Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Teror Bom di Pakistan, Korban Luka: Otoritas Gagal Beri Keamanan

Reporter

image-gnews
Petugas medis mengevakuasi sejumlah jenazah yang tewas akibat aksi bom bunuh diri di Quetta, Pakistan, Jumat, 13 Juli 2018. Pelaku yang diketahui dari anggota ISIS meledakkan dirinya di tengah massa saat kampanye berlangsung. (AP Photo/Arshad Butt)
Petugas medis mengevakuasi sejumlah jenazah yang tewas akibat aksi bom bunuh diri di Quetta, Pakistan, Jumat, 13 Juli 2018. Pelaku yang diketahui dari anggota ISIS meledakkan dirinya di tengah massa saat kampanye berlangsung. (AP Photo/Arshad Butt)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Korban luka-luka dalam teror bom bunuh diri yang dilakukan oleh kelompok ISIS di Pakistan, pada Jumat 13 Juli 2018, mengkritik serangan terjadi karena otoritas berwenang gagal memberikan keamanan dalam iring-iringan pawai kampanye. Serangan ini merupakan teror paling mematikan sepanjang 2018 dengan 133 orang tewas dan sekitar 200 orang luka-luka.

Dikutip dari Al-Jazeera pada Minggu, 15 Juli 2018, Israrullah, partisipan dalam iring-iringan pawai kampanye naas itu menceritakan tidak ada penjagaan keamanan dan pengecekan sehingga orang-orang bebas datang dan pergi sesuka hati dalam pawai itu. Padahal, ada sejumlah personil keamanan, tetapi mereka tidak melakukan pemeriksaan.

"Tidak ada keamanan. Ada personel keamanan tetapi mereka tidak melakukan pemeriksaan pada orang-orang," kata Israrullah, yang mengalami luka di bagian leher dan tangan. Dia dipaksa mengikuti pawai politik oleh pamannya.

Baca: Teror Bom Bunuh Diri ISIS di Pakistan,133 Orang Tewas

Hal itu dibenarkan oleh Bangul Khan, yang berada beberapa meter dari lokasi serangan teror. Khan menjadi satu dari ratusan korban luka-luka dalam serangan yang dilakukan oleh ISIS ini.

"Saya sedang berdiri di panggung dan ketika Ketua Partai Balochistan Awami, Siraj Raisani, mulai berorasi, ledakan terjadi. Saya tidak ingat apa-apa lagi setelah itu. Tidak ada keamanan dari pemerintah. Yang ada hanya sekitar 60 orang sampai 70 orang personil keamanan dari Siraj," kata Khan menceritakan dari atas tempat tidur rumah sakit.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Serangan teror ini telah meremukkan kaki dan melukai bahunya. Setidaknya enak saudaranya menjadi korban tewas.

Sejumlah orang yang terluka akibat ledakan bom bunuh diri dibawa ke sebuah rumah sakit di Quetta, Pakistan, Jumat, 13 Juli 2018. ISIS telah menyatakan bertanggung jawab atas terjadinya aksi serangan bom bunuh diri tersebut. (AP Photo/Arshad Butt)

Baca: Bom Bunuh Diri Taliban Tewaskan Politikus Sekuler Pakistan

Serangan bom bunuh diri di Mastung, Provinsi Balochistan, Pakistan, terjadi pada Jumat, 13 Juli 2018. Bom berdaya ledak tinggi meledak tepat di tengah kerumunan massa sehingga ratusan orang menjadi korban. Serangan teror ini terjadi menjelang pemilu Pakistan yang akan diselenggarakan pada 25 Juli 2018.

Minimnya aparat keamanan dalam pawai kampanye ini sebuah ironi karena Provinsi Balochistan dikenal rawan karena menjadi kantung-kantung perlindungan kelompok-kelompok radikal yang berafiliasi dengan jaringan al-Qaeda dan ISIS. Balochistan adalah wilayah Pakistan yang berbagi perbatasan dengan Iran dan Afganistan sehingga rawan terjadi serangan teror bom.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


TPNPB Kembali Tuding TNI Jatuhkan Bom di Papua Demi Selamatkan Pilot Susi Air

16 jam lalu

Sebby Sambom. phaul-heger.blogspot.com
TPNPB Kembali Tuding TNI Jatuhkan Bom di Papua Demi Selamatkan Pilot Susi Air

Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) kembali menuding TNI melakukan pengeboman untuk menyelamatkan pilot Susi Air


10 Negara dengan Biaya Hidup Termurah di Dunia, Indonesia Masuk?

3 hari lalu

Polisi berjalan melewati orang-orang yang mengantri untuk memberikan suara mereka di luar tempat pemungutan suara saat pemilihan umum, di Peshawar, Pakistan, 8 Februari 2024. REUTERS/Fayaz Aziz
10 Negara dengan Biaya Hidup Termurah di Dunia, Indonesia Masuk?

Negara dengan biaya hidup termurah di dunia pada 2024, Pakistan berada di urutan pertama


Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

4 hari lalu

Korban penusukan di Australia. Istimewa
Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

Warga Australia berduka atas kematian lima perempuan dan seorang pria penjaga keamanan pengungsi asal Pakistan.


Jerman Disebut Minta NATO Blokir Embargo Senjata PBB terhadap Israel

14 hari lalu

Annalena Baerbock bersama Armin Laschet  (kanan) dan Olaf Scholz (kiri)  berfoto sebelum debat televisi calon kanselir Jerman di Berlin,  12 September 2021. (Michael Kappeler/Pool via REUTERS)
Jerman Disebut Minta NATO Blokir Embargo Senjata PBB terhadap Israel

Menlu Jerman Annalena Baerbock disebut mendesak NATO untuk memblokir rancangan resolusi PBB yang menyerukan penghentian ekspor senjata ke Israel.


AS Dilaporkan Setujui Penjualan Ribuan Bom ke Israel ketika Tujuh Relawan WCK Tewas

14 hari lalu

Jenazah seorang pekerja World Central Kitchen (WCK), diangkut dengan tandu oleh paramedis di Deir al-Balah, Gaza 1 April 2024. Warga negara dari Australia, Inggris dan Polandia termasuk di antara tujuh orang yang bekerja untuk World Central Kitchen yang tewas dalam serangan udara Israel di Gaza tengah pada hari Senin. Reuters/Handout melalui  REUTERS
AS Dilaporkan Setujui Penjualan Ribuan Bom ke Israel ketika Tujuh Relawan WCK Tewas

Gedung Putih menyetujui penjualan senjata baru ke Israel ketika pada hari yang sama sekutu dekat AS itu membunuh tujuh relawan WCK di Gaza


Risiko Genosida di Gaza, Dewan HAM PBB Rancang Resolusi Embargo Senjata Israel

15 hari lalu

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi berbicara dalam Sidang ke-55 Dewan HAM PBB di Jenewa, Swiss, pada Senin 26 Februari 2024. ANTARA/HO-akun X @Menlu_RI
Risiko Genosida di Gaza, Dewan HAM PBB Rancang Resolusi Embargo Senjata Israel

Dewan HAM PBB akan mempertimbangkan rancangan resolusi pada Jumat 5 April 2024 yang menyerukan embargo senjata terhadap Israel.


AS Diam-diam Kembali Setujui Pengiriman Bom dan Pesawat Tempur Senilai Miliaran Dolar ke Israel

19 hari lalu

Joe Biden dan Benjamin Netanyahu. REUTERS
AS Diam-diam Kembali Setujui Pengiriman Bom dan Pesawat Tempur Senilai Miliaran Dolar ke Israel

The Washington Post melaporkan Amerika Serikat telah mengizinkan pengiriman bom dan pesawat tempur senilai miliaran dolar ke Israel.


Dua Kali Polisi Terbitkan SP3 Kasus Teror Bom pada Jurnalis Victor Mambor di Jayapura Papua

30 hari lalu

Polisi melakukan olah TKP dugaan teror bom di sekitar rumah kediaman Jurnalis senior Papua Victor Mambor di kelurahan Angkasapura Kota Jayapura Papua (TEMPO/AJI Jayapura)
Dua Kali Polisi Terbitkan SP3 Kasus Teror Bom pada Jurnalis Victor Mambor di Jayapura Papua

Selain SP3 pada 1 Maret 2024, polisi disebut menerbitkan SP3 kasus teror bom terhadap Victor Mambor secara diam-diam pada 12 Mei 2023.


Arteria Dahlan Terancam Gagal ke Senayan, Deretan Kontroversi yang Pernah Menyeret Namanya

36 hari lalu

Anggota komisi III DPR fraksi PDI P Arteria Dahlan tertidur saat sidang putusan sistem pemilihan umum (Pemilu) di Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, Kamis, 15 Juni 2023. Dalam putusannya, MK menolak permohonan para pemohon secara keseluruhannya dan tetap menggunakan proporsional terbuka untuk pemilu 2024. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Arteria Dahlan Terancam Gagal ke Senayan, Deretan Kontroversi yang Pernah Menyeret Namanya

Arteria Dahlan terancam gagal masuk ke Senayan. Namanya pernah terseret sejumlah peristiwa kontroversial.


Asif Ali Zardari Terpilih sebagai Presiden Pakistan, Mengenali Perjalanan Politiknya

38 hari lalu

Presiden Pakistan Asif Ali Zardari. AFP/MUSTAFA OZER
Asif Ali Zardari Terpilih sebagai Presiden Pakistan, Mengenali Perjalanan Politiknya

Asif Ali Zardari mantan suami Benazir Bhutto yang dua kali menjabat perdana menteri Pakistan