Restoran di Venesia Diselidiki atas Keluhan 4 Pelajar Jepang

Reporter

Yon Yoseph

Editor

Yon Yoseph

Selasa, 23 Januari 2018 20:30 WIB

Sejumlah gondola mengekor di belakang kapal Bucintoro saat perayaan Regata Storica di Grand Canal, Venesia. AP

TEMPO.CO, Jakarta - Empat pelajar Jepang mengajukan keluhan resmi setelah membayar tagihan makan di restoran Osteria da Luca, Venesia, Italia yang dianggap terlalu mahal. Mereka harus membayar tagihan sebesar 1100 euro atau sekitar Rp 17.9 juta hanya untuk sepiring ikan goreng, empat steak, sebotol anggur dan sebotol air mineral.

Pengaduan para pelajar itu disampaikan saat mereka akan meninggalkan Venesia menuju Bologna, tempat mereka studi.

Baca: Gucci Buka Restoran Mewah, Resepnya dari Surga

Kasus keempat pelajar Jepang itu ditangani oleh asosiasi aktivis lokal, yang disebut Kelompok 25 April.

"Siapa pun yang membahayakan nama baik Venesia akan merugikan semua orang Venesia," kata Kelompok 25 April seperti dikutip dari Independent, 22 Januari 2018.

Wali kota Venesia, Luigi Brugnaro, pun turun tangan atas keluhan empat pelajar Jepang itu. Melalui akun Twitternya, Brugnaro berjanji untuk menyelidiki restoran yang ternyata sudah punya banyak catatan buruk dari pengunjungnya.

Baca: Blue Doors, Kafe Berpintu Biru dengan Kopi Rasa Magic

"Kami akan menyelidiki kejadian tersebut dan menentukan apakah keluhan diajukan, dan jika terbukti benar, kami akan menyerahkan mereka ke aparat hukum yang bertanggung jawab."

Restoran Osteria da Lucaterletak di dekat Lapangan St. Mark. Ini bukan keluhan pertama yang disampaikan pengunjung restoran itu.

Advertising
Advertising

Laporan Telegraph pada 22 Januari 2018, menyebutkan restoran Osteria da Luc mendapat rating 1,5 (dari 5 bintang) di Tripadvisor, dengan 83 persen pengunjung melabelinya "Mengerikan"

Begini keluhan salah satu orang yang pernah bersantap di restoran itu: "Baru saja selesai makan di tempat ini dan makanannya sangat biasa, tapi mereka menambahkan hampir 50 euro untuk pajak dan tip, ini adalah biaya tersembunyi yang mereka tidak sampaikan ke pelangggan dan layanan tidak baik! Aku merasa kesal. "

Baca: Tip Cara Buat Restoran dari Pesawat atau Truk

Pengunjung lain, yang memasang ulasan pada Desember 2017, menulis: "Minuman soda seharga 7,50 euro, lasagna yang hanyalah segumpal saus cincang dan daun selada, pizza hancur , bau toilet yang kuat di tempat kami. Tagihannya sangat mahal dan kami sangat menyesal tidak memeriksa Tripadvisor sebelum memasuki restoran ini. "

Pada November lalu, seorang turis Inggris menulis surat keluhan ke wali kota setelah dia dan orang tuanya diwajibkan membayar 526 euro atau Rp 8,5 juta untuk makan siang dengan menu makanan laut di restoran itu. Mereka juga membayar makanan yang banyak di antaranya tidak mereka pesan. Dia menuduh para pelayan di restoran memanfaatkan ketidakmampuan mereka berbicara bahasa Italia.

Berita terkait

Kento Momota Ingin Tetap Berkecimpung di Dunia Bulu Tangkis setelah Pensiun, Apa Saja yang Akan Dilakukannya?

1 jam lalu

Kento Momota Ingin Tetap Berkecimpung di Dunia Bulu Tangkis setelah Pensiun, Apa Saja yang Akan Dilakukannya?

Piala Thomas 2024 menjadi turnamen keenam yang diikutinya sepanjang karier Kento Momota sejak debut di ajang ini 2014.

Baca Selengkapnya

Diduga Dibuang di Jalanan Shibuya, Album SEVENTEEN Duduki Puncak Tangga Lagu Jepang

3 jam lalu

Diduga Dibuang di Jalanan Shibuya, Album SEVENTEEN Duduki Puncak Tangga Lagu Jepang

Album SEVENTEEN menduduki peringkat pertama tanggal album utama di Jepang, tapi baru-baru ini viral video album itu dibuang

Baca Selengkapnya

Sensasi Menyantap Daging Yakiniku dalam Jyubako

20 jam lalu

Sensasi Menyantap Daging Yakiniku dalam Jyubako

Yakiniku yang disajikan dalam Jyubako atau bento box memberikan kesan menarik dengan makanan yang bervariasi, kaya nutrisi, dan terkontrol porsinya.

Baca Selengkapnya

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

1 hari lalu

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

Penyakit Minamata ditemukan di Jepang pertama kali yang mengancam kesehatan tubuh akibat merkuri. Lantas, bagaimana merkuri dapat masuk ke dalam tubuh?

Baca Selengkapnya

68 Tahun Lalu Penemuan Penyakit Minamata di Jepang Pertama Kali

1 hari lalu

68 Tahun Lalu Penemuan Penyakit Minamata di Jepang Pertama Kali

Hari ini, 68 tahun lalu, Jepang menemukan penyakit epidemi yang disebut Minamata. Apa penyebabnya?

Baca Selengkapnya

Kasus Terbaru Peretasan Game Pokemon, Jual Monster 4 Bulan Raup Jutaan Yen

1 hari lalu

Kasus Terbaru Peretasan Game Pokemon, Jual Monster 4 Bulan Raup Jutaan Yen

Faktanya, ini bukan kasus pertama karena peretasan data dalam game-game Pokemon merajalela di antara pemain curang.

Baca Selengkapnya

Masjid Indonesia Nagoya di Jepang Mulai Dibangun, Selesai 2025

1 hari lalu

Masjid Indonesia Nagoya di Jepang Mulai Dibangun, Selesai 2025

Masjid Indonesia Nagoya sudah memasuki tahap pembangunan. Nilai proyek masjid Indonesia ini sekitar Rp 9,9 miliar.

Baca Selengkapnya

2 WNI Dapat Penghargaan Bintang Jasa Musim Semi 2024 dari Jepang

1 hari lalu

2 WNI Dapat Penghargaan Bintang Jasa Musim Semi 2024 dari Jepang

2 WNI mendapat penganugerahan bintang jasa musim semi 2024 karena jasa-jasa mereka dalam memperkokoh hubungan Jepang dan Indonesia

Baca Selengkapnya

Yen Merosot, Kunjungan Wisatawan Asing ke Jepang Makin Tinggi

1 hari lalu

Yen Merosot, Kunjungan Wisatawan Asing ke Jepang Makin Tinggi

Pemerintah Jepang pun optimistis bakal bisa melampaui target 2025 yaitu 32 juta pengunjung asing pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Preview Timnas U-23 Jepang vs Irak di Semifinal Piala Asia U-23 2024

2 hari lalu

Preview Timnas U-23 Jepang vs Irak di Semifinal Piala Asia U-23 2024

Duel Timnas U-23 Jepang vs Irak akan tersaji pada babak semifinal Piala Asia U-23 2024 di Stadion Jassim Bin Hamad, Doha, Qatar pada Selasa dinihari.

Baca Selengkapnya