Taliban di Pakistan Didukung Pihak Ketiga?

Reporter

Tempo.co

Kamis, 3 Mei 2018 06:41 WIB

Muhammad al-Ghazali, Profesor dari Institute Penelitian Islam, Pakistan, sedang berbagi cerita Islam di Paksitan dan kelompok radikal di negara itu, 2 Mei 2018. Sumber: TEMPO/Suci Sekar

TEMPO.CO, Jakarta - Pakistan sukses menumpas kelompok radikal, Taliban. Wilayah-wilayah yang dulu diduduki oleh kelompok garis keras itu telah dibersihkan.

Muhammad al-Ghazali, Profesor dari Institute Penelitian Islam dan Hakim Mahkamah Agung Pakistan, menceritakan kelompok Taliban yang ada di Paksitan berasal dari Afganistan. Mereka adalah mahasiswa, yang pindah ke Pakistan untuk untuk menciptakan sistem pemerintahan sendiri. Seiring waktu, kelompok Taliban di Afganistan dan Pakistan telah sangat berbeda dalam berbagai hal, namun kelompok ini tetap radikal dan berbahaya.

“Istilah Taliban di Pakistan ini, digunakan oleh media-media barat karena ada pihak-pihak yang menjadi pembuat onar atau trouble maker,” kata Ghazali kepada Tempo, Rabu, 2 Mei 2018.

Baca: Hadapi Taliban, Pakistan Berlakukan Hukuman Mati

Muhammad al-Ghazali, Profesor dari Institute Penelitian Islam, Pakistan, sedang berbagi cerita Islam di Paksitan dan kelompok radikal di negara itu, 2 Mei 2018. Sumber: TEMPO/Suci Sekar

Advertising
Advertising

Baca: Pakistan Hukum Gantung Empat Milisi Taliban

Ghazali sangat yakin kelompok Taliban di Pakistan digerakkan oleh pihak ketiga, yang mengirimkan senjata. Kelompok ini disebut Ghazali disusupi agen mata-mata dari musuh Pakistan, yang juga ingin menciptakan gambaran yang buruk soal Islam. Pihak ketiga tersebut memberikan pelatihan militer dan persenjataan. Pihak-pihak ini pula yang diyakininya mempersenjatai kelompok radikal Negara Islam Irak-Suriah atau ISIS untuk 'membersihkan' Irak dan Suriah. Namun beruntung, Pakistan disebut Ghazali telah sukses mengatasi serangan teror kelompok garis keras Taliban.

Taliban adalah kelompok yang menembak Malala Yousafzai, 20 tahun, aktivis pendidikan peraih nobel bidang perdamaian 2014. Aksi penembakan dilakukan karena Malala menyuarakan pendidikan bagi anak perempuan, suatu hal yang bertolak belakang dengan misi kelompok Taliban di Pakistan.

Berita terkait

Diserang Israel, Presiden Iran Justru Kunjungi Pakistan Pekan Ini

7 hari lalu

Diserang Israel, Presiden Iran Justru Kunjungi Pakistan Pekan Ini

Presiden Iran Ebrahim Raisi akan melakukan kunjungan resmi ke Pakistan mulai pekan ini, meski negara itu baru saja diserang Israel pada Jumat lalu

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Biaya Hidup Termurah di Dunia, Indonesia Masuk?

13 hari lalu

10 Negara dengan Biaya Hidup Termurah di Dunia, Indonesia Masuk?

Negara dengan biaya hidup termurah di dunia pada 2024, Pakistan berada di urutan pertama

Baca Selengkapnya

Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

14 hari lalu

Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

Warga Australia berduka atas kematian lima perempuan dan seorang pria penjaga keamanan pengungsi asal Pakistan.

Baca Selengkapnya

Jerman Disebut Minta NATO Blokir Embargo Senjata PBB terhadap Israel

24 hari lalu

Jerman Disebut Minta NATO Blokir Embargo Senjata PBB terhadap Israel

Menlu Jerman Annalena Baerbock disebut mendesak NATO untuk memblokir rancangan resolusi PBB yang menyerukan penghentian ekspor senjata ke Israel.

Baca Selengkapnya

Risiko Genosida di Gaza, Dewan HAM PBB Rancang Resolusi Embargo Senjata Israel

25 hari lalu

Risiko Genosida di Gaza, Dewan HAM PBB Rancang Resolusi Embargo Senjata Israel

Dewan HAM PBB akan mempertimbangkan rancangan resolusi pada Jumat 5 April 2024 yang menyerukan embargo senjata terhadap Israel.

Baca Selengkapnya

Asif Ali Zardari Terpilih sebagai Presiden Pakistan, Mengenali Perjalanan Politiknya

48 hari lalu

Asif Ali Zardari Terpilih sebagai Presiden Pakistan, Mengenali Perjalanan Politiknya

Asif Ali Zardari mantan suami Benazir Bhutto yang dua kali menjabat perdana menteri Pakistan

Baca Selengkapnya

Putusan Pengadilan Pakistan: Hukuman Gantung Zulfikar Ali Bhutto Sewenang-wenang

54 hari lalu

Putusan Pengadilan Pakistan: Hukuman Gantung Zulfikar Ali Bhutto Sewenang-wenang

44 tahun lalu, Zulfikar Ali Bhutto, ayah Benazir Bhutto, dihukum gantung dengang sewenang-wenang di bawah rezim militer Pakistan Jenderal Zia-ul-Haq.

Baca Selengkapnya

Partai Sekutu Imran Khan Tak Penuhi Syarat Masuk Parlemen Pakistan

55 hari lalu

Partai Sekutu Imran Khan Tak Penuhi Syarat Masuk Parlemen Pakistan

Kandidat independen dari Dewan Sunni Ittehad (SIC) yang didukung partai Imran Khan, yakni Pakistan Tehreek-e-Insaf tak memenuhi syarat masuk parlemen.

Baca Selengkapnya

Bulog Membeli Beras 300 Ribu Ton dari Thailand dan Pakistan, Tambah Stok Jelang Ramadan

56 hari lalu

Bulog Membeli Beras 300 Ribu Ton dari Thailand dan Pakistan, Tambah Stok Jelang Ramadan

Perum Bulog mengimpor beras sebanyak 300 ribu ton dari Thailand dan Pakistan untuk memperkuat stok pangan nasional menghadapi Ramadan dan Idul Fitri

Baca Selengkapnya

Dua Partai Dinasti Politik Pakistan Berupaya Membentuk Koalisi

19 Februari 2024

Dua Partai Dinasti Politik Pakistan Berupaya Membentuk Koalisi

PML-N dan PPP sedang berupaya membentuk koalisi pemerintahan Pakistan setelah pemilu 2024.

Baca Selengkapnya