiade Paris 2024

7 jam lalu

Ini 2 Skenario Timnas Indonesia U-23 Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Setelah kalah melawan Uzbekistan di semifinal, timnas Indonesia masih memiliki peluang untuk tampil di Olimpiade Paris 2024. Bagaimana skenarionya?

Baca Selengkapnya

Jelang Kontra Irak, Timnas Indonesia U-23 Pernah Dibantai 0-6 di Asian Games 2006

8 jam lalu

Jelang Kontra Irak, Timnas Indonesia U-23 Pernah Dibantai 0-6 di Asian Games 2006

Timnas Indonesia U-23 pernah dibantai Irak 0-6 dalam pertandingan melawan Irak U-23 dalam Asian Games 2006.

Baca Selengkapnya

Komentar Jokowi dan Ma'ruf Amin Usai Timnas Indonesia Dikalahkan Uzbekistan

12 jam lalu

Komentar Jokowi dan Ma'ruf Amin Usai Timnas Indonesia Dikalahkan Uzbekistan

Timnas Indonesia kalah melawan Uzbekistan dalam semifinal Piala Asia U-23 2024. Ini komentar Jokowi dan Ma'ruf Amin.

Baca Selengkapnya

Maarten Paes Selesai Naturalisasi, Arbitrase hingga Kariernya sebagai Kiper

1 hari lalu

Maarten Paes Selesai Naturalisasi, Arbitrase hingga Kariernya sebagai Kiper

Kiper klub Major League Soccer (MLS) Amerika Serikat FC Dallas, Maarten Paes, telah menjadi warga negara Indonesia (WNI)

Baca Selengkapnya