Universitas Cambridge Minta Maaf pada Akademisi Palestina

Reporter

Tempo.co

Rabu, 7 Maret 2018 15:02 WIB

Universitas Cambridge. By Cambridge University

TEMPO.CO, Jakarta - Universitas Cambridge meminta maaf kepada seorang akademisi berdarah Palestina yang telah dilarang menjadi pembicara dalam sebuah acara diskusi. Permohonan maaf disampaikan perguruan tinggi favorit di Inggris itu, setelah derasnya kecaman.

Baca: Kembangkan Kompetensi Guru, Sampoerna Gandeng Cambridge

Universitas Cambridge. Telegraph by Alamy.

Ruba Salih, akademisi berkewarganegaraan Palestina, tidak diperbolehkan menjadi pembicara dalam sebuah panel diskusi yang membicarakan mengenai gerakan boikot, divestasi, sanksi-sanksi atau BDS, yang diselenggarakan pada November 2018 oleh para aktivis pro-Palestina. Posisi Ruba dalam seminar tersebut lalu diganti oleh pembicara pilihan universitas. ‘Pencekalan’ terhadapnya ini kemungkinan besar karena kekhawatiran netralitas Salih.

Baca: Federasi Profesor Palestina Mogok Mengajar, Kenapa?

Advertising
Advertising

Keputusan Cambridge ini memicu kemarahan di kalangan aktivis, yang dinilai sebagai suatu contoh upaya universitas untuk menutup atau mengacaukan debat mengenai Israel dan gerakan BDS. Ratusan akademisi dan pelajar menandatangani sebuah surat terbuka mengutuk tindakan universitas.

Menurut Cambridge, seperti dikutip dari al-Jazeera pada Rabu, 7 Maret 2018, langkah untuk memberikan pembicara alternatif adalah respon yang keliru dan keputusan ini telah membangkitkan kekhawatiran terkait kebebasan akademik.

“Keputusan universitas telah menggambarkan Dr. Salih dalam kondisi yang tidak sepatutnya sebagai seorang akademisi yang dihormati dengan pengalaman lebih dari 15 tahun memimpin rapat-rapat dan pengalaman ilmiah. Untuk itu, kami meminta maaf kepada Dr. Salih karena telah mencoret sebagai ketua pembicara diskusi,” demikian keterangan Cambridge.

Dalam permohonan maaf itu, universitas juga mengakui tidak ada bukti pendukung yang bisa menggambarkan pandangan Salih dalam sebuah debat demokratis, yang memungkinkan seluruh pandangan diekspresikan. Salih menerima permohonan maaf itu dan mengatakan penting memberikan kebebasan akademik.

Berita terkait

Hamas Rilis Video Terbaru Dua Sandera, Buktikan Masih Hidup

13 jam lalu

Hamas Rilis Video Terbaru Dua Sandera, Buktikan Masih Hidup

Hamas merilis video terbaru dua sandera yang masih hidup dan sehat.

Baca Selengkapnya

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar hingga ke Kampus Elit Eropa

14 jam lalu

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar hingga ke Kampus Elit Eropa

Unjuk rasa mendukung Palestina terus melebar dari AS hingga ke kampus-kampus di Eropa.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Israel Gelar Unjuk Rasa Usai Hamas Rils Video Sandera

18 jam lalu

Ribuan Warga Israel Gelar Unjuk Rasa Usai Hamas Rils Video Sandera

Ribuan warga Israel menuntut dilakukannya pemilhan umum dini dan meminta agar sandera dibebaskan menyusul video yang dilansir Hamas.

Baca Selengkapnya

Lebanon akan Menerima Yurisdiksi ICC atas Kejahatan Perang Israel di Wilayahnya

20 jam lalu

Lebanon akan Menerima Yurisdiksi ICC atas Kejahatan Perang Israel di Wilayahnya

Lebanon akan menerima yurisdiksi Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) untuk mengadili kejahatan perang Israel di wilayahnya sejak Oktober lalu.

Baca Selengkapnya

Iran akan Bebaskan Awak Kapal Portugal yang Disita di Selat Hormuz

21 jam lalu

Iran akan Bebaskan Awak Kapal Portugal yang Disita di Selat Hormuz

Iran mengatakan akan membebaskan awak kapal berbendera Portugal yang disita pasukannya bulan ini.

Baca Selengkapnya

Pasukan Inggris Mungkin Ditugaskan Mengirimkan Bantuan dari Dermaga ke Gaza

1 hari lalu

Pasukan Inggris Mungkin Ditugaskan Mengirimkan Bantuan dari Dermaga ke Gaza

Pasukan Inggris mungkin ditugaskan untuk mengirimkan bantuan ke Gaza dari dermaga lepas pantai yang sedang dibangun oleh militer Amerika Serikat

Baca Selengkapnya

Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

1 hari lalu

Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

Pengiriman bantuan pangan ke Gaza dari Siprus melalui jalur laut dilanjutkan pada Jumat malam

Baca Selengkapnya

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

1 hari lalu

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

Pemerintah Cina turun tangan mempertemukan dua kelompok berseteru di Palestina yaitu Fatah dan Hamas

Baca Selengkapnya

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

1 hari lalu

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

Program USAID ini untuk mempertemukan pimpinan universitas, mitra industri, dan pejabat pemerintah

Baca Selengkapnya

Klaim Keputusan ICC Tak Akan Pengaruhi Israel, Netanyahu: Tapi Preseden Berbahaya

1 hari lalu

Klaim Keputusan ICC Tak Akan Pengaruhi Israel, Netanyahu: Tapi Preseden Berbahaya

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan keputusan apa pun yang dikeluarkan oleh ICC tidak akan pengaruhi Israel

Baca Selengkapnya