Pangeran Khaled: Ada Desakan Kudeta Terhadap Mohammed bin Salman

Selasa, 22 Mei 2018 17:22 WIB

Pangeran Khaled bin Farhan.[Middle East Eye]

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pangeran Saudi yang tidak setuju dengan kekuasaan Mohammed bin Salman, meminta pamannya untuk mengambil langkah menggulingkan Raja Salman dan mengambil alih kerajaan. Pangeran Khaled bin Farhan membujuk Pangeran Ahmed bin Abdulaziz dan Pangeran Muqrin bin Abdulaziz, dengan mengatakan bahwa kerusakan yang terjadi di keluarga kerajaan Saudi oleh Salman yang memerintah dengan "tidak rasional, tidak tegas dan bodoh" telah melampaui klimaks.

Seperti yang dilaporkan Middle East Eye, 22 Mei 2018, dalam sebuah wawancara, Pangeran Khaled, yang mendapat suaka politik di Jerman pada tahun 2013, mengatakan bahwa jika Ahmed dan Muqrin ingin menyatukan kekuatan maka 99 persen dari anggota keluarga kerajaan, dinas keamanan dan tentara akan mendukung mereka.

Baca juga: Mohammed bin Salman dalam Silsilah Keluarga Kerajaan Arab Saudi

Pangeran Khaled mengatakan bahwa pernyataan Mamduh bin Abdulaziz, salah satu saudara tertua Raja Salman yang masih hidup, menunjukkan ketidaksukaan dengan keluarga kerajaan secara menyeluruh.

Baca: Mohammed bin Salman Dikabarkan Meninggal

Advertising
Advertising

"Ada begitu banyak kemarahan dalam keluarga kerajaan, saya mengambil informasi ini dan memohon kepada paman saya, Ahmed dan Muqrin, yang merupakan putra-putra Abdulaziz dan berpendidikan tinggi, fasih dan mampu mengubah hal-hal untuk lebih baik. Saya dapat mengatakan bahwa kita semua berada di belakang mereka dan mendukung mereka,” ujar Khaled.

Ahmed bin Abdulaziz, mantan wakil menteri dalam negeri dan menteri dalam negeri, mendapat dukungan dari pejabat penting pasukan keamanan dan dewan suku Arab, kata pangeran. Muqrin bin Abdulaziz awalnya ditunjuk sebagai putra mahkota oleh saudara laki-lakinya Salman, hanya untuk digantikan oleh Muhammad bin Nayef pada bulan April 2015. Ia kemudian digantikan oleh saat ini Mohammed bin Salman atau yang dikenal MBS pada Juni 2017.

Pangeran Khaled mengatakan dia telah menerima sejumlah besar pesan surel dari orang-orang di kepolisian dan angkatan bersenjata untuk mendukung niatnya, "Saya menganggap mereka memohon dan bukannya menuntut kepada Pangeran Ahmed bin Abdulaziz untuk mengambil inisiatif mengubah situasi saat ini."

Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman berbicara dengan seorang pangeran Saudi di Riyadh, Arab Saudi, 2012. Ia berusaha mendorong sejumlah reformasi sosial dengan dukungan dari ayahnya, Raja Salman. AP

Baca: Penasaran Publik pada Istri Putra Mahkota Mohammed bin Salman

Desakan untuk kudeta masih menjadi misteri apalagi muncul insiden tembakan yang terdengar di luar istana Ouja di Riyadh pada April. Menurut pernyataan resmi istana, tembakan berasal dari penjaga keamanan yang menembak jatuh sebuah drone mainan. Namun blogger anonim, Mujtahid, mengatakan istana diserang oleh dua mobil SUV bersenjata lengkap dan enam penjaga keamanan beserta dua penyerang tewas.

Sejak insiden ini Mohammed bin Salman tidak terlihat di muka publik yang memicu spekulasi bahwa Mohammed bin Salman tewas. Namun beberapa hari belakangan muncul gambar MBS bersama pemimpin negara untuk membantah isu. Berbeda dengan pernyataan resmi istana, pangeran Khaled mengatakan cerita soal drone adalah dalih.

Baca: Tak Muncul di Depan Publik, Mohammed Bin Salman Sakit?

"Secara pribadi saya yakin ini bukan usaha kudeta terhadap Mohammed bin Salman tapi lebih kepada tindakan protes kepadanya," tutur pangeran Khaled. Namun pangeran Khaled mengungkapkan jika MBS tetap berkuasa maka situasi di Arab Saudi ibarat gunung berapi yang siap meletus dan berdampak bukan hanya di Arab Saudi tetapi juga negara-negara Eropa.


Pangeran mengakui dia memuji beberapa reformasi yang diperkenalkan oleh Mohammed bin Salman, termasuk mengizinkan perempuan untuk mengemudi dan membatasi pengaruh otoritas keagamaan. Tapi ia menilai kebijakan ini dimaksudkan untuk menenangkan Barat, namun yang menjadi masalah sebenarnya di Arab adalah sistem politik, di mana raja memiliki kekuasaan mutlak untuk menunjuk hakim-hakim, anggota Dewan Syura dan pemerintah sendiri.

Sistem politik kerajaan mewakili kehendak raja dan tidak ada orang lain, dan ketika ada raja baru semuanya berubah. Pangeran Khaled mengatakan kerajaan Arab Saudi adalah kediktatoran dan sebelum Salman bertahta, setidaknya posisi kekuasaan dibagi tapi saat Mohammed bin Salman bertahta kekuasaan hanya terkonsentrasi di tangan satu orang.

Berita terkait

Media AS Sebut Arab Saudi Tangkap Warganya yang Kritik Israel soal Gaza

9 jam lalu

Media AS Sebut Arab Saudi Tangkap Warganya yang Kritik Israel soal Gaza

Menurut media asal AS, Arab Saudi menangkap warganya karena mengkritik Israel di media sosial terkait perang di Gaza.

Baca Selengkapnya

Bidik Peziarah di Luar Ibadah Haji dan Umrah, Arab Saudi Kenalkan Platform Nusuk

1 hari lalu

Bidik Peziarah di Luar Ibadah Haji dan Umrah, Arab Saudi Kenalkan Platform Nusuk

Arab Saudi mengundang pelancong menjelajahi budaya, sejarah, dan petualangan di luar perjalanan keagamaan seperti haji dan umrah.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011

1 hari lalu

5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011

Hari ini, 2 Mei 2011, Osama bin Laden ditembak mati oleh pasukan Amerika. Berikut fakta-fakta Osama bin Laden.

Baca Selengkapnya

Buat Jemaah Calon Haji 2024, Ini Aturan Terbaru dari Arab Saudi

1 hari lalu

Buat Jemaah Calon Haji 2024, Ini Aturan Terbaru dari Arab Saudi

Arab Saudi mewajibkan jemaah calon haji memenuhi kriteria vaksinasi dan mendapatkan izin resmi.

Baca Selengkapnya

Arab Saudi Terbitkan Smart Card untuk Jemaah Haji Mulai Tahun Ini, Apa Itu?

1 hari lalu

Arab Saudi Terbitkan Smart Card untuk Jemaah Haji Mulai Tahun Ini, Apa Itu?

Arab Saudi menyatakan pihaknya akan memperketat aturan haji tahun ini.

Baca Selengkapnya

Yaqut Bertemu Menteri Haji Arab Saudi, Bahas Upaya Peningkatan Layanan Jemaah

2 hari lalu

Yaqut Bertemu Menteri Haji Arab Saudi, Bahas Upaya Peningkatan Layanan Jemaah

Pertemuan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, dan Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi, Tawfiq bin Fawzan Al-Rabiah untuk membahas kemudahan layanan bagi jemaah haji Indonesia.

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

2 hari lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Kongres Amerika Serikat Berusaha Lindungi Benjamin Netanyahu dari Kemungkinan Penahanan oleh ICC

2 hari lalu

Top 3 Dunia: Kongres Amerika Serikat Berusaha Lindungi Benjamin Netanyahu dari Kemungkinan Penahanan oleh ICC

Top 3 Dunia, Kongres Amerika Serikat yang berupaya menghasilkan undang-undang agar bisa menghalangi ICC menerbitkan surat penahanan Netanyahu

Baca Selengkapnya

Arab Saudi Bakal Tindak Tegas Jamaah Haji yang Pakai Visa Tak Resmi

3 hari lalu

Arab Saudi Bakal Tindak Tegas Jamaah Haji yang Pakai Visa Tak Resmi

Arab Saudi akan menindak tegas siapa pun yang melaksanakan ibadah haji tanpa visa resmi.

Baca Selengkapnya

Menlu AS Temui Pangeran MBS di Arab Saudi, Bahas Gencatan Senjata Gaza

3 hari lalu

Menlu AS Temui Pangeran MBS di Arab Saudi, Bahas Gencatan Senjata Gaza

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken terbang ke Riyadh untuk bertemu Pangeran MBS dari Arab Saudi guna membahas perang di Gaza.

Baca Selengkapnya