Perang Dagang, Media Cina Yakin Bakal Menang Lawan Amerika

Editor

Budi Riza

Kamis, 5 April 2018 17:33 WIB

Presiden AS, Donald Trump berbincang dengan Presiden China, Xi Jinping saat menyambut kedatangannya di Mar-a-Lago, Palm Beach, Florida, 6 April 2017. Pertemuan ini merupakan pertama kalinya dalam upaya memetakan haluan hubungan bilateral pada era baru antara AS dan China. REUTERS/Carlos Barria

TEMPO.CO, Beijing – Media corong Partai Komunis Cina, Harian Rakyat, menyuarakan tekad negara itu tidak akan menyerah kepada tekanan eksternal terkait konflik tarif impor dengan Amerika Serikat.

Sikap ini diungkapkan lewat tulisan editorial dan kolum beberapa jam setelah pemerintah Cina membalas tarif impor AS atas daftar barang elektronik impor dari Cina.

Baca: Perang Dagang Dimulai, Cina Balas Tarif Impor Amerika

Advertising
Advertising

“Dalam 24 jam sejak AS mempublikasikan daftar itu, Cina menarik pedangnya, dan dengan kekuatan serta skala yang sama, menyerang balik dengan cepat, ganas, dan penuh tekad,” begitu pernyataan yang dilansir media Harian Rakyat, pada Kamis, 5 April 2018.

Baca: Lagi, Cina Naikkan Tarif Impor 106 Produk Amerika Rp 689 Triliun

Seperti diberitakan Reuters, Trump memulai perang dagang dengan Cina dengan mengenakan tarif baja dan aluminium masing-masing 25 dan 10 persen pada pekan lalu. Nilai impor kedua produk ini mencapai sekitar US$ 60 miliar atau sekitar Rp 825,9 triliun. Trump lalu mengeluarkan kebijakan kedua pada awal pekan ini dengan menaikkan tarif produk teknologi asal Cina 25 persen dengan total impor senilai sekitar US$ 50 miliar atau sekitar Rp 688 triliun.

Cina awalnya membalas dengan mengenakan tarif 25 persen untuk sejumlah produk pertanian, seperti daging babi beku, dan aluminium bekas senilai US$ 3 miliar atau sekitar Rp 41 triliun. Pemerintah Cina lalu meluncurkan kenaikan tarif kedua sebagai balasan untuk 106 produk lainnya pada Rabu, 4 April 2018.

Media Harian Rakyat Cina juga melansir,”Keyakinan bahwa Cina akan memenangkan perang dagang datang dari skala pasar konsumer Cina,” kata media itu sambil menyebut skala pasar di negara itu tidak bisa disamai negara lain.

Menurut Reuters, banyak perusahaan Amerika dan melihat pasar di Cina sebagian masa depan pertumbuhan. Ini karena banyak orang kaya kelas menengah baru.

Media Xinhua menyatakan tarif baru AS atas impor barang elektronik dari Cina akan membuat AS membayar mahal.

“Cina tidak akan takut atau mundur jika perang dagang tak terelakkan. Negara ini tidak pernah menyerah atas tekanan eksternal. Dan tidak akan menyerah kali ini,” begitu pernyataan yang dilansir Xinhua.

Pernyataan di media resmi Cina ini bertolak belakang dengan pernyataan dari Direktur Dewan Ekonomi Nasional Gedung Putih, Larry Kudlow. Dalam wawancara dengan Fox News Channel, Larry mengatakan,”Saya yakin Cina akan mundur dan mengikuti permainan.”

Sedangkan media Global Times asal Cina mengatakan sikap pemerintah merupakan perlawanan terhadap taktik bully Amerika terhadap Cina dan negara-negara lain.

Berita terkait

Jadwal Final Piala Thomas 2024 Minggu Sore, Berikut Susunan Pemain Indonesia Lawan Cina

1 jam lalu

Jadwal Final Piala Thomas 2024 Minggu Sore, Berikut Susunan Pemain Indonesia Lawan Cina

Simak susunan pemain untuk laga final Piala Thomas 2024 antara Cina vs Indonesia yang akan digelar hari ini, Migggu, mulai 17.00 WIB.

Baca Selengkapnya

Hasil Final Piala Uber 2024: Tuan Rumah Cina Jadi Juara, Indonesia Runner-up

2 jam lalu

Hasil Final Piala Uber 2024: Tuan Rumah Cina Jadi Juara, Indonesia Runner-up

Ester Nurumi Tri Wardoyo yang turun di partai ketiga kalah melawan He Bing Jiao sehingga Cina yang jadi juara PIala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

17 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

22 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

22 jam lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

23 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

1 hari lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

1 hari lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

2 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya