Kematian Adelina, Malaysia Dinilai Gagal Lindungi Buruh Migran

Reporter

Suci Sekarwati

Editor

Budi Riza

Kamis, 15 Februari 2018 09:03 WIB

Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia di depan Kedubes Malaysia, Jakarta, Kamis (18/6). Mereka menghimbau pemerintah Malaysia untuk menghormati hak azasi dan melindungi buruh migran Indonesia dari tindak kekerasa. TEMPO/Adri Irianto

TEMPO.CO, Kuala Lumpur- Kematian secara tragis buruh migran asal Nusa Tenggara Timur (NTT), Adelina Lisao, mendapat perhatian luas dari masyarakat Malaysia.

Kongres Persatuan Perdagangan Malaysia (MTUC) ‘menampar’ pemerintah Malaysia dengan menerbitkan pernyataan sikap bahwa pemerintahan Perdana Menteri Najib Razak dinilai gagal melindungi pekerja asing. Padahal pemerintah mengumpulkan pajak dari buruh migran untuk dikumpulkan.

Baca: Agen Penyalur Adelina Lisao Diburu di Jawa Timur

Advertising
Advertising

Tenaga kerja wanita asal Nusa Tenggara Timur, Adelina Lisao, sedang tidur di lokasi garasi di rumah majikan di Malaysia di sebelah anjing piaran. MalayOnline.

Menurut Sekretaris Jenderal MTUC, J. Solomon, pajak yang dikenakan kepada para pekerja asing di Malaysia seharusnya difokuskan untuk perlindungan sosial mereka. Sehingga, pemeritah Malaysia tidak ada lagi punya alasan untuk tidak melindungi mereka, termasuk alasan kekurangan dana.

Baca: Bupati Kupang Belum Tahu TKW Adelina Lisao Tewas di Malaysia

“Ini jelas sangat menyakitkan, ketika menemukan bahwa agen-agen tenaga kerja itu tidak memahami masalah secara mendalam dan hanya berada di permukaan saja saat terkait pengamanan kepentingan para pekerja asing, yang jumlahnya sangat banyak dan masalah-masalah pekerja asing yang belum terselesaikan serta terus berlanjut,” kata Solomon, seperti dikutip dari Freemalaysiatoday.com, Rabu, 14 Februari 2018.

Baca: Migrant Care: Ada Unsur Perdagangan Manusia di Kasus Adelina

Menyusul kasus kematian Adelina dan kasus kematian buruh migran lainnya, Solomon mengatakan pihaknya sudah mendesak pemerintah Malaysia, Kepolisian dan Imigrasi agar berkerja dengan ketat dalam melindungi para buruh migran dari bahaya eksploitasi, penipuan dan penyiksaan.

“Banyak reformasi sosial dan perlindungan hukum yang telah diteriakkan oleh MTUC dan organisasi-organisasi sosial masyarakat lainnya, namun sayangnya pemerintah Malaysia lamban bertindak sehingga kematian para buruh migran semakin banyak,” kata Solomon.

Baca: Polisi Malaysia Segera Rampungkan Investigasi TKW Adelina Tewas

Pemerintah Malaysia seharusnya memfasilitasi pra-keberangkatan dari negara-negara asal para buruh migran, memberikan pelatihan saat mereka tiba di Malaysia melalui MTUC. Pemerintah juga diminta memberikan detail informasi kepada para buruh migran mengenai hak-hak mereka. Sehingga, jika ada majikan yang berusaha mengeksploitasi para buruh migran, maka MTUC atau pihak berwenang Malaysia lainnya akan mudah melacaknya. Ini agar kasus Adelina tidak berulang.

Berita terkait

Perusahaan Malaysia dan Jermat Minat Investasi di IKN, OIKN Sebut 3 LoI, Rencana Kantor Kedubes Pindah hingga..

1 hari lalu

Perusahaan Malaysia dan Jermat Minat Investasi di IKN, OIKN Sebut 3 LoI, Rencana Kantor Kedubes Pindah hingga..

Deputi Otorita IKN Agung Wicaksono menyatakan beberapa perusahaan dari Malaysia dan Jerman telah menyatakan minatnya untuk berinvestasi di IKN.

Baca Selengkapnya

KFC Malaysia Tutup 100 Gerai di Tengah Marak Aksi Boikot Pro-Israel

2 hari lalu

KFC Malaysia Tutup 100 Gerai di Tengah Marak Aksi Boikot Pro-Israel

KFC menutup 100 gerainya di Malaysia. Perusahaan mengaku karena ekonomi sulit. Media lokal menyebut karena terdampak boikot pro-Israel.

Baca Selengkapnya

8 Makanan Oleh-Oleh Khas Malaysia yang Kekinian dan Murah

3 hari lalu

8 Makanan Oleh-Oleh Khas Malaysia yang Kekinian dan Murah

Saat melancong ke Malaysia, jangan lupa membeli oleh-oleh khas Malaysia yang kekinian dan murah. Berikut ini rekomendasinya.

Baca Selengkapnya

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

4 hari lalu

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

Sejumlah nelayan dari negara tetangga beberapa kali terlibat pencurian ikan di perairan Indonesia

Baca Selengkapnya

Desain Unik Skywalk Terpanjang di Dunia yang Baru Dibuka di Langkawi

4 hari lalu

Desain Unik Skywalk Terpanjang di Dunia yang Baru Dibuka di Langkawi

Langkawi menyuguhkan objek wisata baru berupa skywalk dengan desain untuk

Baca Selengkapnya

Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Melaju ke Semifinal

5 hari lalu

Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Melaju ke Semifinal

Timnas U-23 Indonesia akan berduel melawan Uzbekistan di semifinal Piala Asia U-23 2024 pada senin malam WIB, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

Polisi Gagalkan Penyelundupan Pekerja Migran di Badau Perbatasan Indonesia-Malaysia

5 hari lalu

Polisi Gagalkan Penyelundupan Pekerja Migran di Badau Perbatasan Indonesia-Malaysia

Supriyanto mengatakan puluhan pekerja migran tersebut rata-rata berasal dari Provinsi Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

6 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

6 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap kapal pencuri ikan berbendera Malaysia. Kapal itu tercatat sudah dimusnahkan tapi masih beroperasi

Baca Selengkapnya

Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

7 hari lalu

Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

Presiden Jokowi mengeluhkan hilangnya Rp 180 triliun devisa karena masih banyak masyarakat berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya