Tiga Perahu Swedia Berlayar ke Gaza untuk Solidaritas Palestina

Jumat, 1 Juni 2018 17:00 WIB

Ship to Gaza Swedia [Middle East Monitor]

TEMPO.CO, Jakarta - Pada 15 Mei kemarin, tiga perahu Swedia bertemu di Selat Denmark, di dekat Copenhagen, untuk memulai pelayaran yang akan membawa mereka melintasi saluran dan lautan sampai ke Mediterania dan pantai Gaza, Palestina. Ini adalah armada kemanusiaan dengan misi menentang pengepungan ilegal Israel di Jalur Gaza.

Setelah penggalangan dana dan persiapan selama satu tahun, Ship to Gaza Swedia (SGS) telah mendapatkan tiga perahu dan 30 lebih awak, bertujuan menentang blokade Israel di penjara terbuka terbesar di dunia.

Baca: Atasi Penyusup, Israel Bangun Pembatas Laut di Gaza

"Ini adalah upaya bersama di seluruh Eropa dan jelas tujuan kami adalah untuk mencapai Gaza dan mematahkan blokade ilegal, tetapi juga bagian besar dari misi kami adalah untuk meningkatkan perlawanan terhadap blokade ilegal dan juga meningkatkan dukungan bagi penduduk," kata juru bicara SGS. Ellen Hansson, seperti dilaporkan Middle East Monitor, 1 Juni 2018.

Kapal Ship to Gaza Sweden, Mairead, terlihat di perairan Swedia. [Gudrun Romeborn via Middle East Monitor]

Advertising
Advertising

Dari tiga perahu kapal Swedia, dua kapal yang lebih kecil dijadwalkan berlayar melalui kanal Eropa, sementara kapal yang lebih besar akan bergabung dengan kapal internasional lain yang diselenggarakan oleh Freedom Flotilla Coalition (FFC). Keduanya akan transit di sepanjang jalan untuk meningkatkan kesadaran tentang warga Gaza yang dikepung Israel.

"Kami ingin singgah sebanyak mungkin di pelabuhan, misalnya lewat Brussels untuk mencoba dan mendapatkan perhatian di sana dengan Parlemen Eropa," kata Hansson.

Ini bukan pertama kalinya SGS membawa armada untuk wilayah Palestina; organisasi ini telah mengatur empat konvoi angkatan laut sejak 2010 yang berakhir pada penangkapan.

"Tentunya setiap kali kami mencoba melakukan ini, mereka membajak kapal kami dan menangkap aktivis kami. Kami belum tentu mendapatkan kembali perahu kami yang disita."

Selama pelayaran ketiga SGS Swedia pada 2015, aktivis mengenang bagaimana pasukan Israel menangkap anggota awak di bawah todongan senjata dan menahan mereka di sebuah van selama lebih dari seminggu. Selama penahanan mereka tidak diizinkan mengakses telepon. Beberapa bahkan dilaporkan diancam dengan cara kekerasan.

Tetapi bagi para aktivis, yang semuanya bekerja atas dasar sukarela, pelayaran ini adalah bagaimana memberikan harapan kepada orang-orang Palestina, dan pesan perlawanan terhadap pembajakan Israel.

Baca: Laila Ghandour, Korban Termuda Palestina dalam Demonstrasi Gaza


SGS Swedia telah melakukan penggalangan dana selama setahun terakhir, tetapi mendapatkan sejumlah dana setelah mereka memenangkan kasus penahanan kapal mereka di Mahkamah Agung terhadap pemerintah Israel. Putusan 2016 memutuskan Israel secara ilegal menahan kapal mereka pada 2012, memberikan biaya ganti sebesar US$ 10.500 atau sekitar Rp 145 juta. Pada 2017, kasus diselesaikan dan Ship to Gaza Sweden menggunakan uang yang dimenangkan dari kasus ini untuk membiayai kapal baru mereka.

“Kami mengumpulkan uang sekarang untuk dapat melewati layar ini, ada banyak uang yang diperlukan di sana untuk bahan bakar dan makanan dan semua hal ini. Kami mengumpulkan uang terus-menerus dan jelas setelah kampanye selesai, kami juga memiliki banyak biaya untuk ditanggung,” kata Hansson.

“Kami tahu bahwa PBB telah mengatakan bahwa Gaza tidak bisa dihuni pada 2020. Itu sebabnya kami berpikir bahwa tidak ada buang-buang waktu dan berpikir ulang,” tambah Hansson.

Berita terkait

Israel Tutup Perbatasan Rafah, PBB: Bencana Kemanusiaan Jika Bantuan Tak Bisa Masuk Gaza

1 jam lalu

Israel Tutup Perbatasan Rafah, PBB: Bencana Kemanusiaan Jika Bantuan Tak Bisa Masuk Gaza

Pejabat PBB mengatakan penutupan perbatasan Rafah dan Karem Abu Salem (Kerem Shalom) merupakan "bencana besar" bagi warga Palestina di Gaza

Baca Selengkapnya

Bertemu di Malaysia, Jusuf Kalla Minta Hamas Bersatu dengan Fatah

1 jam lalu

Bertemu di Malaysia, Jusuf Kalla Minta Hamas Bersatu dengan Fatah

Ketua PMI Jusuf Kalla meminta Hamas untuk bersatu dengan Fatah ketika bertemu perwakilan kelompok tersebut di Kuala Lumpur.

Baca Selengkapnya

12 Senator AS Ancam Sanksi Pejabat ICC dan Anggota Keluarga Jika Perintahkan Tangkap Netanyahu

2 jam lalu

12 Senator AS Ancam Sanksi Pejabat ICC dan Anggota Keluarga Jika Perintahkan Tangkap Netanyahu

12 senator AS mengancam akan menjatuhkan sanksi terhadap ICC jika menerbitkan perintah penangkapan terhadap perdana menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Malaysia Tolak Larang Perusahaan Pemasok Senjata ke Israel dalam Pameran di Kuala Lumpur

2 jam lalu

Malaysia Tolak Larang Perusahaan Pemasok Senjata ke Israel dalam Pameran di Kuala Lumpur

Suara pro-Palestina, termasuk mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad, mengatakan perusahaan Lockheed Martin dan MBDA harus dilarang

Baca Selengkapnya

Profil Gustavo Petro, Presiden Kolombia Tegas Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Israel

2 jam lalu

Profil Gustavo Petro, Presiden Kolombia Tegas Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Israel

Gustavo Petro, Presiden Kolombia ini menyatakan sikap negaranya memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel karena genosida di Gaza Palestina.

Baca Selengkapnya

Invasi Israel di Rafah, UN Women: 700.000 Perempuan dan Anak Perempuan Palestina dalam Bahaya

3 jam lalu

Invasi Israel di Rafah, UN Women: 700.000 Perempuan dan Anak Perempuan Palestina dalam Bahaya

UN Women memperingatkan bahwa serangan darat Israel di Rafah, Gaza, akan memperburuk penderitaan 700.000 perempuan dan anak perempuan Palestina

Baca Selengkapnya

Militer Israel Ambil Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir

3 jam lalu

Militer Israel Ambil Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir

Militer Israel mengambil kendali atas perbatasan Rafah antara Gaza dan Mesir

Baca Selengkapnya

Belgia akan Dukung Resolusi Pengakuan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

3 jam lalu

Belgia akan Dukung Resolusi Pengakuan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Menlu Belgia Hadja Lahbib mengatakan negaranya akan mendukung resolusi yang mengakui Palestina sebagai anggota penuh PBB

Baca Selengkapnya

Sekelompok Hakim AS Konservatif Tolak Pekerjakan Lulusan Universitas Columbia Pro-Palestina

4 jam lalu

Sekelompok Hakim AS Konservatif Tolak Pekerjakan Lulusan Universitas Columbia Pro-Palestina

Tiga belas orang hakim federal konservatif di AS memboikot lulusan Universitas Columbia karena protes pro-Palestina.

Baca Selengkapnya

Gelar Halalbihalal Nasional, MUI Ingatkan Kembali Pesan Kemanusiaan Terkait Palestina

4 jam lalu

Gelar Halalbihalal Nasional, MUI Ingatkan Kembali Pesan Kemanusiaan Terkait Palestina

MUI ingin merawat tali silaturahmi dengan berbagai mitra kerja dan komponen bangsa

Baca Selengkapnya