Myanmar Membantah 5 Kuburan Massal Warga Rohingya, Klaim Teroris

Reporter

Budi Riza

Editor

Budi Riza

Minggu, 4 Februari 2018 13:09 WIB

Citra satelit inframerah yang dirilis oleh DigitalGlobe, menunjukkan gambaran umum dari desa Gu Dar Pyin, Myanmar, 26 Mei 2017. Associated Press telah mengkonfirmasi lebih dari lima kuburan massal telah ditemukan di desa Myanmar, Gu Dar Pyin, melalui beberapa wawancara dengan lebih dari dua lusin orang yang selamat di kamp pengungsi Bangladesh. (DigitalGlobe via AP)

TEMPO.CO, Cox Bazar – Otoritas Myanmar membantah laporan adanya lima kuburan massal warga minoritas Rohingya di Desa Gu Dar Pyin, di Rakhine, negara bagian Myanmar.

Otoritas setempat mengatakan itu adalah kuburan dari kelompok teroris yang menyerang petugas keamanan di sana.
Pengungsi Muslim Rohingya menonton video kuburan massal Gu Dar Pyin di dalam tenda di kamp pengungsi Kutupalong, Bangladesh, 14 Januari 2018. Seorang saksi menyaksikan lebih dari 200 tentara menghancurkan desa Gu Dar Pyin di siang hari. Tentara itu mencari rumah warga Muslim dan puluhan tetangga mereka kaum Budha dengan menggunakan penutup wajah mengambil harta benda Rohingya dan memasukkannya ke dalam sekitar 10 kereta dorong. (AP Photo)

Baca: Amerika Serikat: Kuburan Massal Rohingya di Myanmar Mengganggu

Advertising
Advertising

Media yang menjadi corong pemerintah Myanmar, Global New Light, mengatakan itu adalah kuburan 19 orang teroris dalam artikel yang diterbitkan pada Jumat, 2 Februari 2018 waktu setempat.

Baca: Kisah Horor Penemuan 5 Kuburan Massal Rohingya di Myanmar

Seperti dilansir media AP dan dikutip berbagai media internasional termasuk Straits Times sejak pekan lalu, lima kuburan massal itu adalah kuburan warga Rohingya, yang dibunuh pada 27 Agustus.

Para korban selamat bercerita tentara Myanmar tiba di lokasi dengan membawa pacul dan sekop untuk menggali lubang dan menaburi zat asam untuk menghancurkan tubuh para korban.

Pengungsi Muslim Rohingya Mohammad Karim (26) menunjukkan video kuburan massal Gu Dar Pyin di dalam tenda di kamp pengungsi Kutupalong, Bangladesh, 14 Januari 2018. Korban yang masih hidup, bersaksi bawah tenyara Myanmar setelah menembak mati warga Rohingya, mereka juga menyiramkan air keras ke tubuh korban guna menghilangkan jejak. (AP Photo/Manish Swarup)

Militer Myanmar dituding melakukan perang pembersihan etnis terhadap warga minoritas Muslim Rohingya, yang tinggal di negara bagian Rakhine, di utara Myanmar. Mereka bersama kelompok milisi Budha garis keras, menyerang warga di rumah dan desanya untuk mengusir orang-orang yang mereka namai Bengali ini.

Utusan khusus PBB untuk Hak Asasi Manusia di Myanmar, Dr Yanghee Lee, mengatakan operasi militer Myanmar di Rakhine pada tahun lalu merupakan sebuah tindakan genosida.

Meskipun banyak laporan menyatakan terjadi tindak kekerasan massal saat militer Myanmar menggelar operasi pembersihan, pihak militer hanya mau mengakui satu insiden. Menurut mereka, insiden ini terjadi di Desa Inn Din yaitu sekelompok tentara membunuh sepuluh warga sipil Rohingya.

Tindakan pelanggaran HAM oleh pasukan militer Myanmar dan kelompok milisi Budha garis keras ini telah membuat sekitar 700 ribu warga sipil Rohingya mengungsi untuk menyelamatkan diri. Mayoritas menetap di daerah perbatasan Cox Bazar di perbatasan Bangladesh.

Upaya pemerintah Myanmar untuk mengembalikan warga Rohingya ke desanya mendapat tentangan dari kelompok HAM dan pemerintah Bangladesh. Mereka menuntut pemerintah Myanmar bertanggung jawab terlebih dulu atas jaminan keamanan dan ekonomi warga, yang rumah serta harta bendanya dirusak hingga dibakar tentara Myanmar dan milisi garis keras.

Komisioner Repatriasi dan Bantuan Pengungsi Bangladesh, Abul Kalam, mengatakan,”Isu keamanan merupakan isu besar. Ini bukan hanya mengembalikan warga Rohingya ke desa mereka masing-masing tapi juga mengintegrasikan warga ke masyarakat sekitar.”

Berita terkait

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

10 jam lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

1 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

6 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

8 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

8 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

11 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

11 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

12 hari lalu

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

13 hari lalu

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

Top 3 dunia adalah Iran siap menghadapi serangan Israel, sejarah kudeta di Myanmar hingga Netanyahu mengancam.

Baca Selengkapnya

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

14 hari lalu

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

Myanmar, yang dulunya dikenal sebagai Burma itu telah lama dianggap sebagai negara paria ketika berada di bawah kekuasaan junta militer yang menindas.

Baca Selengkapnya