Uni Eropa Perpanjang Embargo Senjata Bagi Myanmar

Jumat, 27 April 2018 11:52 WIB

Pengungsi Rohingya berusaha menuju kamp pengungsian saat ditahan oleh Penjaga Perbatasan Bangladesh (BGB) setelah secara ilegal melintasi perbatasan di Teknaf, Bangladesh, 31 Agustus 2017. REUTERS/Mohammad Ponir Hossain

TEMPO.CO, Jakarta - Uni Eropa memperpanjang embargo senjata terhadap Myanmar, menyusul pelanggaran HAM terhadap Rohingya dan mengatakan sedang mempersiapkan sanksi terhadap masing-masing pejabat militer.

Dewan Uni Eropa pada Kamis, 25 April 2018, sepakat memperpanjang embargo senjata di Myanmar untuk satu tahun lagi menyusul tuduhan pelanggaran HAM oleh militer Myanmar di Rakhine yang mengakibatkan hampir 700.000 Muslim Rohingya melarikan diri ke Bangladesh.

Baca: PBB: Myanmar Berniat Usir Seluruh Rohingya

"Embargo termasuk senjata, peralatan lain yang dapat digunakan untuk represi, penyediaan pelatihan militer dan produk yang digunakan untuk memantau komunikasi," demikian pernyataan Dewan Uni Eropa, seperti dilansir Reuters pada 27 April 2018.

Dewan Uni Eropa juga telah menyetujui kerangka kerja untuk sanksi pribadi terhadap para pejabat Angkatan Bersenjata Myanmar dan polisi penjaga perbatasan, jika pelanggaran hak asasi manusia di negara itu terus berlanjut. Sanksi pribadi ini bisa termasuk larangan perjalanan dan pembekuan aset.

Baca: Amerika Serikat Selidiki Kejahatan terhadap Rohingya di Myanmar

Uni Eropa menuduh Myanmar melakukan pelanggaran hak asasi manusia "serius dan sistemik" dalam operasi militer di barat laut itu tahun lalu. Sanksi baru Uni Eropa ini mengikuti langkah-langkah serupa oleh Amerika Serikat dan Kanada.

Advertising
Advertising

Pada Desember lalu, Amerika Serikat mengenakan sanksi terhadap orang yang bertanggung jawab atas tindakan keras terhadap minoritas Rohingya di Rakhine.

Baca: Militer Myanmar Bunuh Kaum Rohingnya Termasuk Bayi

Kanada menyusul pada Februari menyusul laporan pembantaian di desa Inn Din terhadap 10 pria Muslim Rohingya oleh militer Myanmar.

Hubungan Barat dengan Myanmar memburuk atas tindakan keras terhadap kaum Rohingya meskipun negara Asia Tenggara itu membuat perubahan parsial ke pemerintahan yang lebih demokratis dalam beberapa tahun terakhir.

Berita terkait

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

3 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

5 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

9 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

11 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

11 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

14 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

14 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

15 hari lalu

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

17 hari lalu

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

Top 3 dunia adalah Iran siap menghadapi serangan Israel, sejarah kudeta di Myanmar hingga Netanyahu mengancam.

Baca Selengkapnya

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

18 hari lalu

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

Myanmar, yang dulunya dikenal sebagai Burma itu telah lama dianggap sebagai negara paria ketika berada di bawah kekuasaan junta militer yang menindas.

Baca Selengkapnya