Duterte Lanjutkan Perang terhadap Narkoba di Filipina

Reporter

Tempo.co

Selasa, 24 Juli 2018 11:17 WIB

Elvira Miranda, ibu dari Leover Miranda kerabat dari korban tewas akibat operasi anti narkoba menangis dekat peti mati anaknya saat upacara pemakaman di Manila, Filipina, 20 Agustus 2017. Sekitar 80 orang tewas ditembak karena terduga pengguna atau pengedar narkoba oleh penembak tak dikenal. REUTERS/Romeo Ranoco

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Filipina Rodrigo Duterte bersumpah akan melanjutkan kampanye perang terhadap narkoba. Seperti sebelumnya, kampanye ini tidak akan mengenal belas kasih.

“Perang terhadap narkoba tidak akan dikesampingkan, sebaliknya, akan semakin mengerikan dan tak kenal belas kasih. Jika Anda mau, kampanye ini akan seperti ketika diberlakukan pertama kali. Kekhawatiran Anda pada HAM, kalau saya pada kehidupan manusia,” kata Duterte.

Baca: Rodrigo Duterte: Bandar Narkoba Harus Dipenjara Jika Ingin Hidup

Dia menegaskan, kampanye perang terhadap narkoba yang dilakukannya ini bertujuan menghentikan hancurnya keluarga karena narkoba. Pidato Duterte mengenai perang terhadap narkoba itu tak pelak semakin meningkatkan kekhawatiran kelompok-kelompok HAM terhadap pertumpahan darah dan ribuan orang yang dieksekusi mati atas dugaan terlibat dalam jaringan pengedar narkoba.

Seorang pria, yang istrinya ditangkap saat operasi antinarkoba dan ditemukan tewas sehari kemudian, tidur di kasur di samping keponakannya di luar gubuknya di Navotas, Metro Manila, Filipina, 6 Desember 2017. Gubuk-gubuk kumuh di kawasan yang lebih dikenal sebagai Market 3 ini menjadi saksi bisu perang berdarah terhadap narkoba yang diluncurkan Duterte sejak Juni 2016 lalu. REUTERS

Advertising
Advertising

Kepolisian Filipina mengatakan sudah lebih dari 4.500 orang tewas dalam kampanye ini, di mana ribuan orang tewas terkait dengan peredaran narkoba. Namun lembaga HAM Human Rights Watch atau HRW, dalam laporannya, menyebut ada lebih dari 12 ribu orang tewas di tangan aparat kepolisian, pembunuh bayaran, sindikat narkoba, dan dugaan pembunuhan di luar proses hukum.

Baca: Bunuh Ribuan Orang dalam Perang Narkoba, Duterte Tetap Populer

“Sekitar 12 ribu angka yang dikeluarkan HRW termasuk pembunuhan yang dilakukan oleh aparat kepolisian dan pembunuh tak dikenal. Ini angka tahun lalu, jadi perkiraannya masih konservatif,” kata peneliti HRW wilayah Asia, Carlos Conde, seperti dikutip newsweek.com pada Selasa, 24 Juli 2018.

Kampanye perang terhadap narkoba yang dijalankan Duterte semakin deras mendapat penolakan, tidak hanya di luar negeri, tapi juga di dalam negeri. Saat Duterte menyampaikan pidato tahunan di hadapan anggota kongres pada Senin, 23 Juli 2018, ribuan orang melakukan unjuk rasa di luar gedung parlemen. Duterte dalam kesempatan itu mengatakan perang terhadap narkoba belum selesai.

Berita terkait

Polres Metro Jakarta Barat Sita 5,1 Kilogram Narkoba Jenis Sabu Sejak Maret-April 2024

3 jam lalu

Polres Metro Jakarta Barat Sita 5,1 Kilogram Narkoba Jenis Sabu Sejak Maret-April 2024

Dari total sabu yang berhasil diamankan, Polres Metro Jakarta Barat berhasil menyelamatkan sebanyak 51.480 jiwa dari dampak buruk narkoba.

Baca Selengkapnya

Bareskrim Polri Bongkar Pabrik Narkoba di Bali, 3 WNA Ditangkap

11 jam lalu

Bareskrim Polri Bongkar Pabrik Narkoba di Bali, 3 WNA Ditangkap

Polisi kembali membongkar pabrik narkoba.

Baca Selengkapnya

Polisi Masih Buru Penyuplai Narkoba Rio Reifan

1 hari lalu

Polisi Masih Buru Penyuplai Narkoba Rio Reifan

Polisi telah memasukkan BB penyuplai narkoba ke Rio Reifan sebagai DPO.

Baca Selengkapnya

Rio Reifan Tidak Dapat Rehabilitasi karena Terjerat Kasus Narkoba 5 Kali

2 hari lalu

Rio Reifan Tidak Dapat Rehabilitasi karena Terjerat Kasus Narkoba 5 Kali

Polisi tak akan melepas Rio Reifan untuk menjalani rehabilitasi karena sudah lima kali terjerat kasus narkoba.

Baca Selengkapnya

Kurir Pabrik Ganja Sintetis Pinaca Mengaku Dijanjikan akan Dibayar Rp 80-Rp 100 Juta

2 hari lalu

Kurir Pabrik Ganja Sintetis Pinaca Mengaku Dijanjikan akan Dibayar Rp 80-Rp 100 Juta

GBH, kurir tempat produksi ganja sintetis di Sentul, Babakan Madang, Kabupaten Bogor, mengaku dijanjikan oleh pengendali imbalan Rp 80-100 juta.

Baca Selengkapnya

Perkuat Timnas Filipina, Pelatih Tom Saintfiet Mulai Cari Pemain Keturunan di Eropa

3 hari lalu

Perkuat Timnas Filipina, Pelatih Tom Saintfiet Mulai Cari Pemain Keturunan di Eropa

Pelatih Timnas Filipina, Tom Saintfiet, berburu amunisi tambahan untuk menghadapi dua laga pamungkas Kualifikasi Piala Dunia 2026.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

3 hari lalu

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

Polda Metro Jaya mengungkap laboratorium terselubung narkoba jenis cannabinoid/MDMB-4en-Pinaca atau ganja sintetis di Sentul, Bogor.

Baca Selengkapnya

Bahaya Konsumsi Paracetamol Sembarangan, Perlu Perhatikan Dosis yang Tepat

3 hari lalu

Bahaya Konsumsi Paracetamol Sembarangan, Perlu Perhatikan Dosis yang Tepat

Paracetamol tidak dapat dikonsumsi sembarangan karena memiliki efek dan bahaya bagi kesehatan. Perhatikan dosis yang disarankan.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

3 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

4 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya