Israel Ancam Bunuh Pemimpin Hamas, Jika Unjuk Rasa
Reporter
Non Koresponden
Editor
Choirul Aminuddin
Jumat, 30 Maret 2018 19:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Israel menyatakan akan membunuh para pemimpin Hamas jika eskalasi unjuk rasa yang digelar di Jalur Gaza pada Jumat, 30 Maret 2018, meningkat.
"Kami tidak akan mengizinkan para pemimpin Hamas bersembunyi di Gaza sementara kaum perempuan dan anak-anak dikirim ke pagar perbatasan," kata juru bicara Angkatan Bersenjata Israel, Acichay Adaree, melalui akun Twitter.
Baca: Militer Israel Persiapan Perang di Gaza
Peringatan Adaree itu datang hanya sehari sebelum rencana unjuk rasa digelar di sekitar 45 kilometer sebelah timur perbatasan Israel di Jalur Gaza.
"Bila perlu, kami akan merespon unjuk rasa di dekat pagar Jalur Gaza untuk menghadapi kekerasan yang dimotori oleh sayap militer Hamas," papar Adaree sebagimana dikutip Middle East Monitor, Jumat.
Seluruh faksi besar Palestina, termasuk Hamas dan Fatah, telah menyetujui rencana demonstrasi dengan harapan diikuti oleh ribuan warga Gaza. Menurut penyelenggara demonstrasi, aksi jalanan yang dijuluki dengan Great Return March itu akan berjalan damai dan alami.
Menanggapi rencana tersebut, Menteri Dalam Negeri Israel, Yoav Galant, mengatakan, "Jika situasi di perbatasan Gaza memburuk, pembunuhan terhadap pemimpin Hamas adalah opsi yang siap di atas meja."
"Saat konflik berlangsung, setiap kemungkinan bisa diizinkan," katanya kepada situs berita Israel, Walla.
Baca: Mesir Buka Perbatasan dengan Gaza untuk Jamaah Haji Palestina
Unjuk rasa oleh seluruh warga Palestina itu sengaja dilakukan untuk menekan Israel agar mencabut pengepungan terhadap Jalur Gaza yang berlangsung bertahun-tahun sekaligus sebagai penegasan atas hak rakyat Palestina kembali ke rumah mereka.
Sejak 2007, Jalur Gaza menderita akibat blokade Israel dan Mesir menyebabkan ekonomi, kesehatan dan kebutuhan dasar dua juta warga tak terpenuhi.