Peretas Bobol Bank di India, Modus Mirip di Bangladesh dan Rusia

Reporter

Suci Sekarwati

Selasa, 20 Februari 2018 10:24 WIB

Ilustrasi keamanan komputer. REUTERS/Kacper Pempel

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah peretas membobol sedikitnya US$ 1,8 juta atau setara Rp.24,3 miliar sebuah bank swasta di India, City Union Bank. Modus pembobolan mirip dengan perampokan melalui cyber bank sentral Bangladesh pada 2016, yang sampai sekarang belum terpecahkan.

Baca: Hacker Serang Data Jutaan Nasabah J.P. Morgan

Ilustrasi keamanan komputer. REUTERS/Kacper Pempel

Para peretas yang sampai berita ini diturunkan belum terlacak identitasnya, telah menonaktifkan printer City Union Bank, yang terkoneksi dengan pembayaran di luar negeri melalui platform SWIFT pada 6 Februari 2018. Langkah ini ditujukan supaya bank tidak menerima pesan notifikasi dari instruksi pembayaran palsu yang dikirim pada malam tindakan kejahatan dilakukan sampai keesokan paginya.

“Tidak ada seorang pun yang curiga ini adalah sebuah serangan dan banyak orang berpikir ini adalah sebuah kegagalan sistemik jaringan. Karyawan dari departemen sistem dan semua orang berkumpul seperti biasa, menganalisa masalah. Mereka menutup bank sekitar pukul 22.00 sampai 22.30 malam,” kata N. Kamakodi, CEO, City Union Bank kepada Reuters, Selasa 20 Februari 2018.

Advertising
Advertising

Pada keesokan paginya, para pegawai eksekutif bank mencoba mencocokkan transaksi kemarin dan menemukan ada tiga transaksi yang bukan berasal dari City Union Bank. Bank telah berhasil memblokir satu transaksi senilai 500.000 dollar AS dan berupaya mengambil kembali sisa uang yang dirampok.

Baca: Hacker Mencuri Rp 3,8 Triliun dari 100 Bank

“Kami jelas melihat adanya kemiripan antara kasus Bangladesh ini dan kasus kami yang sedang diinvestigasi,” kata Kamakodi.

Dalam kasus perampokan yang terjadi di bank sentral Bangladesh, para peretas merusak sistem dengan malware, yang membuat SWIFT printer menjadi non-aktif dan mencuri uang sekitar US$ 81 juta atau setara Rp 1 triliun. Awalnya, para petugas eksekutif bank menduga hal ini hanya masalah sederhana terkait printer, namun yang terjadi para peretas mencuri uang dari rekening Bangladesh Bank di Bank Central Amerika Serikat di New York dengan menggunakan perintah palsu pada SWIFT. Uang hasil curian itu lalu dikirim ke beberapa rekening di Manila, Filipina.

Bank sentral Rusia juga memberitahu pekan lalu bahwa banknya dibobol peretas tak dikenal dan mencuri US$ 6 juta tahun lalu. Kasus ini memperpanjang daftar pembobolan bank di sejumlah negara via platform SWIFT, terbaru kasus bank swasta di India.

Berita terkait

Peretas: Bebaskan Tahanan Palestina Atau Data Keamanan Israel Dijual

18 hari lalu

Peretas: Bebaskan Tahanan Palestina Atau Data Keamanan Israel Dijual

NET Hunter, kelompok peretas yang membobol Kementerian Keamanan Israel, mengatakan akan terus melakukan serangan cyber sampai perang Gaza berhenti.

Baca Selengkapnya

Kejahatan Siber Berbasis Cloud Meningkat, Ini Aktor-aktornya dan Tindakan yang Mereka Lakukan

39 hari lalu

Kejahatan Siber Berbasis Cloud Meningkat, Ini Aktor-aktornya dan Tindakan yang Mereka Lakukan

Pelaku kejahatan siber sudah mulai mengeksploitasi kelemahan fitur-fitur di cloud.

Baca Selengkapnya

Kejahatan Siber: Kecepatan Serangan Semakin Mengkhawatirkan, Gangguan Cloud Melonjak

28 Februari 2024

Kejahatan Siber: Kecepatan Serangan Semakin Mengkhawatirkan, Gangguan Cloud Melonjak

Dicatat, pelaku kejahatan siber hanya butuh 31 detik untuk menempatkan alat initial discovery, setelah akses awal diperoleh.

Baca Selengkapnya

Pembobolan Bank Himbara Banten Rp 6,1 Miliar, Ini Kata Pj Gubernur Al Muktabar

8 Februari 2024

Pembobolan Bank Himbara Banten Rp 6,1 Miliar, Ini Kata Pj Gubernur Al Muktabar

Dalam kasus pembobolan Bank Himbara ini, Kejaksaan Tinggi Banten menangkap seorang pegawai bank tersebut.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Data PT KAI Diduga Dibobol Peretas

19 Januari 2024

Fakta-fakta Data PT KAI Diduga Dibobol Peretas

Peretasan data PT KAI itu disebut dilakukan oleh geng ransomware bernama Stormous.

Baca Selengkapnya

Bantah Data Pelanggan Diretas, Pengamat Sebut KAI Sadar Dibobol dan Lakukan Mitigasi

18 Januari 2024

Bantah Data Pelanggan Diretas, Pengamat Sebut KAI Sadar Dibobol dan Lakukan Mitigasi

Kendati membantah data pelanggan diretas, KAI disebut sudah sadar dibobol dan lakukan mitigasi.

Baca Selengkapnya

Dukung Gaza, Peretas Yordania Targetkan Situs Militer Israel

14 Desember 2023

Dukung Gaza, Peretas Yordania Targetkan Situs Militer Israel

Serangkaian serangan siber telah menargetkan Israel sejak serangan brutal ke Gaza dimulai pada 7 Oktober.

Baca Selengkapnya

Peretas Kora Utara Kemungkinan Curi Data Senjata Laser Korea Selatan

6 Desember 2023

Peretas Kora Utara Kemungkinan Curi Data Senjata Laser Korea Selatan

Polisi Korsel sedang menyelidiki apakah peretas Korea Utara, yang dituduh mencuri data dari 14 entitas, juga mencuri informasi teknologi pertahanan.

Baca Selengkapnya

BSSN Serahkan Hasil Investigasi Kebocoran Data DPT Pemilu, Peretas Bernama Jimbo

3 Desember 2023

BSSN Serahkan Hasil Investigasi Kebocoran Data DPT Pemilu, Peretas Bernama Jimbo

BSSN, pada Sabtu, 2 Desember 2023 menyerahkan hasil investigasi awal dugaan kebocoran data daftar pemilih tetap (DPT) Pemilu 2024 ke Polri dan KPU.

Baca Selengkapnya

Hacker Klaim Retas Data KPU dan Tawarkan dengan Harga Miliaran, Pakar: Seharusnya KPU Bisa Mencegah

29 November 2023

Hacker Klaim Retas Data KPU dan Tawarkan dengan Harga Miliaran, Pakar: Seharusnya KPU Bisa Mencegah

Peretas juga memperlihatkan halaman website KPU, kemungkinan berasal dari halaman dashboard pengguna.

Baca Selengkapnya