Myanmar Bangun Markas Militer di atas Lahan Rohingya di Rakhine

Senin, 12 Maret 2018 15:44 WIB

Gambar dari satelit DigitalGlobe pada 13 Februari 2018, menunjukkan desa Myin Hlut, 25 kilometer (15 mil) tenggara Maungdaw, negara bagian Rakhine, Myanmar. Gambar satelit ini menunjukkan bahwa puluhan desa dan dusun telah benar-benar diratakan oleh pihak berwenang yakni militer Myanmar. Operasi brutal pada Agustus lalu membuat ratusan ribu orang Rohingya mengungsi ke Bangladesh. (DigitalGlobe via AP)

TEMPO.CO, Jakarta - Amnesty International melaporkan, militer Myanmar membangun 3 markas baru di atas lahan yang dulunya berdiri bangunan warga Rohingya di negara bagian Rakhine.

Laporan Amnesty International yang berdasarkan hasil citra satelit menunjukkan sedang terjadi pembangunan secara masif di beberapa tempat yang sebelumnya merupakan pemukiman etnis minoritas Rohinngya. Bangunan yang masih utuh dirobohkan. Empat masjid yang kokoh berdiri meski dilanda kebakaran beberapa waktu lalu, telah dihancurkan dengan sengaja.

Baca: Myanmar Hancurkan 55 Desa Rohingya di Rakhine

Di atas lahan etnis Rohingya dibangun perumahan dan jalan raya. Selain itu 3 markas tentara juga sedang dibangun.

"Apa yang kita lihat di negara bagian Rakhine adalah perampasan tanah oleh militer dalam skala besar," kata Tirana Hassan, Direktur respons krisis Amnesty International dalam pernyataannya pada hari Senin, 12 Maret 2018, seperti dikutip dari Malaysia Kini.

Di satu desa Rohingya di Rakhine, citra satelit menunjukkan ada bangunan baru berupa pos polisi perbatasan yang letaknya di dekat masjid yang sudah ambruk.

Baca: Kisah Horor Penemuan 5 Kuburan Massal Rohingya di Myanmar

Advertising
Advertising

Pemerintahan Myanmar dengan pimpinan peraih Nobel Aung San Suu Kyi dan militer menjelaskan, buldozer di Rakhine untuk membangun jalan ke pemukiman baru warga Rohingya yang kembali dari pengungsian. Tidak ada penjelasan lebih rinci atas laporan Amnesty.

Myanmar dan Bangladesh telah sepakat pada November tahun lalu untuk memulangkan orang-orang Rohingya yang melarikan diri dari kampung halamannnya di Rakhine. Myanmar mengatakan kamp sementara untuk menampung Rohingya yang kembali sudah siap, namun prosesnya belum dimulai.

Berita terkait

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

3 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

4 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

9 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

11 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

11 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

14 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

14 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

15 hari lalu

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

16 hari lalu

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

Top 3 dunia adalah Iran siap menghadapi serangan Israel, sejarah kudeta di Myanmar hingga Netanyahu mengancam.

Baca Selengkapnya

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

17 hari lalu

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

Myanmar, yang dulunya dikenal sebagai Burma itu telah lama dianggap sebagai negara paria ketika berada di bawah kekuasaan junta militer yang menindas.

Baca Selengkapnya