TEMPO Interaktif, Dili:Presiden Megawati Sukarnoputri disambut aksi unjuk rasa saat berkunjung ke Taman Makam Pahlawan Seroja, Dili, Timor Lorosae, Minggu (19/5) malam. Sekitar 30 pengunjuk rasa itu mengatasnamakan korban kekerasan di Santa Cruz, 10 November 1991 silam. Mereka menuntut Mega meminta maaf atas peristiwa berdarah itu. Selain itu, mereka juga meminta pertanggungjawaban TNI, serta meminta klarifikasi dan kejelasan lokasi makam sanak kerabatnya. "How can we recognise your heroes, while ours not….?!" gugat mereka pada Mega, seperti yang tertulis di spanduk yang mereka bawa. Unjuk rasa itu berlangsung dengan aksi diam. Masing-masing memasang kain putih untuk menutup mulutnya, sambil membawa lilin. Aspirasinya mereka sampaikan dalam spanduk. Pelbagai spanduk yang digelar, antara lain berbunyi: "Di mana kuburan massal korban Santa Cruz, Kraras, dan September Kelabu", "Mbak Mega bagaimana perasaanmu terhadap wanita yang jadi korban militermu?" dan "Indonesian Army show us your responsibility!" Di antara para demonstran, tampak pula para korban yang selamat dari peristiwa itu. Terlihat orang yang diiris telinganya, maupun korban yang selamat setelah tertembus peluru di Santa Cruz. Aksi berjalan tertib. Kunjungan Mega di TMP Seroja sekitar lima belas menit. Mega mendarat di bandara sekitar pukul 22.00 waktu setempat, dan rombongan Presiden tiba di Seroja, sekitar pukul 23.00. Setelah itu, Mega langsung menuju lapangan Taci Tolu, untuk menghadiri perayaan Hari Kemerdekaan Timor Loro Sa'e. Aktifitas Mega di pemakaman itu tidak dapat diliput oleh sebagian besar wartawan, baik dari dalam maupun luar negeri. Mereka tidak diperkenankan masuk tanpa alasan yang jelas, baik dari pihak UNTAET maupun pihak protokol Indonesia. Padahal, para wartawan telah menunggu di Seroja sejak pukul 20.00 waktu setempat. (Bernard Chaniago-Tempo Newss Room)