Amerika Serikat Veto Resolusi DK PBB untuk Palestina

Minggu, 3 Juni 2018 17:25 WIB

Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB, Nikki Haley, memveto setelah Duta Besar Bolivia untuk PBB mendukung resolusi perlindungan warga Palestina dalam rapat Dewan Keamanan PBB di Manhattan, New York, Amerika Serikat, 1 Juni 2018.[REUTERS/Shannon Stapleton]

TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat melalui Duta Besar untuk PBB, Nikki Haley, memveto resolusi DK PBB yang menuntut perlindungan internasional terhadap rakyat Palestina dan mengecam tindakan Israel atas warga sipil di Gaza. Resolusi yang diajukan Kuwait ke Dewan Keamanan PBB untuk menanggulangi kekerasan yang terus meningkat antara Palestina dan Israel, terutama di Jalur Gaza. Kemudian resolusi kedua yang diajukan Amerika Serikat untuk menyalahkan Hamas atas kekerasan dan menjunjung tinggi hak Israel untuk membela diri gagal mendapat dukungan 15 negara anggota DK PBB.


Nikki Haley menyebut resolusi ini berat sebelah dan gagal menyalahkan Hamas karena memprovokasi demonstrasi maut di Gaza.

Baca: Israel Bongkar Sekolah Palestina di Yerusalem, Dianggap Ilegal


"Resolusi seperti ini menjatuhkan kredibilitas PBB untuk menangani konflik Israel-Palestina," ujar Haley seperti dilansir United Press International, 3 Juni 2018, "Karena resolusi ini tidak tepat sasaran dan mengkarakterisasi peristiwa di Gaza, dan karena ini akan menodai usaha menuju perdamaian, Amerika Serikat akan menentang ini dan akan memveto jika diperlukan," lanjut Haley yang menyebut resolusi ini anti-Israel.

AP/Jason DeCrow

Advertising
Advertising

Dilansir dari Reuters, 3 Juni 2018, Perancis, Rusia, Cina, Pantai Gading, Kazakhstan, Bolivia, Peru, Swedia, dan Papua Nugini mendukung resolusi yang diajukan Kuwait dalam pemungutan suara mendukung resolusi pertama. Sementara Inggris, Belanda, Polandia dan Ethiopia abstain, dan Hanya Amerika Serikat yang menentang resolusi pertama ini.

Resolusi Dewan Keamanan perlu memperoleh sembilan suara mendukung dan tidak ada veto oleh salah satu anggota tetap DK PBB: Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Rusia dan Cina.

Sementara hanya Amerika Serikat yang mendukung rancangan resolusi kedua, dengan tiga suara menolak dan 11 abstain.

Sedikitnya 116 orang Palestina telah dibunuh oleh pasukan Israel dalam protes di perbatasan Gaza sejak 30 Maret. Jumlah pembunuhan terbanyak terjadi pada tanggal 14 Mei, hari ketika Amerika Serikat memindahkan kedutaannya di Israel ke Yerusalem dari Tel Aviv.

Di tengah kecaman internasional atas penggunaan kekuatan militer, Israel mengatakan banyak dari mereka yang tewas adalah militan dan tentara Israel memukul mundur serangan di pagar perbatasan antara Israel dan Gaza.

Baca: Palestina Bela Turis Indonesia yang Tak Bisa Masuk Israel

Sementara Palestina dan pendukungnya mengatakan sebagian besar pengunjuk rasa adalah warga sipil tak bersenjata dan Israel menggunakan kekerasan berlebihan terhadap mereka.

Selama bertahun-tahun, Amerika Serikat telah memveto sejumlah resolusi Dewan Keamanan yang mengecam Israel dalam konflik Israel-Palestina. Pada Desember, Amerika Serikat memveto resolusi rancangan Mesir yang menyerukan pemerintahan Presiden Donald Trump untuk membatalkan keputusan mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel.

Berita terkait

Top 3 Dunia; Gedung Putih Sebut Tel Aviv Siap-siap Serang Rafah

42 menit lalu

Top 3 Dunia; Gedung Putih Sebut Tel Aviv Siap-siap Serang Rafah

Top 3 dunia, di urutan pertama berita tentang Pemerintah Israel yang bersikukuh akan menyerang Rafah.

Baca Selengkapnya

Pengakuan Palestina sebagai Negara Berdaulat akan Jadi Pukulan Telak bagi Israel

15 jam lalu

Pengakuan Palestina sebagai Negara Berdaulat akan Jadi Pukulan Telak bagi Israel

Menteri Luar Negeri Turkiye sangat yakin pengakuan banyak negara terhadap Palestina sebagai sebuah negara akan menjadi pukulan telak bagi Israel

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Singgung Isu Palestina di KTT OKI

18 jam lalu

Retno Marsudi Singgung Isu Palestina di KTT OKI

Retno Marsudi mengingatkan seluruh negara anggota OKI berutang kemerdekaan kepada rakyat Palestina.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

22 jam lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

1 hari lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

1 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

1 hari lalu

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

Israel berencana mengusir warga Palestina keluar dari Kota Rafah di selatan Gaza ke sebidang tanah kecil di sepanjang pantai Gaza

Baca Selengkapnya

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

1 hari lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

1 hari lalu

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

Kementerian Luar Negeri Belgia mengatakan pihaknya "mengutuk segala ancaman dan tindakan intimidasi" terhadap Pengadilan Kriminal Internasional (ICC)

Baca Selengkapnya

Ratusan Mahasiswa Universitas Indonesia Gelar Aksi Simbolik UI Palestine Solidarity Camp

1 hari lalu

Ratusan Mahasiswa Universitas Indonesia Gelar Aksi Simbolik UI Palestine Solidarity Camp

Ratusan mahasiswa Universitas Indonesia menggelar aksi solidaritas bagi warga Palestina dan mahasiswa di Amerika yang diberangus aparat.

Baca Selengkapnya