Jurnalis Norwegia Ditangkap Saat Meliput Demonstrasi di Pakistan

Senin, 16 Juli 2018 11:00 WIB

Kadafi Zaman. [Twitter Kadafi Zaman/@TV2Kadafi]

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang jurnalis Norwegia ditangkap dan dipenjarakan pada Jumat 13 Juli saat meliput demonstrasi di bagian utara Pakistan. Dilaporkan Aftenposten, seperti dilansir dari Norway Today, 16 Juli 2018, Kadafi Zaman, reporter TV2 asal yang berbasis di Norwegia, bersama dengan 38 orang lainnya, telah dituduh melakukan upaya pembunuhan dan berusaha mengambil telepon dari empat polisi, merobek seragam seorang petugas polisi dan mengganggu ketertiban umum.

Dalam laporan polisi, seperti dilaporkan surat kabar itu, tembakan dilepaskan ke arah polisi. Atas laporan ini kepolisian menuduh Zaman melakukan percobaan pembunuhan. Menurut surat kabar, laporan tersebut tidak menyatakan siapa yang melepaskan tembakan atau dalang yang melakukan serangan. Belum diketahui sampai berapa lama Zaman ditahan pihak kepolisian Pakistan.

Baca: Teror Bom Bunuh Diri ISIS di Pakistan,133 Orang Tewas

Setelah ditahan, Kadafi Zaman memberi tahu perusahaanya dia ditahan di satu sel bersama dengan 21 orang lainnya. Zaman tetap ditahan meski memberitahu polisi bahwa dia di lokasi kejadian sebagai jurnalis.

"Saya menyaksikan tindakan yang sangat kasar dari polisi yang menggunakan pentungan untuk melerai demonstrasi. Sehubungan dengan itu, saya diserang dan dipukul dengan tongkat, meskipun saya memberi tahu mereka bahwa saya dari pers," kata Zaman ke TV2.

Advertising
Advertising

"Kami telah menerima laporan dari Kadafi dan saksi yang melaporkan bahwa polisi berperilaku brutal. Mereka menggunakan peluru tajam untuk menembak ke udara dan memukul demonstran menggunakan tongkat antihuru hara. Dan itulah yang Zaman ingin sampaikan dan laporkan kembali ke rumah, dan kemudian dia sendiri ditangkap dalam situasi itu," kata editor berita di TV 2, Karianne Solbrække.

Pihak TV2 terus mengontak Kementerian Luar Negeri Norwegia. Kemenlu Norwegia menyampaikan kepada pemerintah bahwa seorang jurnalis Norwegia sedang meliput di Pakistan.

"Kedutaan di Islamabad berkomunikasi dengannya dan memberikan bantuan konsuler. Kami juga berdialog erat dengan pihak perusahaan di Norwegia. Kami bekerja keras untuk kasus ini," kata Humas Kemenlu Norwegia, Kristin Enstad.

Kedutaan Besar Pakistan di Oslo mengatakan bahwa mereka juga berupaya membebaskan Zaman dari tahanan.

"Kami sekarang berusaha untuk mendapatkan gambaran situasi sesungguhnya," kata duta besar Pakistan untuk Norwegia, Riffat Masood..

Baca: Mantan PM Pakistan dan Putrinya Ditahan atas Tuduhan Korupsi

Kedutaan mencoba untuk menghubungi sekretaris pertama Punjab, pejabat senior provinsi, serta berbagai menteri dan menteri kabinet.

"TV2 bereaksi keras terhadap fakta bahwa reporter kami ditangkap ketika dia mencoba melakukan pekerjaannya sebagai jurnalis. Ini sangat serius. Kami belum memiliki kesempatan untuk berbicara langsung dengannya, dan dengan demikian mengetahui terlalu sedikit tentang situasi untuk dikatakan sekarang," kata Solbrække.

Peristiwa ini terjadi saat Zaman Kadafi sedang berlibur bersama keluarganya, tetapi ia kebetulan juga meliput demonstrasi di Pakistan. Keluarganya telah menghubungi Zaman setelah penangkapan tersebut. Mereka mengatakan bahwa dia dalam kondisi baik, menurut TV2.

Penangkapan terjadi segera setelah Zaman melaporkan kepada TV2 bahwa polisi melakukan penangkapan massal terhadap demonstran yang mendukung mantan Perdana Menteri Pakistan, Nawaz Sharif. Sebelum ditangkap, Zaman sempat mengunggah video demonstrasi di Twitter-nya disertai tulisan "Ribuan orang di daerah pedesaan Kotla di Gujrat keluar untuk mendukung politisi lokal mereka dari Liga Muslim. Mereka memaksa polisi mundur".

Baca: Teror Bom di Pakistan, Korban Luka: Otoritas Gagal Beri Keamanan

Sharif, yang memimpin Partai Liga Muslim Pakistan (PML-N), dijatuhi hukuman 10 tahun penjara in absentia karena korupsi pada tanggal 6 Juli. Dia ditangkap ketika dia kembali ke Pakistan dari London pada hari Jumat. Jelang pemilihan umum di Pakistan 25 Juli. muncul banyak kerusuhan. Menurut pihak Sharif, setidaknya 4.000 anggota partai ditangkap oleh polisi Pakistan pada Jumat.

Berita terkait

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

1 hari lalu

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

Keputusan penyelenggara Eurovision diambil meskipun ketegangan meningkat seputar partisipasi Israel

Baca Selengkapnya

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

3 hari lalu

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

Berikut ini deretan negara terdingin di dunia, mayoritas berada di bagian utara bumi, seperti Kanada dan Rusia.

Baca Selengkapnya

Setahun Menjabat PM Skotlandia Humza Yousaf Mengundurkan Diri, Ini Alasannya

3 hari lalu

Setahun Menjabat PM Skotlandia Humza Yousaf Mengundurkan Diri, Ini Alasannya

PM Skotlandia Humza Yousaf dilantik saat usianya masih 37 tahun, setahun lalu. Tak sampai setahun ia mengundurkan diri. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Lebanon akan Menerima Yurisdiksi ICC atas Kejahatan Perang Israel di Wilayahnya

7 hari lalu

Lebanon akan Menerima Yurisdiksi ICC atas Kejahatan Perang Israel di Wilayahnya

Lebanon akan menerima yurisdiksi Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) untuk mengadili kejahatan perang Israel di wilayahnya sejak Oktober lalu.

Baca Selengkapnya

Norwegia Minta Donor Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

11 hari lalu

Norwegia Minta Donor Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

AS, Inggris, Italia, Belanda, Austria, dan Lituania masih belum mengakhiri penangguhan dana untuk UNRWA.

Baca Selengkapnya

Diserang Israel, Presiden Iran Justru Kunjungi Pakistan Pekan Ini

13 hari lalu

Diserang Israel, Presiden Iran Justru Kunjungi Pakistan Pekan Ini

Presiden Iran Ebrahim Raisi akan melakukan kunjungan resmi ke Pakistan mulai pekan ini, meski negara itu baru saja diserang Israel pada Jumat lalu

Baca Selengkapnya

Bocoran Memo Internal New York Times Soal Gaza: Tak Boleh Menulis kata Genosida hingga Pendudukan

18 hari lalu

Bocoran Memo Internal New York Times Soal Gaza: Tak Boleh Menulis kata Genosida hingga Pendudukan

The New York Times menginstruksikan para jurnalis yang meliput serangan Israel di Gaza untuk membatasi penggunaan istilah genosida hingga pendudukan

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Biaya Hidup Termurah di Dunia, Indonesia Masuk?

19 hari lalu

10 Negara dengan Biaya Hidup Termurah di Dunia, Indonesia Masuk?

Negara dengan biaya hidup termurah di dunia pada 2024, Pakistan berada di urutan pertama

Baca Selengkapnya

Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

20 hari lalu

Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

Warga Australia berduka atas kematian lima perempuan dan seorang pria penjaga keamanan pengungsi asal Pakistan.

Baca Selengkapnya

Perdana Menteri: Norwegia Siap Akui Negara Palestina

21 hari lalu

Perdana Menteri: Norwegia Siap Akui Negara Palestina

Perdana Menteri Norwegia Jonas Gahr Store menyatakan kesiapan negaranya mengakui Palestina sebagai negara.

Baca Selengkapnya