Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

9 Temuan PBB Pelanggaran HAM Militer Myanmar atas Rohingya

Reporter

Editor

Budi Riza

image-gnews
Tumpukan puing-puing rumah warga Rohingya yang telah terbakar di sebuah desa di Maungdaw di utara negara bagian Rakhine di Myanmar, 12 September 2017. Militer Myanmar membakar desa-desa etnis Rohingya di Rakhine, setelah gerilyawan Rohingya menyerang pos-pos polisi yang menewaskan 12 petugas pada 25 Agustus 2017. REUTERS/Stringer
Tumpukan puing-puing rumah warga Rohingya yang telah terbakar di sebuah desa di Maungdaw di utara negara bagian Rakhine di Myanmar, 12 September 2017. Militer Myanmar membakar desa-desa etnis Rohingya di Rakhine, setelah gerilyawan Rohingya menyerang pos-pos polisi yang menewaskan 12 petugas pada 25 Agustus 2017. REUTERS/Stringer
Iklan

TEMPO.COJenewa – Perserikatan Bangsa Bangsa  menyatakan serangan brutal terhadap etnis Rohingya di negara bagian Rakhine Utara dilakukan secara terorganisir, terkoordinasi dan sistematis.

Baca: Kofi Annan Laporkan Krisis Rohingya ke Dewan Keamanan PBB

Tujuan serangan ini tidak hanya untuk mengusir penduduk Rohingya dari Myanmar namun juga mencegah mereka kembali ke rumah-rumah dan desa mereka.

Baca: Myanmar Akhirnya Beri Bantuan Desa Rohingya yang Terisolir

Ini adalah temuan PBB dalam sebuah laporan yang dirilis pada Rabu 11 Oktober 2017.

Laporan yang disusun tim beranggotakan tiga orang staf Kantor HAM PBB atau Office of the United Nations High Commissioner for Human Rights (OHCHR) dibuat berdasarkan 65 wawancara terhadap individu dan kelompok pengungsi Rohingya di kamp pengungsian di Cox’s Bazar di perbatasan Bangladesh, yang dilaksanakan mulai dari 13 hingga 24 September 2017.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Berikut serangan militer Myanmar terhadap etnis Rohingya berdasarkan temuan tim PBB:

  1. Menangkap dan menahan pria Rohingya antara usia 15-40 tahun tanpa adanya tuduhan dan surat perintah sebulan sebelum serangan 25 Agustus 2017.Keluarga korban penangkapan mengatakan tidak tahu bagaimana keadaan keluarganya yang ditangkap, apakah mereka masih hidup atau sudah meninggal. 
  1. Menangkap dan menahan  para guru, pemimpin budaya dan agama, dan orang-orang lain yang berpengaruh dari etnis Rohingya dalam upaya mengurangi sejarah, budaya dan pengetahuan Rohingya.
  2. Militer Myanmar membakar masjid-masjid dan menghancurkan kitab suci umat Islam, Al-Qur’an, yang dibakar dan dirusak didepan penduduk desa. Salah seroang narasumber mengatakan penyerangan di desanya dilakukan beberapa hari sebelum 25 Agustus 2017.
  3. Militer Myanmar membakar rumah-rumah desa Rohingya dan menutup akses makanan, mata pencaharian dan melarang berbagai kegiatan sehari-hari warga.Rumah-rumah dibakar dengan menggunakan semacam peluncur granat roket. Korban menyebutkan api merambat dari rumah satu ke rumah lain dan menghancurkan seluruh pemukiman di desa.Relawan medis dari Indonesia dr Corona memeriksa kesehatan pengungsi Rohingya di tenda kesehatan Indonesia, Kamp Pengungsian Jamtoli, Cox Bazar, Bangladesh, 1 Oktober 2017. Sejumlah relawan berbagai organisasi yang tergabung dalam Aliansi Kemanusiaan Indonesia untuk Myanmar (AKIM) menyalurkan 1.000 paket bantuan kepada pengungsi Rohingya. ANTARA FOTO
  1. Militer Myanmar berulang kali melakukan penghinaan dan kekerasan sebelum, selama dan setelah 25 Agustus, untuk mengusir warga Rohingya di desa secara massal melalui hasutan untuk membenci etnis Rohingya, termasuk dengan menyatakan orang Rohingya sebagai orang Bengali dan penduduk ilegal di Myanmar serta melakukan kekerasan dan pembunuhan.
  2. Militer Myanmar menanamkan rasa takut yang dalam dan meluas serta trauma - fisik, emosional dan psikologis kepada para korban warga Rohingya melalui tindakan brutal, yakni pembunuhan, penghilangan, penyiksaan, dan pemerkosaan dan bentuk kekerasan seksual lainnya.
  3. Militer Myanmar tidak pandang bulu dalam menyerang etnis Rohingya, termasuk anak-anak yang juga menjadi korban kekerasan seksual, penganiayaan dan pembunuhan.
  4. Beberapa narasumber menyebutkan beberapa etnis Rohingya secara sengaja dijebak di dalam rumah oleh militer Myanmar dan dibakar hidup-hidup.
  5. Militer Myanmar biasanya dengan warga umat Buddha tetangga desa Rohingya melakukan serangan dan sebagian diberikan seragam militer. Salah seorang narasumber mengatakan pernah bertemu dengan salah satu warga Buddha yang menyerang desanya di pasar. 

Temuan tim PBB ini menunjukkan operasi pengusiran etnis Rohingya dari negara bagian Rakhine Utara sudah dimulai sebelum 25 Agustus saat kelompok milisi Penyelamatan Arakan Rohingya (ARSA) menyerang pos polisi Myanmar dan menewaskan sekitar 12 polisi Myanmar dan puluhan anggota ARSA. 

Beberapa narasumber juga menyebutkan sebelumnya mereka mendapatkan peringatan dari pemerintah negara bagian Rakhine, Myanmar, dan disuruh untuk keluar dari desa atau mereka akan terbunuh.

Hal ini menunjukkan adanya perencanaan terorganisir, terkoordinasi dan sistematis dalam upaya mengusir etnis Rohingya dari Myanmar dan mencegahnya untuk kembali.

DWI NUR SANTI | OHCHR REPORT

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Apa Itu Resolusi PBB, Macam dan Dampaknya bagi Negara Anggota

1 hari lalu

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi berbicara dalam Sidang Majelis Umum PBB yang membahas konflik Israel Palestina di New York, Amerika Serikat pada Kamis 26 Oktober 2023. Foto: Kemlu RI
Apa Itu Resolusi PBB, Macam dan Dampaknya bagi Negara Anggota

Berikut adalah pengertian resolusi PBB, sifat dan dampaknya bagi negara-negara anggota


Fadli Zon Dorong Perdamaian Myanmar Saat Sidang Parlemen Dunia

1 hari lalu

Fadli Zon Dorong Perdamaian Myanmar Saat Sidang Parlemen Dunia

Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI, Fadli Zon, memimpin pertemuan bilateral yang penting dengan Delegasi Parlemen Myanmar dalam Pengasingan di Sidang Parlemen Dunia (IPU) di Jenewa, Swiss.


Bentrok di Rakhine, MER-C Minta Rumah Sakit Tak Diusik Pihak Bertikai Myanmar

2 hari lalu

Seorang pria memegang perangkat rakitan selama protes menentang kudeta militer, di Yangon, Myanmar, Sabtu, 27 Maret 2021. REUTERS / Stringer
Bentrok di Rakhine, MER-C Minta Rumah Sakit Tak Diusik Pihak Bertikai Myanmar

Ketua Presidium MER-C berharap Rumah Sakit Indonesia di Rakhine menjadi tempat netral di tengah konflik bersenjata Myanmar.


Junta Myanmar: Pemilu Berikutnya Mungkin Tak Diselenggarakan secara Nasional

2 hari lalu

Pemimpin junta Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing, yang menggulingkan pemerintah terpilih melalui kudeta pada 1 Februari 2021, memimpin parade tentara pada Hari Angkatan Bersenjata di Naypyitaw, Myanmar, 27 Maret 2021. REUTERS/Stringer
Junta Myanmar: Pemilu Berikutnya Mungkin Tak Diselenggarakan secara Nasional

Junta Myanmar mengumumkan bahwa pemilu Myanmar berikutnya berpotensi tak diselenggarakan secara nasional.


Islamofobia: Menelusuri Pandangan Ini di Barat dan Indonesia

3 hari lalu

Seminar Nasional Fakultas Ushuluddin, UIN Syarif Hidayatullah bertema Islamophobia Within Muslim and Islamiphobia Without Islam: Kebencian atas Muslim dan Islam, antara Asumsi, Fakta dan Prasangka, pada Senin, 25 Maret 2024. TEMPO/Bram Setiawan
Islamofobia: Menelusuri Pandangan Ini di Barat dan Indonesia

Kata Islamofobia sudah lama menjadi sorotan para akademikus dan pemerhati studi Islam


PBB: 5,5 Juta Warga Haiti Butuh Bantuan Kemanusiaan

6 hari lalu

Orang-orang berjalan melewati mobil yang rusak di lingkungan Carrefour Feuilles, yang sepi karena kekerasan geng, di Port-au-Prince, Haiti 19 Maret 2024. REUTERS/Ralph Tedy Erol
PBB: 5,5 Juta Warga Haiti Butuh Bantuan Kemanusiaan

PBB melaporkan bahwa 5,5 juta dari total 11,4 juta orang yang tinggal di Haiti membutuhkan bantuan kemanusiaan. 3 juta di antaranya adalah anak-anak


PBB Luncurkan Buku Kisah Nyata Upaya Mencapai SDGs.

6 hari lalu

Kepala Perwakilan PBB di Indonesia Valerie Julliand (kanan) bersama Vivie Yulaswati Deputi Menteri di Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam BAPPENAS (kiri) menghadiri peluncuran buku
PBB Luncurkan Buku Kisah Nyata Upaya Mencapai SDGs.

PBB meluncurkan "Those Not Left Behind", buku berisi 22 kisah nyata tentang upaya mencapai SDGs.


Tim Independen yang Usut Tuduhan Israel terhadap UNRWA Serahkan Laporan ke PBB

7 hari lalu

Sebuah truk, bertanda logo Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB (UNRWA), menyeberang ke Mesir dari Gaza, di perbatasan Rafah yang melintasi antara Mesir dan Jalur Gaza, selama gencatan senjata sementara antara Hamas dan Israel, di Rafah, Mesir, 27 November , 2023. REUTERS/Amr Abdallah Dalsh
Tim Independen yang Usut Tuduhan Israel terhadap UNRWA Serahkan Laporan ke PBB

Kelompok peninjau independen telah menyerahkan laporan sementara kepada Sekjen PBB mengenai tuduhan Israel terhadap UNRWA.


Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

8 hari lalu

Dua orang anak bermain di lokasi  kapal mengangkut imigran etnis Rohingya yang mendarat di pantai desa  Ie Meule, kecamatan Suka Jaya, Pulau Sabang, Aceh, Sabtu 2 Desember 2023.  Sebanyak 139 imigran etnis Rohingya terdiri dari laki laki,  perempuan dewasa dan anak anak menumpang kapal kayu kembali mendarat di Pulau Sabang, sehingga total jumlah imigran di Aceh tercatat  sebanyak 1.223 orang. ANTARA FOTO/Ampelsa
Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

Nelayan Indonesia dan tim SAR pada Rabu 20 Maret 2024 berjuang menyelamatkan puluhan warga Rohingya setelah air pasang membalikkan kapal mereka


Rumah Aung San Suu Kyi di Myanmar Dilelang, Tapi Tak Ada yang Menawar

8 hari lalu

Rumah Aung San Suu Kyi yang sekarang kosong terlihat di tepi danau Inya Yangon, 4 Juli 2009. REUTERS/Louis Charbonneau
Rumah Aung San Suu Kyi di Myanmar Dilelang, Tapi Tak Ada yang Menawar

Rumah besar di tepi danau tempat pemimpin demokrasi Myanmar Aung San Suu Kyi menghabiskan bertahun-tahun sebagai tahanan rumah dilelang pada Rabu