Diembargo Dunia, Ini Nasib Ekonomi Korea Utara

Reporter

Tempo.co

Jumat, 20 Juli 2018 16:13 WIB

Dalam foto tanpa tanggal ini dirilis pada Selasa, 17 Juli 2018, oleh pemerintah Korea Utara, yang menunjukkan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, saat meninjau lokasi konstruksi pembangkit listrik tenaga air di Provinsi Hamgyong Utara, Korea Utara.[Kantor Berita Pusat Korea / Korea News Service melalui AP]

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonomi Korea Utara terkontraksi tajam dalam dua dekade terakhir pada 2017. Bank Sentral Korea Selatan menyebut penurunan ini jelas sebagai pertanda dampak diterapkannya sanksi-sanksi internasional kepada Pyongyang agar menghentikan program senjata dan rudal nuklirnya.

Dikutip dari Reuters pada Jumat, 20 Juli 2018, produk domestik bruto Korea Utara pada 2017 terkontraksi 3,5 persen dari 2016 sehingga membuat kontraksi ini terbesar sejak Korea Utara mengalami musibah kelaparan pada 1997. Produksi industri Korea Utara pun dilaporkan anjlok 8.5 persen yang merupakan penurunan paling curam sejak 1997 karena produksi pabrik lumpuh akibat larangan menjual minyak dan sumber-sumber energi lainnya ke Korea Utara. Hasil produksi dari sektor pertanian dan industri konstruksi pun bernasib serupa, yang terkontraksi 1.3 persen dan 4.4 persen.

Baca: Putin Tolak Resolusi Embargo Minyak Korea Utara

“Embargo ekonomi memukul telak perekonomian Korea Utara pada 2017 ketimbang 2016. Volume perdagangan eksternal anjlok secara signifikan menyusul embargo batu bara, baja, ikan dan produk-produk tekstil. Sulit untuk mencari angka pasti, tetapi larangan ekspor ke Korea Utara telah menghancurkan sektor industri di sana,” Shin Seung-cheol, Kepala Bank Korea bidang koordinasi National Accounts.

Baca:Amerika Desak PBB Berlakukan Embargo Minyak Untuk Korea Utara

Advertising
Advertising

Sejumlah analis saat ini menyoroti perlunya Korea Utara untuk mengubah arah pembangunan ekonominya. Untungnya, saran ini digubris oleh Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, yang pada April 2018 bersumpah akan mengubah fokus strategi negaranya dari pengembangan senjata nuklir menuju pembangunan ekonomi sosialis, sebuah prinsip ekonomi yang juga diusung Cina.

“Selama ekspor mineral ke Korea Utara masuk dalam daftar embargo, maka Pyongyang tidak memiliki pilihan selain melanjutkan negosiasi dengan Amerika Serikat agar menghapuskan embargo yang dijatuhkan pada negara itu,” kata Kim Byeong-yeon, profesor bidang ekonomi dari Universitas Nasional Seoul dengan keahlian di bidang ekonomi Korea Utara.

Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, mengecek tanaman saat mengunjungi perkebunan Chunghung di Samjiyon, Korea Utara, 10 Juli 2018. KCNA/via REUTERS

Industri batu bara Korea Utara dan sektor manufaktur negara itu sangat terpukul dengan embargo yang disahkan oleh Dewan Keamanan PBB untuk merespon ujicoba nuklir yang dilakukan oleh Pyongyang. Cina yang merupakan mitra dagang terbesar Korea Utara telah, ikut menjalankan saksi itu, maka tak pelak sektor manufaktur Korea Utara pun ikut terguncang.

Berita terkait

LPEM FEB UI Komentari Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tertinggi Sejak 2015

15 jam lalu

LPEM FEB UI Komentari Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tertinggi Sejak 2015

LPEM FEB UI memaparkan secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi masih cenderung stagnan.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Melemah 20 Poin Jadi Rp 16.046 per Dolar AS

1 hari lalu

Rupiah Ditutup Melemah 20 Poin Jadi Rp 16.046 per Dolar AS

Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (dolar AS) yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa melemah 20 poin.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

2 hari lalu

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

Siapa pemilik merek sepatu Bata yang pabriknya tutup di Purwakarta?

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

2 hari lalu

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

Kementerian Keuangan mencatat di tengah gejolak ekonomi global perekonomian Indonesia tetap tumbuh dan mendorong peningkatan lapangan pekerjaan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

2 hari lalu

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

Presiden Jokowi meminta Indonesia menyiapkan fondasi yang kuat untuk pembangunan masa depan.

Baca Selengkapnya

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

3 hari lalu

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

Asosiasi Persepatuan Indonesia menanggapi tutupnya pabrik sepatu Bata. Pengetatan impor mempersulit industri memperoleh bahan baku.

Baca Selengkapnya

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

4 hari lalu

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

Perayaan bulan suci Ramadan dan hari raya Idul Fitri juga dapat memacu pertumbuhan ekonomi domestik lebih lanjut.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

7 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

8 hari lalu

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

Badan ahli tersebut mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa penemuan rudal menunjukkan pelanggaran sanksi internasional oleh Korea Utara.

Baca Selengkapnya

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

13 hari lalu

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.

Baca Selengkapnya