Suriah Bergejolak, Yordania Menolak Tampung Pengungsi

Senin, 25 Juni 2018 17:00 WIB

Anak-anak Suriah bermain dalam kegiatan rekreasi di kamp pengungsian di al-Bab, Suriah, Selasa, 29 Mei 2018. AP Photo/Lefteris Pitarakis

TEMPO.CO, Jakarta - Yordania menyatakan tidak akan menampung pengungsi Suriah yang melarikan diri dari serangan pemerintah Bashar Al-Assad di selatan Suriah. Serangan rezim Assad ke selatan Suriah diyakini akan membuat ribuan orang melarikan diri ke wilayah Yordania.

Pasukan loyalis Presiden Suriah Bashar Al-Assad telah maju ke kota Daraa, dengan dukungan serangan udara Rusia, seperti dilaporkan Associated Press, 25 Juni 2018. Sementara Amerika Serikat dilaporkan menyampaikan kepada pemberontak agar tidak mengharapkan campur tangan Amerika Serikat terhadap serangan rezim Assad ke wilayah mereka.

Baca: Demi Keamanan, Turki Bangun Tembok Perbatasan dengan Suriah

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan gerilyawan Suriah menyerang 12 wilayah di mana koalisi pemberontak beralih memihak pemerintah. Selain itu, militer Rusia akan memastikan keamanan bagi tiga konvoi kemanusiaan Amerika Serikat yang memasuki wilayah itu pada Senin, 25 Juni 2018. Sebuah kelompok HAM untuk perang Suriah melaporkan 34 serangan udara diluncurkan ke Daraa pada Minggu tengah malam.

Sejumlah warga Suriah berjalan di antara bangunan yang rusak akibat perang di kota Douma, Suriah, 16 April 2018. AP

Advertising
Advertising

Daraa adalah kota awal protes anti-pemerintahan Assad pada Maret 2011 sebagai bagian Arab Spring di Suriah, yang kemudian memicu perang sipil yang telah menewaskan 400.000 orang dan membuat setengah populasi Suriah mengungsi. Kerajaan Yordania sendiri telah menampung jumlah besar pengungsi dari Suriah selama perang sipil yang mencabik negara tetangganya.

Baca: Putin: Rusia Tak Punya Rencana Tarik Pasukan dari Suriah

"Jumlah besar warga Suriah yang kami tampung dalam hal sumber daya keuangan dan infrastruktur tidak memungkinkan untuk penerimaan gelombang baru pencari suaka," kata Jumana Ghanimat, menteri negara untuk urusan media, seperti dilansir dari Al-Arabiya.

Sekitar 650.000 pengungsi Suriah telah mendaftar ke PBB di Yordania sejak melarikan diri dari perang tujuh tahun di Suriah.

Amman memperkirakan jumlah sebenarnya hampir mencapai 1,3 juta orang dan mengatakan Yordania menghabiskan lebih dari US$ 10 miliar atau Rp 141 triliun untuk mengurus pengungsi.

Baca: Angela Merkel Janji Berikan Pinjaman Rp 1,4 Triliun Ke Yordania

"Yordania tidak dan tidak akan meninggalkan peran kemanusiaannya dan komitmennya terhadap kepedulian internasional, tetapi Yordania telah melampaui kemampuannya untuk menyerap (lebih banyak pengungsi)," kata Ghanimat. Sementara pada Kamis 21 Juni lalu, PBB memperingatkan konflik yang meningkat di Suriah selatan bisa berdampak pada 750.000 warga sipil di wilayah yang dikuasai pemberontak.

Berita terkait

8 Personel Militer Suriah Terluka dalam Serangan Israel di Damaskus

3 hari lalu

8 Personel Militer Suriah Terluka dalam Serangan Israel di Damaskus

Suriah mengatakan delapan personel militernya terluka akibat serangan Israel di sekitar ibu kota Damaskus.

Baca Selengkapnya

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

3 hari lalu

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

Amerika Serikat mengakui salah telah membunuh warga sipil saat menargetkan pemimpin Al Qaeda di Suriah dalam serangan drone.

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Yordania Komplain ke Israel karena Truk Bantuan Kemanusiaan ke Gaza Diserang

4 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Yordania Komplain ke Israel karena Truk Bantuan Kemanusiaan ke Gaza Diserang

Warga Israel yang tinggal di wilayah pendudukan, menyerang dua konvoi kendaraan pembawa bantuan kemanusiaan untuk warga di Jalur Gaza dari Yordania.

Baca Selengkapnya

10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

13 hari lalu

10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

Ada 10 negara yang paling tidak aman di dunia dan tidak disarankan untuk berkunjung ke sana. Siapa saja?

Baca Selengkapnya

Piala Asia U-23: Pelatih Yordania Kecewa, tapi Akui Timnas Indonesia U-23 Layak Menang

14 hari lalu

Piala Asia U-23: Pelatih Yordania Kecewa, tapi Akui Timnas Indonesia U-23 Layak Menang

Pelatih Yordania, Abdallah Abu Zema, kecewa berat usai menelan kekalahan dari Timnas Indonesia U-23 pada laga terakhir Grup A Piala Asia U-23 2024.

Baca Selengkapnya

Detik-detik Laga Timnas Indonesia Vs Yordania di Piala Asia U-23, Siapa Lolos dari Lubang Jarum?

14 hari lalu

Detik-detik Laga Timnas Indonesia Vs Yordania di Piala Asia U-23, Siapa Lolos dari Lubang Jarum?

Pelatih timnas Yordania-U23 Abdallah Abu Zema menilai timnas Indonesia U-23 Indonesia adalah yang lawan sulit. Siapa keluar sebagai pemenang?

Baca Selengkapnya

Pemimpin Tertinggi Iran untuk Pertama Kali Tanggapi Serangan ke Israel, Begini Katanya

15 hari lalu

Pemimpin Tertinggi Iran untuk Pertama Kali Tanggapi Serangan ke Israel, Begini Katanya

Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei untuk pertama kalinya bereaksi terhadap serangan negaranya terhadap Israel awal bulan ini

Baca Selengkapnya

Timnas U-23 Indonesia vs Yordania, Marselino Ferdinan: Mental Kami Menang, Bukan Imbang Atau Kalah

15 hari lalu

Timnas U-23 Indonesia vs Yordania, Marselino Ferdinan: Mental Kami Menang, Bukan Imbang Atau Kalah

Marselino Ferdinan menegaskan para pemain timnas U-23 Indonesia tetap ingin meraih kemenangan saat melawan Yordania di Piala Asia U-23 2024.

Baca Selengkapnya

Piala Asia U-23: Ivar Jenner Ungkap Kondisi Terkini Timnas U-23 Jelang Laga Indonesia vs Yordania

16 hari lalu

Piala Asia U-23: Ivar Jenner Ungkap Kondisi Terkini Timnas U-23 Jelang Laga Indonesia vs Yordania

Ivar Jenner menjalani latihan terpisah menjelang laga Timnas U-23 Indonesia vs Yordania di Piala Asia U-23 2024.

Baca Selengkapnya

Yordania Tegaskan Wilayah Udaranya Bukan Medan Tempur Iran-Israel

16 hari lalu

Yordania Tegaskan Wilayah Udaranya Bukan Medan Tempur Iran-Israel

Pemerintah Yordania menegaskan bahwa wilayah udaranya tidak boleh menjadi medan tempur antara Iran dan Israel.

Baca Selengkapnya