Partai Hun Sen Menang, Kantor Partai Oposisi Kamboja Disita

Reporter

Terjemahan

Rabu, 28 Februari 2018 11:00 WIB

Pemimpin partai Penyelamatan Nasional Kamboja Sam Rainsy, melihat tengkorak korban kekejaman Khmer Merah saat upacara Budha di Choeung Ek, sebuah situs "Killing Fields" di Phnom Penh, Kamboja, 17 April 2015. AP/Heng Sinith

TEMPO.CO, Jakarta - Pengadilan Kamboja pada Selasa, 27 Februari 2018, memerintahkan penyitaan sementara kantor pusat partai oposisi terbesar di Kamboja, partai Penyelamat Nasional Kamboja atau CNRP. Perintah penyitaan itu menjadi peluit terbaru dalam upaya keras pemerintahan Perdana Menteri Hun Sen membubarkan CNRP.

Baca:Hun Sen ingin Kamboja Punya Satu Partai seperti Cina?

Kamboja Tuduh Laos Langgar Perbatasan

Pengadilan Kota Phnom Penh sebelumnya telah memutus Ketua partai CNRP Sam Rainsy bersalah karena telah memfitnah Hun Sen pada Desember 2017 lalu. Atas kesalahannya itu, Sam Rainsy harus membayar denda kerugian yang ditimbulkan akibat fitnah tersebut sebesar US$.1 juta. Namun sampai pekan ketiga Februari 2018, Sam Rainsy masih belum membayar uang denda tersebut sehingga kantor pusat CNRP terpaksa disegel sementara oleh pengadilan pada Selasa, 27 Februari 2018.

Baca: Partai Hun Sen Sapu Bersih Pemilu, Ini Seruan Oposisi Kamboja

Advertising
Advertising

Sam Rainsy dituntut secara hukum telah melakukan fitnah ketika di mengatakan Perdana Menteri Hun Sen sudah menyuap seorang aktivis untuk keluar dari CNRP, yang sudah dibubarkan oleh pemerintah Kamboja pada 2017 atas perintah pemerintah. Sam Rainsy juga dituntut telah melakukan pencemaran nama baik dalam kasus berbeda dan dituntut membayar denda kerugian sebesar US$.62.500 kepada Presiden Dewan Nasional Kamboja Heng Samrin, yang merupakan anggota partai berkuasa, Partai Rakyat Kamboja atau CPP.

Atas rentetan hukuman tersebut, hakim Ros Piseth memerintahkan agar kantor pusat CNRP, yang juga kediaman Sam Rainsy, disita. Kantor pusat itu berlokasi di ibukota Phnom Penh.

“Untuk membela mereka yang dirugikan dalam kasus ini secara hukum, maka pengadilan akan menyita properti itu untuk sementara,” kata Ros Piseth, dalam putusan pengadilan seperti dikutip dari Reuters, Rabu, 28 Februari 2018.

Hingga berita ini diturunkan Sam Rainsy, belum memberikan tanggapan. Sejak 2015, dia tinggal di Perancis, untuk menghindari hukuman penjara yang dikenakan padanya.

Berita terkait

5 Negara Terkecil di Asia Tenggara Berdasarkan Luas Wilayah

4 jam lalu

5 Negara Terkecil di Asia Tenggara Berdasarkan Luas Wilayah

ASEAN terdiri dari 11 negara yang berlokasi di Asia Tenggara. Ini dia negara terkecil di Asia Tenggara berdasarkan luas wilayahnya.

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas di Kamboja Sebabkan Gudang Amunisi Meledak, 20 Tentara Tewas

3 hari lalu

Cuaca Panas di Kamboja Sebabkan Gudang Amunisi Meledak, 20 Tentara Tewas

Cuaca panas menerjang sejumlah negara di Asia. Di Kamboja, gudang amunisi meledak hingga menyebabkan 20 tentara tewas.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

3 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

AS Kembalikan Barang Antik Curian ke RI, Ada Peninggalan Majapahit

8 hari lalu

AS Kembalikan Barang Antik Curian ke RI, Ada Peninggalan Majapahit

Jaksa New York mengembalikan barang antik yang dicuri dari Kamboja dan Indonesia. Dari Indonesia, ada peninggalan Kerajaan Majapahit.

Baca Selengkapnya

AS Kembalikan Barang Antik yang Dicuri dari Indonesia dan Kamboja

9 hari lalu

AS Kembalikan Barang Antik yang Dicuri dari Indonesia dan Kamboja

Jaksa wilayah New York AS menuduh dua pedagang seni terkemuka melakukan perdagangan ilegal barang antik dari Indonesia dan Cina senilai US$3 juta.

Baca Selengkapnya

Ada Youtuber Siksa Kera di Angkor, Pemerintah Kamboja Bakal Ambil Tindakan

26 hari lalu

Ada Youtuber Siksa Kera di Angkor, Pemerintah Kamboja Bakal Ambil Tindakan

Selama ini, penyiksaan terhadap kera di Angkor tidak mencolok, tapi lama kelamaan kasusnya semakin banyak.

Baca Selengkapnya

Thailand Berencana Legalisasi Kasino untuk Tingkatkan Pemasukan dan Lapangan Kerja

38 hari lalu

Thailand Berencana Legalisasi Kasino untuk Tingkatkan Pemasukan dan Lapangan Kerja

Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin mengatakan jika disahkan oleh parlemen, undang-undang kasino akan menghasilkan lebih banyak lapangan kerja

Baca Selengkapnya

Terkini: Dampak Ekonomi Konser Taylor Swift dan Coldplay di Singapura Tembus Rp 11 Triliun, Harga Tiket Promo AirAsia Rute Internasional Mulai Rp 990 Ribuan

49 hari lalu

Terkini: Dampak Ekonomi Konser Taylor Swift dan Coldplay di Singapura Tembus Rp 11 Triliun, Harga Tiket Promo AirAsia Rute Internasional Mulai Rp 990 Ribuan

LPM FEB UI meneliti dampak ekonomi dari konser Taylor Swift dan Coldplay di Singapura. Perhelatan konser dua bintang dunia tersebut tembus Rp 11 T.

Baca Selengkapnya

Untuk Idul Fitri, Indonesia Impor 22 Ribu Ton Beras dari Kamboja

49 hari lalu

Untuk Idul Fitri, Indonesia Impor 22 Ribu Ton Beras dari Kamboja

Pemerintah mengimpor 22.500 ton beras dari Kamboja untuk memenuhi kebutuhan stok beras menjelang Idul Fitri 1445H, selain mengandalkan produk nasional

Baca Selengkapnya

Pariwisata Kamboja dan Malaysia Paling Cepat Pulih di Asia Tenggara, Bagaimana Indonesia?

54 hari lalu

Pariwisata Kamboja dan Malaysia Paling Cepat Pulih di Asia Tenggara, Bagaimana Indonesia?

Sebuah perusahaan riset mengungkap tingkat pemulihan industri pariwisata Asia Tenggara dilihat dari kunjungan wisatawan asing, Kamboja paling tinggi.

Baca Selengkapnya