The Guardian: Inggris Mau Usut Kapal Perangnya Raib di Laut Jawa

Reporter

Terjemahan

Editor

Budi Riza

Rabu, 7 Maret 2018 18:13 WIB

Kapal HMS Exeter tenggelam dalam pertempuran Laut Jawa pada 1 Maret 1942. U.S. Navy Naval History and Heritage Command

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Inggris sedang berbicara dengan pemerintah Indonesia mengenai insiden hilangnya enam bangkai kapal perang era Perang Dunia II, yang tenggelam di Laut Jawa. Ada ratusan jenazah pelaut Inggris dan Belanda di kapal-kapal yang tenggelam ini.

Diplomat Inggris dikabarkan bertemu dengan Kementerian Maritim Indonesia di Jakarta pada pekan lalu untuk membahas hilangnya kapal-kapal ini. "Kedua pemerintah berkoordinasi untuk melakukan investigasi," kata seorang juru bicara kedutaan besar Inggris seperti dilansir media Guardian, Rabu, 7 Maret 2018. Berita selengkapnya di situs The Guardian bisa dibaca di sini. Sebelumnya koran Inggris ini sudah melansir laporan mendalam tentang penjarahan kapal-kapal perang Inggris di sini.

Baca: Tiba di London, Pangeran Mohammed Disambut Ratu dan PM Inggris


Enam kapal perang itu tenggelam dalam pertempuran di Laut Jawa pada 1942. Hilangnya bangkai kapal ini memicu kecaman dunia internasional. Pasalnya, situs tempat tenggelamnya kapal dilindungi oleh hukum internasional dan merupakan hak milik dari negara pemilik kapal.


Dalam tiga tahun terakhir, upaya besar-besaran mencari dan membongkar bangkai kapal perang yang tenggelam di perairan Asia Tenggara membuat sedikitnya 40 bangkai kapal bersejarah dari berbagai negara, diduga hilang dan dijarah.

Seorang penyelam menjelajahi bangkai kapal selam Heian Maru, yang karam di Laguna Truk. Dailymail.co.uk

Advertising
Advertising

Baca: Penyelam Inggris Rekam Tumpukan Sampah Plastik di Laut Bali

Para pencari harta karun memasuki kapal-kapal ini untuk mengambil emas, perak, perunggu dan baja tua berharga.

Di daerah Brondong, Jawa Timur, di mana ada sejumlah penemuan bangkai kapal, dikabarkan sejumlah tulang belulang pelaut dari kapal-kapal yang dijarah, dikubur begitu saja tanpa didahului upacara. Otoritas Indonesia telah memeriksa tiga lokasi yang diduga menjadi tempat penguburan sisa-sisa jenazah prajurit Inggris dan Belanda itu.

Pemerintah Inggris sedang menunggu permintaan bantuan teknis dari pemerintah Indonesia untuk menginvestigasi hilangnya bangkai kapal-kapal perang itu. Bantuan teknis ini bisa berupa forensik, pengujian arkeologis, dan ilmiah. Pemerintah Belanda juga mengirimkan tim ahli militer untuk kepentingan ini.

THE GUARDIAN

Catatan Koreksi: Judul dan sebagian isi berita ini disunting pada Kamis, 8 Maret 2018 untuk menegaskan bahwa berita tersebut disadur dari media The Guardian.

Berita terkait

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

7 jam lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

2 hari lalu

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat melakukan kunjungan kerja di London, bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris The Rt. Hon. Greg Hands MP

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

2 hari lalu

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

Menko Airlangga menegaskan Indonesia tengah melakukan deregulasi yang menekankan mekanisme lebih mudah untuk pendaftaran produk susu dan turunannya.

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

3 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

3 hari lalu

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

Lembaga antikorupsi Inggris, Serious Fraud Office (SFO), mendapat kompensasi 992 juta Euro terkait kasus suap pembelian pesawat Garuda pada 2017

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

4 hari lalu

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara perkembangan ekonomi terkini, perkembangan politik domestik dan keberlanjutan kebijakan pasca Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Sepak Terjang Band Metal Kontroversial dari Inggris Cradle of Filth

4 hari lalu

Sepak Terjang Band Metal Kontroversial dari Inggris Cradle of Filth

Cradle of Filth tak hanya sebuah band metal, mereka simbol keberanian untuk mengekspresikan ketidaknyamanan, kegelapan, dan imajinasi lintas batas.

Baca Selengkapnya

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

5 hari lalu

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

Inggris membangun tugu peringatan perang untuk jutaan tentara Muslim yang bertugas bersama pasukan Inggris dan Persemakmuran selama dua perang dunia

Baca Selengkapnya

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

6 hari lalu

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

Dampak dari diloloskannya RUU Safety of Rwanda telah membuat Irlandia kebanjiran imigran yang ingin meminta suaka.

Baca Selengkapnya

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

6 hari lalu

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

Percepatan bantuan militer senilai US$6 miliar ke Ukraina mencerminkan kepanikan yang dirasakan oleh pemerintahan Joe Biden dan Kongres AS

Baca Selengkapnya