Setelah AS-Korut Berdamai, Kemana Ekonomi Korea Utara Berlabuh?

Selasa, 12 Juni 2018 15:00 WIB

Presiden Donald Trump mengacungkan jempol kepada pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, saat pertemuan bilateral di Capella, Pulau Sentosa, Singapura, 12 Juni 2018. AP

TEMPO.CO, Jakarta - Jika pertemuan antara pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un dan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump di Singapura 12 Juni menghasilkan kesepakatan damai, maka mau tidak mau Amerika Serikat mencopot sanksi ekonomi yang menyelimuti Korea Utara. Donlad Trump mungkin menjanjikan "kekayaan" untuk Korea Utara dengan investasi perusahaan Amerika Serikat bermodel kapitalisme barat.

Donald Trump menjanjikan kesejahteraan dan investasi begitu sanksi Korea Utara dihapus dan Korea Utara membuka diri kepada era baru, seperti glasnost-nya Uni Soviet. Setelah keterbukaan dari isolasi dan nuklir telah bersih dari semenanjung Korea Utara, tentu negara ini mencari dukungan ekonomi. Banyak pengamat yakin Cina menjadi tiang penyangga ekonomi Korea Utara mendatang.

Baca: Pertemuan Empat Mata Trump dan Kim Jong Un Bahas Ini

Sebetulnya Amerika Serikat telah menyiapkan model ekonomi bergaya kapitalisme Amerika Serikat, tapi tetangga Korea Utara merupakan kampiun ekonomi di Asia sejak Deng Xiaoping menjadi pemimpin Cina pada 1978.


Deng membuat 'keajaiban' ekonomi yang mereformasi ekonomi Cina menjadi fondasi kuat selama 40 tahun terakhir. Dan kecondongan Korea Utara bisa direka-reka usai pertemuan Trump dan Kim di Singapura.

Advertising
Advertising

Presiden Cina, Xi Jinping berbincang dengan Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un dalam pertemuan di Dalian, Cina, 8 Mei 2018. Keduanya berbincang akrab dalam suasana yang hangat. KCNA/via REUTERS

Baca: Donald Trump Akan Buka Kedutaan AS di Korea Utara


Kim Jong Un dua kali berkunjung menemui Xi Jinping sejak Maret lalu. Sementara perwakilan pejabat tinggi Korea Utara juga berkunjung ke industri Cina selama 11 hari kunjungan pada Mei. Kunjungan yang berfokus pada teknologi transportasi kota dan teknologi mutakhir Cina.

Delegasi Korea Utara ini pergi ke Cina beberapa pekan usai Kim Jong Un mengumumkan akan mengakhiri program nuklirnya dan berjanji untuk membangun ekonomi sosialis. Media Cina menilai pengumuman Kim Jong Un sebagai keterbukaan dan reformasi Korea Utara.

"Tentu saja Kim Jong Un negosiasi dengan Trump karena ia tahu ia membutuhkan Amerika Serikat mencopot sanksi. Setelah itu tentu saja hubungan selanjutnya antara Kim Jong Un dan Xi Jinping," ungkap Jeon Kyong-man, pengamat ekonomi dari Institut Integrasi Masyarakat Korea, seperti dilaporkan dari Reuters, 12 Juni 2018.

Baca: Air China Pembawa Kim Jong Un Ternyata Pesawat PM Cina Li Keqiang


Cina sendiri siap membuat Korea Utara menjadi sekutu dan rekan dagang penting. Sejak Kim Jong Un menjabat pada 2011, perdagangan Korea Utara dengan Cina bahkan meningkat dan menjadi lebih penting. Cina menguasai 90 persen pasar Korea Utara dan menjadikan Cina sebagai satu-satunya penyangga ekonomi Korea Utara.


Pergeseran model ekonomi Cina dari ekonomi terencana menjadi ekonomi pasar menarik perhatian Pyongyang, karena dicapai dengan stabilitas politik, ekonomi dan sosial. Selain itu, model ekonomi versi Cina lebih cocok dengan ideologi Korea Utara dan bagaimana model ini bisa menjaga rezim Kim Jong Un sekaligus memajukan ekonomi Korea Utara.

Berita terkait

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

14 menit lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

18 jam lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

20 jam lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

1 hari lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

2 hari lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

3 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

4 hari lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

4 hari lalu

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

Seorang perempuan Cina merebut hati Pangeran Charles dan Belgia. Kisah percintaan mereka seperti dalam dongeng.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

4 hari lalu

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 27 April 2024 diawali oleh berita soal lima sumber kekayaan negara Iran, yang sedang menghadapi ketegangan dengan Israel

Baca Selengkapnya

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

4 hari lalu

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

Sebuah pabrik baja Cina, PT Hwa Hok Steel, terungkap memproduksi baja tulangan beton tidak sesuai SNI sehingga produk mereka dinyatakan ilegal.

Baca Selengkapnya