TEMPO.CO, Jakarta - Venezuela bersiap menyelenggarakan pemilu nasional pada 20 Mei 2018. Dalam pemilu 2018, total ada 25 partai politik yang berpartisipasi dan empat kandidat calon presiden, yakni tiga calon dari pemerintah dan satu calon presiden dari kubu oposisi. Di antara calon presiden itu adalah Nicolas Maduro yang kembali maju sebagai orang nomor satu Venezuela.

Menyusul penyelenggaraan pemilu ini, Wilson Orlando Loaiza Lopez, Konselor Kedutaan Besar Venezuela di Jakarta, menjelaskan total sudah sekitar 36 orang warga negara Venezuela di Indonesia yang akan mendaftar untuk memberikan hak suaranya dalam pemilu 2018. Jumlah ini terbilang sedikit karena mereka yang ingin memberikan hak suaranya harus datang ke kantor Kedutaan Venezuela dan tidak bisa memberikan hak suara lewat jarak jauh.

Total ada sekitar 250 orang Venezuela di Indonesia, termasuk anak-anak. Umumnya, mereka tinggal di Jakarta, Bali dan Balikpapan dan bekerja di sektor perminyakan.

Duta Besar Venezuela untuk Indonesia, Gladys F Urbaneja, mengatakan banyak masyarakat Venezuela berharap Presiden Maduro kembali terpilih, terlebih Maduro telah memiliki 15 program pembangunan jangka panjang 2019-2025, yang telah didiskusikannya dengan masyarakat Venezuela. Di antara program itu adalah mendiversifikasi perekonomian Venezuela agar tidak terlalu bergantung pada minyak dan mengubah keadaan menjadi lebih baik. Salah satu caranya dengan meningkatkan ekonomi di kawasan pelabuhan dan mengembangkan sumber daya alam.

"Kami tidak setuju disebut negara yang gagal. Kami ini dijatuhi sanksi oleh Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya. Saat ini Presiden Maduro menghadapi tantangan yang lebih besar dari era mantan Presiden Hugo Chavez," kata Urbaneja, Kamis, 17 Mei 2018.

Baca: Siapa Maduro, Presiden Venezuela Seteru Amerika

Duta besar Venezuela di Jakarta, Gladys F Urbaneja Duran. TEMPO/Suci

Baca: Ditentang Oposisi, Presiden Maduro Minta Pemilu Venezuela April

Dalam pemilu 2018, penantang terkuat presiden Maduro adalah Henri Falcón dari advance progresife. Urbaneja memastikan dari total empat calon presiden Venezuela itu tidak ada satu pun yang didukung oleh Amerika Serikat.