Peneliti Amerika Serikat Teliti Rusa Berkepala Dua

Senin, 14 Mei 2018 19:48 WIB

Rusa berkepala dua. [University of Georgia]

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Universitas Georgia, Amerika Serikat, meneliti temuan rusa berkepala dua yang ditemukan di hutan Minnesota, Amerika Serikat.


"Ini luar biasa dan sangat langka," kata ekolog, Gino D'Angelo dari Universitas Georgia, yang juga mantan kepala Departemen Sumber Daya Alam Minnesota, seperti dikutip Science Alert, 14 Mei 2018.

"Kita bahkan tidak bisa memperkirakan kelangkaan ini. Dari puluhan juta anak rusa yang lahir setiap tahun di AS, mungkin ada kelainan yang terjadi di alam liar yang bahkan tidak kita ketahui," tambah D'Angelo.

Anak rusa ini ternyata kembar siam yang pertama dari jenis mereka dan diturunkan dari genetika kelahiran. Semua contoh lain dari kembar siam seperti itu hanya pernah dilihat di dalam rahim.

Baca: Makhluk Misterius Terdampar di Pantai Filipina, Warga Panik

Advertising
Advertising

Kembar siam lebih umum pada hewan peliharaan, seperti domba dan sapi, dan bahkan anak kucing, namun jarang terjadi pada hewan liar. Dari 19 kasus kembar siam di alam liar dalam literatur ilmiah antara 1671-2006, hanya 5 kasus yang terjadi pada rusa.

Pada rusa berekor putih, hanya dua kasus kembar siam yang dilaporkan, namun penyebab pasti kembar siam tidak diketahui.

Rusa rusa berekor putih ini awalnya ditemukan dua tahun lalu, pada Mei 2016, di hutan tenggara Minnesota, dalam kondisi bersih, kering dan baru mati. Bangkai rusa kemudian dikirim ke Departemen Sumber Daya Alam Minnesota dan dibekukan hingga bisa dipelajari secara terperinci.

Hasil x-ray rusa berkepala dua. (D'Angelo et al./The American Midland Naturalist)

Tim peneliti melakukan pembedahan, MRI dan CT scan tubuh di Laboratorium Diagnostik Veteriner, Universitas Minnesota.

Mereka menemukan bahwa rusa muda betina ini memiliki satu tubuh, tetapi tulang belakang menyimpang di dada menjadi dua, sehingga ada dua leher terpisah dan dua kepala yang terpisah.

Ketika paru-paru dimasukan ke dalam air, paru-paru langsung tenggelam dan ini berarti rusa mati begitu lahir.

Baca: Ilmuwan Usia 104 Tahun yang Rindu Kematian Akhirnya Berpulang

Ada dua saluran pencernaan yang terpisah, meskipun hanya satu yang sepenuhnya terhubung ke anus. Mereka juga memiliki dua jantung yang terpisah di dalam kantung perikardium, dan limpa ekstra. Namun, mereka hanya berbagi satu jantung, ini menyebabkan gagal fungsi jantung.

"Anatomi rusa menunjukkan bahwa rusa ini tidak akan pernah bisa hidup," kata D'Angelo.

"Namun, mereka ditemukan rapi dan dalam posisi alami, menunjukkan bahwa rusa betina mencoba merawat mereka setelah melahirkan. Naluri keibuan sangat kuat," tambah D'Angelo.

Rusa ini dipamerkan di gedung Pusat Sumber Daya Alam Minnesota di St. Paul, Minnesota, Amerika Serikat. Makalah yang menjelaskan temuan tersebut telah dipublikasikan di The American Midland Naturalist.

Berita terkait

Peneliti Unair Temukan Senyawa Penghambat Sel Kanker, Raih Penghargaan Best Paper

2 hari lalu

Peneliti Unair Temukan Senyawa Penghambat Sel Kanker, Raih Penghargaan Best Paper

Peneliti Unair berhasil mengukir namanya di kancah internasional dengan meraih best paper award dari jurnal ternama Engineered Science.

Baca Selengkapnya

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

2 hari lalu

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

Sekarang ukuran roket juga tidak besar, tapi bisa mengangkut banyak satelit kecil.

Baca Selengkapnya

Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

3 hari lalu

Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

Di Indonesia diperkirakan terdapat 200 ribu spesies jamur, yang di antaranya mampu memproduksi enzim.

Baca Selengkapnya

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

3 hari lalu

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).

Baca Selengkapnya

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

3 hari lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya

Setiap 26 April Diperingati Hari Kekayaan Intelektual Sedunia, Ini Awal Penetapannya

9 hari lalu

Setiap 26 April Diperingati Hari Kekayaan Intelektual Sedunia, Ini Awal Penetapannya

Hari Kekayaan Intelektual Sedunia diperingati setiap 26 April. Begini latar belakang penetapannya.

Baca Selengkapnya

Atasi Kekurangan Zinc pada Anak, Periset BRIN Teliti Suplemen Zinc dari Peptida Teripang

12 hari lalu

Atasi Kekurangan Zinc pada Anak, Periset BRIN Teliti Suplemen Zinc dari Peptida Teripang

Saat ini suplemen zinc yang tersedia di pasaran masih perlu pengembangan lanjutan.

Baca Selengkapnya

BRIN Tawarkan Model Agrosilvofishery untuk Restorasi Ekosistem Gambut Berbasis Masyarakat

13 hari lalu

BRIN Tawarkan Model Agrosilvofishery untuk Restorasi Ekosistem Gambut Berbasis Masyarakat

Implimentasi model agrosilvofishery pada ekosistem gambut perlu dilakukan secara selektif.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

13 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

17 hari lalu

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

Peningkatan intensitas hujan di Dubai terkesan tidak wajar dan sangat melebihi dari prediksi awal.

Baca Selengkapnya