Bom Bunuh Diri dan Tembakan di Afganistan, 9 Orang Tewas
Reporter
Yon Yoseph
Editor
Maria Rita Hasugian
Minggu, 13 Mei 2018 20:56 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Bom bunuh diri dan tembakan beruntun yang menyasar gedung pemerintahan di Afganistan timur mengakibatkan sedikitnya 9 orang tewas dan mencederai 36 lainnya.
Attahullah Khogyani, juru bicara Gubernur Provinsi Nangarhar, mengatakan bom bunuh diri meledak di luar gedung kantor pajak dan pendapatan provinsi di pusat Kota Jalalabad pada Ahad, 13 Mei 2018.
Baca: Dalam Sehari di Afganistan: Masjid Dibom, Patroli Polisi Diserang
"Setelah bom mobil diledakkan, para penyerang kemudian menyerbu gedung, menembaki para pejabat keamanan," kata Khogyani, seperti dilansir Al Jazeera pada 13 Mei 2018.
Dia mengatakan pasukan keamanan menewaskan salah satu penyerang dan mengepung gedung pemerintah provinsi di timur Afganistan.
Inamullah Miakhial, juru bicara rumah sakit Nangarhar, mengatakan sembilan orang tewas dan lebih dari 35 terluka.
Baca: ISIS dan Taliban di Afganistan Sama Radikalnya, tapi Beda Tujuan
Sohrab Qaderi, anggota Dewan Provinsi Nangarhar, mengatakan serangan bermula ketika seorang penyerang meledakkan diri di gerbang gedung dan dua lainnya meledakkan bom di dalam gedung.
Menurut Qaderi, sedikitnya empat penyerang kemudian menyerbu ke dalam gedung dengan peluncur granat dan senapan serbu AK-47.
Pasukan keamanan Afganistan mengepung daerah itu dan masih memerangi orang-orang bersenjata beberapa jam setelah ledakan awal. Belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
Serangan terjadi kurang dari seminggu setelah Senin lalu 17 orang tewas ketika sebuah bom meledak di masjid di Kabul. ISIS dan Taliban sama-sama mengklaim serangan tersebut.
Baca: Afganistan, Kawasan Mengerikan bagi Jurnalis
Pasukan keamanan Afganistan terus berjuang memerangi Taliban dan ISIS sejak Amerika Serikat dan NATO secara resmi mengakhiri tugasnya di negara itu pada 2014.
Taliban menguasai distrik di hampir seluruh negeri dan kerap melakukan serangan di Kabul, ibu kota Afganistan, dalam beberapa bulan terakhir, yang menewaskan puluhan orang.
ALJAZEERA | RADIO FREE EUROPE