5 Mahasiswa Australia Dihukum Lantaran Dandan Rasis

Senin, 2 Juli 2018 21:22 WIB

Australia

TEMPO.CO, Jakarta - Sekelompok mahasiswa di satu kampus di Australia dihukum karena berdandan rasis ala anggota Ku Klux Klan dengan seorang di antaranya didandani ala budak kulit hitam pemetik kapas.

Para mahasiswa tersebut dihukum dengan hukuman yang bervariasi, termasuk di antaranya dipaksa mengikuti studi budaya Pribumi, Histories, dan Realitas Kontemporer Australia di Charles Sturt University, CSU.

Baca: Ku Klux Klan Bentrok di Anaheim, 3 Orang Ditikam

CSU, mengumumkan pada Senin, 2 Juli 2018, terdapat lima mahasiswanya yang telah menerima hukuman itu.

"Universitas telah menjatuhkan hukuman mulai dari pengecualian hingga penangguhan termasuk persyaratan untuk menyelesaikan studi Kebudayaan Australia, Histori dan Realitas Kontemporer Pribumi Universitas serta terlibat dengan komunitas Pribumi dan Yahudi," demikian pernyataan CSU.

Advertising
Advertising

Hukuman diberikan setelah kelimanya berdandan rasis pada Juni lalu untuk kepentingan pesta akhir semester bertema politik yang salah di hotel Black Swan, Wagga Wagga. Mereka kemudian berfoto dan mengunggahnya di Instagram dengan judul yang sangat rasis.

Baca: Promo Donat Ini Diasosiasikan dengan Klu Klux Klan

“Sangat sangat tidak benar secara politik ... Harga kapas tidak benar, jadi ini adalah waktu yang tepat untuk memetik,” demikian judul dari foto tersebut yang telah dihapus dari Instagram.

Foto itu menunjukkan lima pria mengenakan topi dan jubah Ku Klux Klan buatan sendiri dan seorang pria dengan mengecat wajah dan tubuh dengan warna hitam pura-pura menjadi budak dan membawa semangkuk bola kapas.

Ku Klux Klan adalah kelompok anti kulit hitam Amerika Serikat yang populer di zaman perbudakan.

Wakil Kanselir CSU Andrew Vann mengatakan gambar-gambar yang dipasang di media sosial memicu kemarahan luas. Pihak universitas juga terus dihubungi dari seluruh dunia terkait insiden tersebut.

Baca: Dilaporkan Hilang, Pemimpin Ekstremis KKK AS Ditemukan Tewas

"Pada tingkat lokal, itu sangat mengganggu komunitas pribumi dan Yahudi kami. Kami tidak akan mentoleransi atau membenarkan perilaku ini," katanya, seperti dilansir South China Morning Post pada Senin, 2 Juli 2018.

Selain kelima mahasiswa yang mengenakan jubah Ku Klux Klan, tiga pria lainnya mengenakan piyama bergaris dengan lambang Bintang Daud, mirip dengan seragam yang dipakai oleh orang Yahudi di kamp konsentrasi Nazi dan pria lain berseragam Nazi dengan lambang swastika.

Semua mahasiswa CSU yang dikecam karena rasis telah menunjukkan penyesalan atas tindakan mereka dan telah ditawari dan dukungan yang berkelanjutan.

SOUTH CHINA MORNING POST|DAILY MAIL

Berita terkait

Mentan Sambut Baik Kelompok Tani Mahasiswa

23 jam lalu

Mentan Sambut Baik Kelompok Tani Mahasiswa

Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI), membentuk kelompok tani mahasiswa sebagai ujung tombak masa depan bangsa yang harus memiliki konsen terhadap sektor pertanian.

Baca Selengkapnya

Puluhan Turis Australia Terkatung-katung di Kaledonia Baru

1 hari lalu

Puluhan Turis Australia Terkatung-katung di Kaledonia Baru

Sekitar 30 turis Australia terkatung-katung di Kaledonia Baru menunggu kesempatan untuk bisa keluar dari negara itu dengan aman usai pecah kerusuhan

Baca Selengkapnya

BEM UB Kritik Tanggapan Rektorat Soal Kenaikan UKT: Bantuan Keuangan Bukan Solusi

1 hari lalu

BEM UB Kritik Tanggapan Rektorat Soal Kenaikan UKT: Bantuan Keuangan Bukan Solusi

BEM UB mengkritik tanggapan rektorat yang menyebutkan bantuan keuangan dan pengajuan keringanan adalah solusi atas kenaikan UKT.

Baca Selengkapnya

Airlangga Sebut IA-CEPA Dorong Perdagangan RI-Australia Melonjak 90 Persen

2 hari lalu

Airlangga Sebut IA-CEPA Dorong Perdagangan RI-Australia Melonjak 90 Persen

Menteri Airlangga menyatakan IA-CEPA pada tahun 2020 telah berhasil menggenjot nilai perdagangan Indonesia dan Australia melonjak hingga 90 persen.

Baca Selengkapnya

Imigrasi Surabaya Tangkap Warga Negara Bangladesh yang Diduga Terlibat Penyelundupan Manusia

2 hari lalu

Imigrasi Surabaya Tangkap Warga Negara Bangladesh yang Diduga Terlibat Penyelundupan Manusia

Seorang Warga Negara Bangladesh berinisial HR yang jadi DPO kasus penyelundupan manusia ditangkap Kantor Imigrasi Kelas I TPI Surabaya.

Baca Selengkapnya

Seputar Jokowi Terima David Hurley di Istana Bogor: Dari Tanam Pohon hingga Jadi Sopir

2 hari lalu

Seputar Jokowi Terima David Hurley di Istana Bogor: Dari Tanam Pohon hingga Jadi Sopir

Jokowi menerima kunjungan kenegaraan Gubernur Jenderal Australia David Hurley di Istana Bogor untuk merayakan 75 tahun hubungan diplomatik kedua negar

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Gubernur Jenderal Australia Bertemu, Bahas Penguatan Hubungan antar Masyarakat

2 hari lalu

Jokowi dan Gubernur Jenderal Australia Bertemu, Bahas Penguatan Hubungan antar Masyarakat

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dalam keterangan pers usai pertemuan, menjelaskan, Jokowi dan Hurley misalnya mebahas upaya menggiatkan pengajaran bahasa di masing-masing negara.

Baca Selengkapnya

Kala Jokowi Menjadi Sopir Gubernur Jenderal Australia Keliling Kebun Raya Bogor

2 hari lalu

Kala Jokowi Menjadi Sopir Gubernur Jenderal Australia Keliling Kebun Raya Bogor

Jokowi menjadi sopir Gubernur Jenderal Australia David Hurley saat mengendarai mobil golf mengelilingi Kebun Raya Bogor

Baca Selengkapnya

Jokowi Terima Lawatan Gubernur Jenderal Australia di Istana Bogor

2 hari lalu

Jokowi Terima Lawatan Gubernur Jenderal Australia di Istana Bogor

Presiden Jokowi menyambut kunjungan kenegaraan Gubernur Jenderal Australia David Hurley di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, pada Jumat, 17 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Jokowi Terima Kunjungan Gubernur Jenderal Australia pada Pagi Ini

2 hari lalu

Jokowi Terima Kunjungan Gubernur Jenderal Australia pada Pagi Ini

Gubernur Jenderal Australia menjadikan pertemuan dengan Jokowi sebagai bagian rangkaian untuk merayakan 75 tahun hubungan diplomatik dengan Indonesia.

Baca Selengkapnya