Peraih Nobel Perdamaian Desak Suu Kyi Akhiri Genosida Rohingya

Kamis, 1 Maret 2018 08:00 WIB

Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian Aung San Suu Kyi memegang bunga saat ia mengunjungi Pusat Kebangsaan Verifikasi untuk imigran dari Myanmar, di Samut Sakhon, 31-6,2012. REUTERS/Damir Sagolj

TEMPO.CO, Jakarta - Peraih Nobel Perdamaian, Rabu, 28 Februari 2018, mendesak pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi dan militer mengakhiri genosida terhadap muslim Rohingya atau bakal menghadapi tuntutan.

PBB dan organisasi hak sasi manusia dunia telah mengumpulkan bukti pelecehan seksual yang meluas oleh militer Myanmar terhadap kaum Rohingya, juga telah melakukan pembunuhan, pemerkosaan dan pembakaran terhadap kaum yang tidak memiliki bukti kewarganegaraan.

Baca: Muhammadiyah Minta Nobel Perdamaian Aung San Suu Kyi Dicabut

Sejumlah anak pengungsi Rohingya mengambil air di Kamp Pengungsian Ukhia, Cox Bazar, Bangladesh, 28 September 2017. PBB menyatakan jumlah pengungsi Rohinya telah mencapai 480.000 orang sejak konflik di Rakhine berlangsung pada 25 Agustus 2017. ANTARA FOTO

"Aksi tersebut mendorong hampir 700 ribu orang melarikan diri ke negara tetangga Bangladesh," tulis Channel News Asia, Rabu.

Advertising
Advertising

"Suu Kyi harus berhenti menutup telinga terhadap penganiayaan Rohingya atau berisiko terlibat dalam kejahatan tersebut," kata aktivis Yaman, Tawakol Karman, dalam acara jumpa pers di Dhaka setelah mengunjungi kamp pengungsi di Cox's Bazar, sebelah tenggara Bangladesh.Partai Islah, partai pendukung presiden Yaman, Abd-Rabbu Mansour Hadi , membatalkan keanggotaan Tawakoll Karman, peraih Nobel Perdamaian 2011, setelah menuding Arab Saudi dan Uni Emirat Arab terlibat dalam perang saudara di Yaman.

"Bangun atau menghadapi tuntutan," ucap Karman yang meraih Nobel Perdamaian pada 2011.

Baca: PM Bangladesh Desak PBB Bentuk Zona Aman Rohingya di Myanmar

Sejak meraih kekuasaan pada 2016, Suu Kyi yang memenangkan Nobel Perdamaian pada 1991 gagal mengutuk kekejaman terhadap Rohingya yang dimulai pada 25 Agustus 2017 setelah sejumlah orang menyerang markas polisi dan pos militer.

Berita terkait

Kelompok Perlawanan Myanmar Klaim Tangkap Ratusan Aggota Junta Militer

13 jam lalu

Kelompok Perlawanan Myanmar Klaim Tangkap Ratusan Aggota Junta Militer

Tentara Arakan atau Arakan Army menyatakan telah menangkap ratusan anggota junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

5 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

6 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

11 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

13 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

13 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

16 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

16 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

17 hari lalu

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

18 hari lalu

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

Top 3 dunia adalah Iran siap menghadapi serangan Israel, sejarah kudeta di Myanmar hingga Netanyahu mengancam.

Baca Selengkapnya