India Vonis Seumur Hidup 11 Pelaku Penyerangan Soal Sapi
Reporter
Non Koresponden
Editor
Budi Riza
Sabtu, 24 Maret 2018 06:01 WIB
TEMPO.CO, India - Sebuah pengadilan di India menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup kepada sebelas lelaki yang terbukti membunuh seorang pedagang daging muslim, yang dituding berjualan daging sapi.
Alimuddin Ansari dibunuh di negara bagian Jharkhand pada Juni 2017 karena dituduh memperjual-belikan daging sapi, yang disucikan dan dianggap sakral bagi warga mayoritas penganut ajaran Hindu. Salah satu terdakwa merupakan pekerja di Partai Bharatiya Janata, yang merupakan pengusung PM Narendra Modi.
Baca: Pertama, Air India Terbang ke Israel Lewat Arab Saudi
"Pengadilan jalur cepat ini memvonis para terdakwa dengan hukuman seumur hidup kemarin," kata seorang polisi di daerah Ramgarh begitu dilansir media Channel News Asia pada Kamis, 22 Maret 2018. "Ini kasus pertama pengadilan memvonis dan menghukum pelaku kekerasan terkait sapi." Seorang pelaku yang berusia dibawah umum dibebaskan.
Baca: Tentara Pakistan - India Bentrok Senjata, 5 Warga Sipil Tewas
Menurut media New Indian Express, tiga terdakwa yang dijatuhi vonis ini adalah orang yang memiliki jabatan penting di daerah itu. Mereka seperti pejabat media lokal Partai BJP, Nityanand Mahto, Kepala Komite Perlindungan Sapi, Chotu Verma dan tokoh lokal, Kapil Thakur.
Polisi berjaga ketat di ruang sidang saat hakim membacakan vonisnya.
Menurut media asal India ini, Alimuddin, 42 tahun, yang juga dikenal sebagai Asar Ansari, diserang saat membawa daging sapi di van Maruti miliknya. Para pelaku memukulinya hingga tewas lalu membakar mobil van itu.
Menurut Channel News Asia, India mengalami gelombang kekerasan terhadap warga minoritas seperti Muslim dan Dalits, yang dituding membunuh sapi atau mengkonsumsi daging sapi. Ada sejumlah kasus serupa yang sedang dalam proses peradilan.
Organisasi Human Rights Watch India mendesak petugas penegak hukum untuk bertindak tegas mengusut kasus-kasus yang bernuansa kebencian dan sentimen antar-agama ini. "Otoritas masih harus meyakinkan kelompok minoritas dan warga marjinal bahwa keadilan bisa ditegakkan," begitu bunyi pernyataan dari Human Rights Watch India.