Korea Selatan Akui Keliru Tuding Korea Utara, Soal Apa?

Reporter

Budi Riza

Editor

Budi Riza

Jumat, 29 Desember 2017 08:27 WIB

Duo Korea Sepakat Buka Kaesong

TEMPO.CO, Seoul -- Pemerintah Korea Selatan mengakui tidak memiliki bukti kuat bahwa pemerintah Korea Utara telah menggunakan dana para pekerjanya, yang dibayar perusahaan Korea Selatan, untuk membiayai program pengembangan teknologi senjata.


Tudingan ini, awalnya, membuat Korea Selatan memiliki alasan untuk menutup kawasan industri moderen Kaesong pada tahun lalu.

Baca: Korea Selatan: Korea Utara dan Amerika Serikat Dialog Damai 2018


"Kementerian Unifikasi Korea menanggapi temuan dari panel yang mengkontradiksi klaim mengenai uang ditransfer oleh Korea Utara untuk pengembangan senjata nuklir dan program misil, yang melanggar sanksi PBB," begitu dilansir Reuters, Kamis, 29 Desember 2017.

Advertising
Advertising

Baca: AS Beri Sanksi kepada Dua Ahli Rudal Korea Utara

Kementerian mengatakan akan meningkatkan transparansi dan kepercayaan publik terkait kebijakannya soal Korea Utara pasca temuan ini.

Seperti diberitakan pada tahun lalu, Korea Selatan menuding Korea Utara menggunakan uang yang dibayarkan kepada pegawai asal Korea Utara di kawasan industri bersama Kaesong disalahgunakan untuk membiayai program senjata. Saat itu, Korea Selatan menutup kawasan industri itu terlebih setelah Korea Utara meluncurkan rudal balistik jarak jauh.


Uniknya dua bulan setelah Presiden Moon Jae-in terpilih di Korea Selatan pada Juli lalu, pemerintah mengakui belum ada bukti kuat untuk mendukung tudingannya kepada Korea Utara.


Saat ini, Korea Utara dan Korea Selatan mengalami ketegangan sejak kedua negara memutuskan untuk melakukan gencatan senjata pada 1950an. Korea Utara berulang kali melakukan uji coba senjata nuklir dan rudal balistik, yang mampu membawa hulu ledak nuklir.


Pada Jumat pekan lalu, DK PBB akhirnya menjatuhkan sanksi ekonomi berat kepada Korea Utara dengan mencukur suplai minyak mentah dan olahan yang boleh dijual kepada negara itu. Korea Utara menyebut sanksi besutan Amerika Serikat ini sebagai tindakan perang dan berjanji menghukum semua negara yang mendukung yaitu 15 negara anggota DK PBB.

Uniknya, Cina dan Rusia, yang merupakan sekutu dekat Korea Utara ikut mendukung sanksi ini. Keduanya bahkan telah menggelar latihan bersama cara melacak pergerakan rudal sebagai antisipasi pasca uji coba peluncuran rudal Hwasong - 15 pada 29 Nopember lalu.


REUTERS | SCMP

Berita terkait

Keamanan Google Chrome Kembali Diperbarui Cegah Bug Zero-day

6 Februari 2021

Keamanan Google Chrome Kembali Diperbarui Cegah Bug Zero-day

Google mengeluarkan pembaruan keamanan untuk Chrome berupa patch untuk mengatasi kerentanan di peramban tersebut.

Baca Selengkapnya

Eks Dubes Korea Utara yang Membelot Blak-blakan Soal Senjata Nuklir

3 Februari 2021

Eks Dubes Korea Utara yang Membelot Blak-blakan Soal Senjata Nuklir

Ia yakin Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un tidak akan menyerahkan persenjataan nuklirnya.

Baca Selengkapnya

Eks Dubes Korea Utara Untuk Kuwait Kabur ke Korea Selatan

25 Januari 2021

Eks Dubes Korea Utara Untuk Kuwait Kabur ke Korea Selatan

Mantan duta besar Korea Utara untuk Kuwait Ryu Hyun Woo memutuskan kabur ke Korea Selatan bersama keluarganya.

Baca Selengkapnya

Kim Jong Un Hukum Berat Warga Korea Utara yang Nikmati Hiburan Korea Selatan

20 Januari 2021

Kim Jong Un Hukum Berat Warga Korea Utara yang Nikmati Hiburan Korea Selatan

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memberlakukan denda atau penjara bagi siapa pun yang ketahuan menikmati hiburan Korea Selatan atau meniru aksennya.

Baca Selengkapnya

Tahun Baru 2021, Kim Jong Un Pilih Tulis Surat Untuk Rakyatnya

2 Januari 2021

Tahun Baru 2021, Kim Jong Un Pilih Tulis Surat Untuk Rakyatnya

Dalam surat itu, Kim Jong Un mengucapkan terima kasih kepada rakyatnya karena telah mempercayai dan mendukungnya di masa-masa sulit.

Baca Selengkapnya

Tujuh Negara Tuding Korea Utara Manfaatkan Pandemi Untuk Langgar HAM Warganya

12 Desember 2020

Tujuh Negara Tuding Korea Utara Manfaatkan Pandemi Untuk Langgar HAM Warganya

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pun menggelar rapat membahas pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di Korea Utara ini

Baca Selengkapnya

Cina Dikabarkan Beri Vaksin COVID-19 Eksperimental ke Kim Jong Un

2 Desember 2020

Cina Dikabarkan Beri Vaksin COVID-19 Eksperimental ke Kim Jong Un

Korea Utara dikabarkan telah menerima vaksin COVID-19 eksperimental dari Cina. Bahkan, Kim Jong Un dikabarkan sudah memakainya.

Baca Selengkapnya

Peretas Korea Utara Targetkan Pembuat Vaksin Covid-19 AstraZeneca

30 November 2020

Peretas Korea Utara Targetkan Pembuat Vaksin Covid-19 AstraZeneca

Para peretas menyamar sebagai perekrut di situs jejaring LinkedIn dan WhatsApp untuk mendekati staf AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Cegah Covid-19, Korea Utara Tambah Pos Jaga di Perbatasan

29 November 2020

Cegah Covid-19, Korea Utara Tambah Pos Jaga di Perbatasan

Pemerintah Korea Utara menambah jumlah pos penjagaannya dan membangun tembok pertahanan di perbatasannya guna mencegah masuknya virus corona.

Baca Selengkapnya

Militer Korea Utara Diduga Latih Lumba-lumba Kamikaze

23 November 2020

Militer Korea Utara Diduga Latih Lumba-lumba Kamikaze

'Karamba' khusus untuk program pelatihan militer mamalia laut seperti lumba-lumba terekam dalam citra satelit Sungai Taedong.

Baca Selengkapnya