Malaysia Segera Tarik Pasukan Militernya dari Arab Saudi

Jumat, 29 Juni 2018 17:15 WIB

Seorang anak terlantar dari kota Hodeidah membawa saudaranya yang terkena monoplegia, di sekolah yang ditempati pengungsi, di Sanaa, Yaman 22 Juni 2018.[REUTERS/Mohamed al-Sayaghi]

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertahanan Mohammed Sabu mengatakan pasukan militer Malaysia segera ditarik dari Arab Saudi. Malaysia tidak ingin kehadiran pasukannya terseret dalam konflik di Timur Tengah.

"Malaysia selalu berusaha netral. Kebijakan luar negeri tidak pernah agresif," kata Sabut dalam pernyataan di media Malaysia pada Rabu, 27 Juni 2018, seperti dilansir dari Aljazeera, Kamis, 28 Juni 2018.

Baca: Melawan Yaman, Malaysia Gabung ke Koalisi Pimpinan Saudi

Sabu menyatakan pasukan Malaysia tidak ambil bagian dalam operasi pasukan koalisi Arab Saudi untuk mengintervensi Yaman, negara tetangganya.

Penarikan seluruh pasukan Malaysia dari koalisi Arab Saudi di Timur Tengah diputuskan Sabu pada pekan lalu setelah berbicara dengan Kementerian Luar Negeri. Keduanya membahas waktu yang tepat untuk mengembalikan pasukan itu.

Sejauh ini belum ada penjelasan resmi berapa banyak pasukan Malaysia yang ditempatkan di Arab Saudi. Mantan Perdana Menteri Najib Razak mengirimkan pasukan itu ke Arab Saudi untuk membantu evakuasi warga Malaysia yang ada di Yaman tahun 2015.

Awsaf, gadis Yaman berusia 5 tahun, sedang makan dan minum teh-yang mana hanya makanan ini yang bisa ia dapat-duduk di depan ibunya di gubuk mereka di Abyan, Yaman, pada 15 Februari 2018. Keputusasaan membentang di sepanjang penjuru selatan Yaman, di kota-kota dan desa-desa untuk pengungsi, para keluarga tidak mampu mendapat makanan di tengah perang sipil antara pemberontak Houthi dan pasukan koalisi Arab. [AP]

Baca: 20 Negara Ikut Latihan Militer di Arab Saudi, Untuk Apa?

Advertising
Advertising

Arab Saudi bersama sejumlah negara Arab melakukan kampanye militer pada 2015 dengan maksud memberikan dukungan kepada pemerintahan Yaman yang diakui masyarakat internasional. Operasi militer tersebut untuk mengusir keluar kelompok pemberontak Houthi yang menguasai negara itu sejak 2014.

Namun sebagian besar negara yang dulunya mengirimkan pasukannya bergabung dengan pasukan koalisi Arab Saudi, yang didukung Amerika Serikat, sudah menarik pasukan mereka. Saat ini yang tersisa hanya pasukan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab di Yaman.

PBB telah mengeluarkan pernyataan pada awal pekan ini bahwa pasukan koalisi Arab Saudi bertanggung jawab atas tewasnya anak-anak dan mereka yang terluka dalam perang di Yaman.

Adapun Arab Saudi dilaporkan kehilangan lebih dari 1.000 tentaranya dalam perang Yaman sejak 2015 hingga Mei 2018, seperti dilaporkan Aljazeera.

Berita terkait

75 Tahun Hubungan Diplomatik, India dan Indonesia Adakan Pameran dan Seminar Industri Pertahanan

4 jam lalu

75 Tahun Hubungan Diplomatik, India dan Indonesia Adakan Pameran dan Seminar Industri Pertahanan

Pameran sekaligus seminar Industri Pertahanan ini dalam rangka peringatan 75 tahun hubungan diplomatik India-Indonesia.

Baca Selengkapnya

Yaqut Bertemu Menteri Haji Arab Saudi, Bahas Upaya Peningkatan Layanan Jemaah

7 jam lalu

Yaqut Bertemu Menteri Haji Arab Saudi, Bahas Upaya Peningkatan Layanan Jemaah

Pertemuan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, dan Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi, Tawfiq bin Fawzan Al-Rabiah untuk membahas kemudahan layanan bagi jemaah haji Indonesia.

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

11 jam lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Kongres Amerika Serikat Berusaha Lindungi Benjamin Netanyahu dari Kemungkinan Penahanan oleh ICC

16 jam lalu

Top 3 Dunia: Kongres Amerika Serikat Berusaha Lindungi Benjamin Netanyahu dari Kemungkinan Penahanan oleh ICC

Top 3 Dunia, Kongres Amerika Serikat yang berupaya menghasilkan undang-undang agar bisa menghalangi ICC menerbitkan surat penahanan Netanyahu

Baca Selengkapnya

Arab Saudi Bakal Tindak Tegas Jamaah Haji yang Pakai Visa Tak Resmi

1 hari lalu

Arab Saudi Bakal Tindak Tegas Jamaah Haji yang Pakai Visa Tak Resmi

Arab Saudi akan menindak tegas siapa pun yang melaksanakan ibadah haji tanpa visa resmi.

Baca Selengkapnya

Menlu AS Temui Pangeran MBS di Arab Saudi, Bahas Gencatan Senjata Gaza

1 hari lalu

Menlu AS Temui Pangeran MBS di Arab Saudi, Bahas Gencatan Senjata Gaza

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken terbang ke Riyadh untuk bertemu Pangeran MBS dari Arab Saudi guna membahas perang di Gaza.

Baca Selengkapnya

Ma'ruf Amin Terima Kunjungan Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi di Istana Wapres

1 hari lalu

Ma'ruf Amin Terima Kunjungan Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi di Istana Wapres

Wakil Presiden Ma'ruf Amin menerima lawatan Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Tawfiq bin Fawzan Al-Rabiah di Istana Wapres.

Baca Selengkapnya

KFC Malaysia Tutup 100 Gerai di Tengah Marak Aksi Boikot Pro-Israel

1 hari lalu

KFC Malaysia Tutup 100 Gerai di Tengah Marak Aksi Boikot Pro-Israel

KFC menutup 100 gerainya di Malaysia. Perusahaan mengaku karena ekonomi sulit. Media lokal menyebut karena terdampak boikot pro-Israel.

Baca Selengkapnya

Pejabat Arab dan Muslim Serukan 'Sanksi Efektif' terhadap Israel

1 hari lalu

Pejabat Arab dan Muslim Serukan 'Sanksi Efektif' terhadap Israel

Pejabat Arab dan Muslim di Riyadh mendesak masyarakat internasional untuk menjatuhkan "sanksi efektif" terhadap Israel atas kejahatan perangnya.

Baca Selengkapnya

Menlu AS Kunjungi Arab Saudi, Bahas Gaza dan Normalisasi Hubungan dengan Israel

2 hari lalu

Menlu AS Kunjungi Arab Saudi, Bahas Gaza dan Normalisasi Hubungan dengan Israel

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berkunjung ke Arab Saudi untuk membahas situasi di Gaza dan normalisasi hubungan Israel-Saudi.

Baca Selengkapnya