Presiden Afganistan Mengutuk Serangan Bom di Pertemuan Ulama

Reporter

Tempo.co

Selasa, 5 Juni 2018 20:33 WIB

Pusat pendaftaran pemilih yang diserang oleh seorang pembom bunuh diri di Kabul, Afganistan, 22 April 2018. Afganistan mendapatkan serangan mematikan berkali-kali dalam beberapa hari ini menjelang pemilihan Dewan Distrik yang akan digelar pada 20 Oktober 2018. AP/Rahmat Gul

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Afganistan Ashraf Ghani mengutuk serangan bom bunuh diri pada Senin, 4 Juni 2018, yang terjadi di luar sebuah tenda pertemuan damai para ulama Islam di ibu kota Kabul, Afganistan. Pertemuan para ulama itu ditujukan untuk mengesahkan fatwa larangan serangan teror bunuh diri.

Serangan bom bunuh diri pada Senin itu diklaim kelompok radikal Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan menewaskan 14 orang. Tujuh dari jumlah tersebut adalah ulama. Serangan bom bunuh diri itu adalah serangan terbaru yang mengancam keamanan parlemen dan Afganistan menjelang penyelenggaraan pemilu dewan distrik pada 20 Oktober 2018.

Baca: Ledakan Bom Kembar di Afganistan, Sedikitnya 21 Orang Tewas

Melalui video yang diunggahnya, Ghani mengatakan aksi bom yang menargetkan korban dalam jumlah besar—yang terdiri atas petinggi agama dan ulama—itu merupakan aksi penyerangan atas nabi dan nilai-nilai Islam.

Pertemuan para ulama itu berlangsung selama dua hari, 3-4 Juni 2018. Dalam pertemuan itu, para ulama sepakat mengesahkan fatwa atau hukum Islam yang menentang aksi pengeboman dan meminta kelompok militan Taliban mengembalikan perdamaian dengan meninggalkan Afganistan.

Advertising
Advertising

Baca: Dunia Kutuk Teror Bom Taliban di Afganistan Tewaskan 95 Orang

Presiden Afganistan, Ashraf Ghani. AFP via presstv.ir

Mengenai serangan ini, Taliban menyatakan aksi bom tersebut tidak ada kaitannya dengan mereka. Mereka menyebut pertemuan para ulama tersebut sebagai “proses Amerika”, yang diselenggarakan atas pilihan dari pemikiran orang Amerika Serikat.

Aksi bom yang sering meneror warga Afganistan tidak berkurang frekuensinya pada bulan suci Ramadan ini. Bahkan, pada Selasa, 5 Juni 2018, terjadi aksi pemboman di dekat area sekolah perempuan di Provinsi Nangarhar, Afganistan. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut.

Menyusul tingginya aksi penyerangan yang dilakukan kelompok militan garis keras, banyak sekolah di Afganistan tutup. Walhasil, kondisi ini mengurangi kesempatan anak-anak Afganistan menikmati pendidikan di bangku sekolah, bahkan sebagian di antaranya tidak pernah merasakan pendidikan.

REUTERS | TOLONEWS | ARABNEWS | AUDREY ANGELICA LOHO

Berita terkait

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

1 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

4 hari lalu

10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

Ada 10 negara yang paling tidak aman di dunia dan tidak disarankan untuk berkunjung ke sana. Siapa saja?

Baca Selengkapnya

Temuan Mortir Buatan Yugoslavia di Kalideres, Polisi: Masih Aktif

5 hari lalu

Temuan Mortir Buatan Yugoslavia di Kalideres, Polisi: Masih Aktif

Mortir itu ditemukan oleh seorang warga Kamal, Kalideres yang hendak mencuci kaki di keran air depan rumahnya.

Baca Selengkapnya

Lebih dari Setahun Pilot Susi Air Disandera TPNPB-OPM, Aparat Sebut Ada Kendala di Lapangan

5 hari lalu

Lebih dari Setahun Pilot Susi Air Disandera TPNPB-OPM, Aparat Sebut Ada Kendala di Lapangan

Pemerintah masih terus mengupayakan pembebasan Pilot Susi Air, Philips Mark Mehrtens. Belum ada perkembangan signifikan.

Baca Selengkapnya

Israel Dakwa Saudara Perempuan Ketua Hamas Ismail Haniyeh Melakukan Hasutan Teror

6 hari lalu

Israel Dakwa Saudara Perempuan Ketua Hamas Ismail Haniyeh Melakukan Hasutan Teror

Pengadilan Israel mendakwa saudara perempuan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh atas tuduhan menghasut untuk melakukan terorisme.

Baca Selengkapnya

TPNPB Kembali Tuding TNI Jatuhkan Bom di Papua Demi Selamatkan Pilot Susi Air

8 hari lalu

TPNPB Kembali Tuding TNI Jatuhkan Bom di Papua Demi Selamatkan Pilot Susi Air

Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) kembali menuding TNI melakukan pengeboman untuk menyelamatkan pilot Susi Air

Baca Selengkapnya

Polisi Tetapkan Penusukan Uskup di Sydney sebagai Serangan Teror

11 hari lalu

Polisi Tetapkan Penusukan Uskup di Sydney sebagai Serangan Teror

Polisi Australia mengatakan penusukan terhadap seorang uskup gereja Asiria di Sydney adalah tindakan teror

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, Polri Diminta Waspadai Kebangkitan Sel Terorisme di Indonesia

11 hari lalu

Timur Tengah Memanas, Polri Diminta Waspadai Kebangkitan Sel Terorisme di Indonesia

Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) meminta Polri mewaspadai aktifnya sel terorisme di Indonesia saat konflik Timur Tengah memanas

Baca Selengkapnya

AS Dilaporkan Setujui Penjualan Ribuan Bom ke Israel ketika Tujuh Relawan WCK Tewas

23 hari lalu

AS Dilaporkan Setujui Penjualan Ribuan Bom ke Israel ketika Tujuh Relawan WCK Tewas

Gedung Putih menyetujui penjualan senjata baru ke Israel ketika pada hari yang sama sekutu dekat AS itu membunuh tujuh relawan WCK di Gaza

Baca Selengkapnya

Polisi Israel Tangkap Saudara Perempuan Petinggi Hamas Ismail Haniyeh, Ini Alasannya

26 hari lalu

Polisi Israel Tangkap Saudara Perempuan Petinggi Hamas Ismail Haniyeh, Ini Alasannya

Polisi Israel menangkap saudara perempuan Ismail Haniyeh di Israel bagian selatan atas dugaan keterlibatan dengan Hamas.

Baca Selengkapnya