Penutupan Pemerintahan AS Kelar, Trump Bilang Ini

Reporter

Budi Riza

Editor

Budi Riza

Selasa, 23 Januari 2018 09:13 WIB

Donald Trump. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengaku senang penutupan pemerintah AS berakhir pada Senin sore, 22 Januari 2018 waktu setempat.


Ini tercapai setelah voting terjadi di Senat dengan 81 -- 18 untuk mengakhiri debat berkepanjangan yang terjadi antara Partai Demokrat, Partai Republik dan Trump soal isu seperti imigrasi.

Baca: Penutupan Pemerintahan AS Berakhir, Demokrat Sindir Trump


"Saya senang akhirnya Demokrat di Kongres kembali sadar," kata Trump dalam pernyataan yang dirilis media Reuters, Senin, 22 Januari 2018. "Kita akan membuat kesepakatan jangka panjang soal imigrasi hanya dan jika hanya itu bagus untuk negara."

Advertising
Advertising

Baca: Pemerintahan Trump mulai Ditutup Pasca Gagalnya Pengesahan Bujet


Penutupan pemerintahan Trump terjadi pada Jumat pekan lalu setelah Trump, Demokrat dan Republik gagal menyepakati besaran anggaran untuk program imigrasi Deferred Action on Childhood Arrivals (DACA). Trump berencana mengakhiri program ini pada Maret 2018 sementara Demokrat meminta program imigrasi bagi anak-anak imigran, yang disahkan sejak era Presiden Barack Obama, dipertahankan.


Ada sekitar 700 ribu anak imigran yang termasuk dalam program DACA ini. Sehingga, jika program itu berakhir maka terbuka kemungkinan bagi Trump untuk memerintahkan deportasi mereka ke negara asalnya.


Kesepakatan anggaran pada Senin sore waktu setempat ini membuat pemerintahan Trump bisa kembali beroperasi pada Selasa. Namun undang-undang APBN 2018 AS ini baru menyepakati sedikit isu sehingga hanya berlaku hingga 8 Februari 2018.


Penutupan pemerintahan Trump, yang sempat berlangsung tiga hari, ini membuat sekitar 700-800 pegawai federal diistirahatkan untuk sementara. Selain itu, Reuters melansir,"Penutupan itu juga merusak citra yang dibangun Trump bahwa dia merupakan seorang ahli membuat kesepakatan yang mampu memperbaiki kultur politik partisan yang merusak di Washington."


Pemimpin minoritas Senat, Chuck Schumer, dari Partai Demokrat mengkritik sikap Gedung Putih, yang menurutnya tidak menunjukkan semangat bipartisan dalam mengelola negara.


"Presiden yang hebat dalam membuat kesepakatan itu duduk di pinggir saja," kata Schumer di ruang Senat sebelum voting dimulai pada Senin siang waktu setempat. Schumer mengatakan dia belum bertemu lagi dengan Trump sejak terakhir mereka bertemu di Gedung Putih pada Jumat malam sebelum penutupan pemerintahan Trump terjadi.


Soal isu imigrasi, yang masih belum kelar, pemimpin Senat mayoritas, mengatakan Demokrat dan semua pihak akan mendapat kesempatan yang adil untuk berdebat soal ini.


"Biar saya jelaskan, debat mengenai imigrasi akan berlangsung secara adil bagi semua," kata Mitch Mconnell, pemimpin mayoritas Senat dari Partai Republik seperti dilansir media ABC News, Senin, 22 Januari 2018. Ini artinya, Republik bersedia membahas mengenai program DACA tadi.


Dalam sesi tertutup, Chuck Schumer mengatakan kepada anggota Senat dan DPR dari Partai Demokrat bahwa posisi yang minoritas membuat mereka kesulitan untuk mendapatkan kesepakatan yang bagus. Namun, Schumer mengaku merasa senang bahwa isu imigrasi akhirnya menjadi perhatian di Senat.


"Untuk kalian yang memvoting penutupan pemerintahan, Anda telah mencapai jauh melebihi capaian kita sebelumnya dalam lima tahun terakhir untuk membuat legislasi besar mengenai imigrasi bisa dibahas kembali sejak 2013," kata Schumer seperti dikatakan Senator Joe Manchin, dari Demokrat Virginia Barat.


Partai Republik, Trump dan Demokrat sempat saling menyalahkan hingga akhir pekan lalu. Lewat akun Twitternya, Trump @realdonaldtrump mencuit,"Demokrat ingin memberi saya hadiah bagus. #Democratshutdown."


Sedangkan Senator Lindsey Graham dari Partai Republik mengatakan Trump tidak mendapat masukan bagus dari para staf mengenai isu imigrasi untuk menyelesaikan kebuntuan politik yang terjadi kemarin. Graham mengkritik penasehat senior Trump soal imigrasi, Stephen Miller.


"Saya bisa katakan kepada Anda bahwa pandangan dia (Miller) tentang imigrasi tidak pernah menjadi pandangan arus utama di Senat," kata Graham.


Gedung Putih membalas ucapan Graham ini. "Selama Senator Graham memilih mendukung legislasi yang berpihak kepada orang-orang ilegal di negara ini dan bukannya kepada warga negara kita sendiri, kita tidak bisa kemana-mana," kata Hogan Gidley, juru bicara Gedung Putih. Trump belum mencuit lagi setelah Senat mencapai kata sepakat soal isu ini.

Berita terkait

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

9 hari lalu

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

Seorang pria membakar dirinya di luar gedung pengadilan New York tempat persidangan uang tutup mulut bersejarah Donald Trump.

Baca Selengkapnya

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

17 hari lalu

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.

Baca Selengkapnya

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

20 hari lalu

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

Trump telah mengaku tidak bersalah atas 34 dakwaan pemalsuan catatan bisnis dan menyangkal pernah bertemu dengan Stormy Daniels.

Baca Selengkapnya

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

24 hari lalu

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

Sekjen NATO mendesak Amerika Serikat tetap bersatu dengan Eropa, meski seandainya Donald Trump kembali berkuasa di Gedung Putih

Baca Selengkapnya

Trump Dikabarkan Baru-baru Ini Berbicara dengan Mohammed bin Salman

24 hari lalu

Trump Dikabarkan Baru-baru Ini Berbicara dengan Mohammed bin Salman

Arab Saudi adalah tempat yang dikunjungi Trump setelah dilantik sebagai Presiden AS pada 2017.

Baca Selengkapnya

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

29 hari lalu

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyindir Donald Trump, yang akan menjadi pesaingnya lagi dalam pemilihan presiden AS yang akan datang pada bulan November.

Baca Selengkapnya

Trump Minta Israel Akhiri Perang di Gaza, Ini Alasannya

33 hari lalu

Trump Minta Israel Akhiri Perang di Gaza, Ini Alasannya

Sebagai sekutu paling loyal, Donald Trump memperingatkan Israel untuk mengakhiri perangnya di Gaza.

Baca Selengkapnya

Blinken dan Biden Ucapkan Selamat kepada Prabowo, Apa Artinya untuk Hubungan Indonesia-AS?

38 hari lalu

Blinken dan Biden Ucapkan Selamat kepada Prabowo, Apa Artinya untuk Hubungan Indonesia-AS?

Diplomat top AS, Antony Blinken, baru mengucapkan selamat kepada Prabowo setelah hasil resmi KPU diumumkan.

Baca Selengkapnya

Anatomi Persaingan Sengit Trump Biden di Super Tuesday Menuju Bertarung di Pilpres

45 hari lalu

Anatomi Persaingan Sengit Trump Biden di Super Tuesday Menuju Bertarung di Pilpres

Hasil dari kontes di negara bagian Georgia, Mississippi dan Washington tidak pernah diragukan lagi menyodorkan pertarungan ulang Trump Biden.

Baca Selengkapnya

Sah, Biden Vs Trump di Pilpres AS Bakal Terulang Lagi!

45 hari lalu

Sah, Biden Vs Trump di Pilpres AS Bakal Terulang Lagi!

Dalam pilpres AS tahun ini, Biden vs Trump akan kembali terulang dalam memperebutkan suara rakyat Amerika.

Baca Selengkapnya