Komunitas Palestina di Indonesia Kecewa Kunjungan Yahya ke Israel

Rabu, 13 Juni 2018 20:05 WIB

Seorang anak membawa bendera Palestina dalam aksi peringatan Hari Al-Quds Internasional di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS), Jakarta, Jumat, 8 Juni 2018. Aksi ini ditujukan untuk membela bangsa Palestina yang teraniaya oleh penguasaan Israel. TEMPO/Amston Probel

TEMPO.CO, Jakarta - Komunitas Palestina di Indonesia menyesalkan kunjungan Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Indonesia, Yahya Cholil Staquf, ke Israel. Sebab langkah ini diambil pada waktu yang tidak pas, yakni ketika Israel melanjutkan kebijakanya yang rasis dan agresif terhadap rakyat Palestina saat ratusan masyarakat Palestina melakukan unjuk rasa damai Pawai Kepulangan Maret 2018. Dalam unjuk rasa itu, ratusan pengunjuk rasa tewas dan ribuan orang luka-luka.

"Kami melihat waktu kunjungan ini dan di tempatnya (Yerusalem) adalah bentuk dukungan kepada posisi Israel dan Amerika Serikat yang mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel. Langkah ini merupakan kelalaian terhadap hak rakyat Palestina dan mendukung posisi kebijakan penjajah yang menargetkan tempat-tempat suci buat umat Muslim dan Kristen di Yerusalem," kata Murad Halayqa, Ketua Komunitas Palestina Indonesia, Rabu, 13 Juni 2018.

Baca: Komunitas Palestina di Indonesia Mengecam Teror Bom Surabaya

Pengunjuk rasa mengenakan masker berwarna bendera Palestina saat aksi Hari Al Quds Internasional di depan Kedutaan Besar AS, Jakarta, Jumat, 8 Juni 2018. AS resmi membuka kedutaannya di Yerusalem diikuti Guatemala dan Paraguay. ANTARA/Hafidz Mubarak A

Menurut Halayqa, pihaknya pun menyesalkan pertemuan Yahya dengan Wakil Duta Besar Amerika Serikat untuk Israel, David Friedman, yang merupakan pendukung pembangunan pemukiman Ilegal Israel di tanah Palestina. Friedman juga sosok yang mengancam mengganti Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, pada 29 Mei 2018. Dengan begitu, Komunitas Palestina menganggap pertemuan Friedman dan Yahya sama dengan bentuk dukungan terhadap posisi Israel dan dukungan jelas untuk konspirasi yang menargetkan rakyat dan kepemimpinan Palestina.

Baca: Penghacuran Rumah Palestina, Parlemen Inggris Protes Israel

Advertising
Advertising

Halayqa menilai tidak ada alasan atau logika yang dapat membenarkan langkah Yahya tersebut, khususnya setelah keputusan otoritas Israel pada 29 Mei 2018 untuk mencegah umat Kristen dan Muslim Indonesia untuk mengunjungi tempat-tempat suci di Yerusalem dan wilayah Palestina.

Komunitas Palestina di Indonesia dan rakyat Palestina pada umumnya menghargai dukungan Indonesia, baik di tingkat resmi maupun masyarakat terhadap perjuangan bangsa Palestina untuk mendirikan negara yang merdeka dengan Yerusalem sebagai ibukota. Komunitas Palestina pun puas terhadap sikap penolakan dari masyarakat Indonesia secara keseluruhan atas kunjungan Yahya, termasuk dari organisasi dan badan-badan keagamaan terbesar di Indonesia, seperti MUI dan Muhammadiyah.

Yahya datang ke Israel pada Minggu 10 Juni 2018 atas undangan Dewan Israel urusan luar negeri atau ICFR. Dalam kesempatan itu, Yahya didapuk sebagai pembicara dalam diskusi yang dipimpin Direktur Forum Global AJC, Rabi David Rosen. Sekitar 2.400 orang menghadiri acara tersebut.

Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Adita Irawati mengatakan keberangkatan anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Yahya Cholil Staquf, ke Israel untuk menyampaikan kuliah umum di acara yang diselenggarakan oleh The Israel Council on Foreign Relations tidak mewakili pemerintah.

"Atas nama pribadi, bukan sebagai Wantimpres," kata Adita saat dihubungi Tempo pada Ahad, 10 Juni 2018.

Hal senada juga disampaikan Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Robikin Emhas.

"Kehadiran Gus Yahya Staquf adalah selaku pribadi, bukan dalam kapasitas sebagai Khatib Aam PBNU, apalagi mewakili PBNU," kata Robikin lewat pesan singkat.

Robikin mengatakan tidak ada kerja sama program maupun kelembagaan antara PBNU dan Israel. Ia juga meyakini kehadiran Yahya ke Israel bertujuan untuk memberi dukungan bagi Palestina. Robikin menuturkan konflik Israel-Palestina tidak disebabkan oleh faktor tunggal. Karena itu, perlu gagasan yang hebat untuk memberi harapan perdamaian bagi seluruh pihak secara adil.

Berita terkait

Benjamin Netanyahu: Kami Akan Lanjutkan Pertempuran

48 menit lalu

Benjamin Netanyahu: Kami Akan Lanjutkan Pertempuran

Bagi Benjamin Netanyahu, memenuhi tuntutan Hamas sama dengan menyerah. Pihaknya memilih untuk melanjutkan pertempuran

Baca Selengkapnya

Hamas Minta Bantuan Jusuf Kalla untuk Mediasi dengan Israel

1 jam lalu

Hamas Minta Bantuan Jusuf Kalla untuk Mediasi dengan Israel

Hamas meminta bantuan dari Jusuf Kalla agar menjadi mediator guna mengakhiri perang dengan Israel.

Baca Selengkapnya

Pembungkaman Al Jazeera oleh Israel: Pembunuhan Jurnalis hingga Penutupan Kantor

1 jam lalu

Pembungkaman Al Jazeera oleh Israel: Pembunuhan Jurnalis hingga Penutupan Kantor

Setelah berkali-kali diancam akan ditutup, Al Jazeera akhirnya benar-benar ditutup di Israel dengan alasan menyebarkan hasutan.

Baca Selengkapnya

Pertama Kalinya, AS Tunda Pengiriman Senjata ke Israel

1 jam lalu

Pertama Kalinya, AS Tunda Pengiriman Senjata ke Israel

Ditundanya pengiriman senjata dari Amerika Serikat membuat pemerintah Israel kebingungan.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

2 jam lalu

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

Aksi ini terinspirasi dari gerakan demonstrasi masif dan berskala besar yang dilakukan para mahasiswa di AS, Eropa, dan sejumlah negara lain.

Baca Selengkapnya

Arab Saudi, Maroko dan Mesir di KTT OKI Menuntut Gencatan Senjata Segera di Gaza

2 jam lalu

Arab Saudi, Maroko dan Mesir di KTT OKI Menuntut Gencatan Senjata Segera di Gaza

Arab Saudi, Maroko dan Mesir kompak menyerukan gencatan senjata dalam perang Gaza di KTT Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) ke-15

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Beredel, Israel Pernah Serang Jurnalis Al Jazeera dan Keluarganya

3 jam lalu

Tak Hanya Beredel, Israel Pernah Serang Jurnalis Al Jazeera dan Keluarganya

Selain berulang kali menyerukan penutupan Al Jazeera, Israel tercatat berulang kali menyerang wartawan Aljazeera dan keluarganya.

Baca Selengkapnya

Israel Bombardir Rafah Balas Tembakan Roket Hamas, Belasan Orang Tewas

5 jam lalu

Israel Bombardir Rafah Balas Tembakan Roket Hamas, Belasan Orang Tewas

Israel membalas serangan roket Hamas terhadap penyeberangan Kerem Shalom dengan serangan udara yang menewaskan belasan warga di Rafah.

Baca Selengkapnya

Israel Gerebek Kantor Al Jazeera di Yerusalem Usai Pemberedelan

5 jam lalu

Israel Gerebek Kantor Al Jazeera di Yerusalem Usai Pemberedelan

Israel menggerebek kamar hotel di Yerusalem yang dijadikan kantor oleh media Al Jazeera, setelah menutup operasi lokal stasiun televisi tersebut.

Baca Selengkapnya

Hamas Serang Pangkalan Militer Israel di Rafah, Tiga Tentara IDF Tewas

8 jam lalu

Hamas Serang Pangkalan Militer Israel di Rafah, Tiga Tentara IDF Tewas

Bentrokan antara Hamas Israel terjadi di Rafah kemarin. Hamas menyerang pangkalan militer Israel dengan roket yang dibalas oleh Israel.

Baca Selengkapnya