Bunuh 10 Rohingya, Myanmar Hukum 7 Tentara 10 Tahun Penjara

Rabu, 11 April 2018 21:55 WIB

Ke-10 pria Rohingya berlutut dengan tangan di kepala, sebelum dibantai warga Buddha dan tentara Myanmar di Inn Din, Rakhine, Myanmar, 1 September 2017. Soe Chay juga mengungkapkan bahwa saat 10 pria mereka dikuburkan, beberapa di antaranya masih bersuara, yang lainnya sudah mati. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 7 tentara Myanmar dijatuhi hukuman 10 tahun penjara dan kerja paksa setelah dinyatakan bersalah membunuh 10 pria Muslim Rohingya. Hal itu diumumkan oleh kepala militer dalam status di media sosial Facebook, pada Selasa malam, 10 April 2018.

Baca: Fatou Bensouda, Jaksa ICC Selidiki Kekejaman terhadap Rohingya

"Empat petugas telah dipecat dari militer dan dipenjara selama 10 tahun dengan kerja paksa, dan tiga tentara lainnya juga dipecat dan juga dipenjara untuk periode yang sama dan diperintahkan untuk melakukan kerja paksa di penjara kriminal," demikian bunyi pernyataan itu, seperti dilansir Frontier Myanmar pada 11 April 2018.

Proses persidangan berlangsung di balik pintu tertutup, mengabaikan seruan internasional untuk penyelidikan yang terbuka dan independen.

Baca: PBB: Myanmar Belum Siap Terima Kembali Rohingya

Ketujuh tentara itu dihukum atas kejahatan yang dilakukan di desa Inn Din pada 2 September 2017. Kasus itu menjadi satu-satunya kekejaman militer terhadap etnis Rohingya yang disertifikasi oleh junta militer ketika melakukan operasi di utara wilayah Rakhine dari Agustus tahun lalu.

Kasus pembantaian etnis Rohingya itu terungkap berdasarkan kesaksian dari penduduk desa Budha, petugas keamanan dan kerabat orang-orang yang dibunuh, menggambarkan bagaimana pasukan Myanmar dan penduduk desa Budha mengeksekusi 10 orang sebelum membuang mayatnya ke kuburan massal.

Baca: Myanmar Hancurkan 55 Desa Rohingya di Rakhine

Advertising
Advertising

Pemimpin sipil Myanmar Aung San Suu Kyi menyambut pengakuan kekejaman oleh tentara itu sebagai langkah positif.

PBB mencatat ada sekitar 700.000 penduduk etnis Rohingya yang terpaksa meninggalkan tempat tinggal mereka dan berlindung ke Bangladesh.

Eksodus besar-besaran itu terjadi setelah sekelompok militan yang diduga berasal dari suku Rohingya, menyerang pos keamanan militer Myanmar pada Agustus 2017 hingga akhirnya memicu eksodus warga Rohingya. Kekerasan terhadap Rohingya disebut banyak pihak sebagai pembersihan etnis.

Berita terkait

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

3 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

5 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

9 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

11 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

11 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

14 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

14 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

15 hari lalu

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

17 hari lalu

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

Top 3 dunia adalah Iran siap menghadapi serangan Israel, sejarah kudeta di Myanmar hingga Netanyahu mengancam.

Baca Selengkapnya

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

18 hari lalu

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

Myanmar, yang dulunya dikenal sebagai Burma itu telah lama dianggap sebagai negara paria ketika berada di bawah kekuasaan junta militer yang menindas.

Baca Selengkapnya