AS Beri Sanksi kepada Dua Ahli Rudal Korea Utara

Reporter

Budi Riza

Editor

Budi Riza

Kamis, 28 Desember 2017 14:17 WIB

Donald Trump mengancam akan menyerang Korea Utara dengan kekuatan penuh "fire and fury", yang diterjemahkan media dan publik sebagai ancaman serangan nuklir. Ini pertama kalinya Presiden AS mengancam musuhnya dengan kehancuran besar-besaran. Ini berlanjut dengan Trump menyebut pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, sebagai manusia roket kecil, anjing kecil sakit dan orang pendek gendut. Kim menyebut Trump sebagai orang tua pikun dan gila. (Chris Kleponis-Pool/Getty Images)

TEMPO.CO, Washington -- Pemerintah Amerika Serikat kembali mengenakan sanksi kali ini kepada dua tokoh pengembang misil Korea Utara, Kim Jong Sik dan Ri Pyong Chol, yang bertanggung jawab mengembangkan teknologi rudal balistik antar-benua.

Pada saat yang sama, Rusia menawarkan bantuan untuk menjadi mediator untuk mengurangi ketegangan Washington dan Pyongyang.

Baca: Korea Utara Kecam Sanksi DK PBB sebagai Tindakan Perang

Tekanan kepada Korea Utara ini merupakan lanjutan dari sejumlah kebijakan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, untuk membuat negara komunis itu melucuti program senjata nuklirnya. Korea Utara telah menyatakan rudal balistik berhulu ledak nuklir, Hwasong-15, bakal mampu menjangku semua wilayah AS.

Advertising
Advertising

Baca: Dukung Sanksi DK PBB Atas Korea Utara, Ini Kata Cina

"Kementerian Keuangan menargetkan pemimpin program rudal balistik Korea Utara sebagai bagian dari tekanan maksimal kami untuk mengisolasi (Korea Utara), dan melakukan denuklirisasi Semenanjung Korea," kata Steve Mnuchin dalam pernyataannya, Rabu, 27 Desember 2017. Sanksi ini bersifat simbolis namun penting agar tidak ada warga negara AS yang mau berhubungan dengan Korea Utara.


Langkah AS ini juga melanjutkan sanksi ekonomi berat yang dikeluarkan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Jumat pekan lalu sebagai respon atas uji coba rudal balistik Hwasong - 15 pada 29 Nopember lalu. Sanksi PBB itu mencukur suplai minyak mentah dan produk minyak olahan ke Korea Utara. Ini membuat Korea Utara berang dan menyebut sanksi PBB besutan AS itu sebagai tindakan perang.


Uniknya, Cina dan Rusia, yang merupakan sekutu Korea Utara, ikut mendukung pengenaan sanksi ekonomi berat ini. Kedua negara juga secara terbuka menyatakan berlatih penggunaan teknologi pelacakan misil sebagai antisipasi jika konflik di Semenanjung Korea terjadi.

Menurut analis pertahanan Cina, latihan kedua negara ini dilakukan karena sikap Kim Jong Un yang sulit ditebak malah mengkhawatirkan negara sekutunya sendiri.


Mengenai tawaran mediasi dari Rusia, Kremlin mengatakan menunggu respon dari AS dan Korea Utara. "Kesiapan Rusia untuk deeskalasi konflik merupakan hal yang jelas," kata Dmitry Peskov, juru bicara Kremlin.


Soal ini, juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Justin Higgins, mengatakan negaranya memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan Korea Utara lewat berbagai jalur diplomatik. "Kami ingin Korea Utara tahu bahwa ada jalur berbeda yang bisa ditempuh saat ini. Jadi terserah Korea Utara jika ingin berubah dan kembali ke proses perundingan yang kredibel," kata dia.


REUTERS

Berita terkait

Keamanan Google Chrome Kembali Diperbarui Cegah Bug Zero-day

6 Februari 2021

Keamanan Google Chrome Kembali Diperbarui Cegah Bug Zero-day

Google mengeluarkan pembaruan keamanan untuk Chrome berupa patch untuk mengatasi kerentanan di peramban tersebut.

Baca Selengkapnya

Eks Dubes Korea Utara yang Membelot Blak-blakan Soal Senjata Nuklir

3 Februari 2021

Eks Dubes Korea Utara yang Membelot Blak-blakan Soal Senjata Nuklir

Ia yakin Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un tidak akan menyerahkan persenjataan nuklirnya.

Baca Selengkapnya

Eks Dubes Korea Utara Untuk Kuwait Kabur ke Korea Selatan

25 Januari 2021

Eks Dubes Korea Utara Untuk Kuwait Kabur ke Korea Selatan

Mantan duta besar Korea Utara untuk Kuwait Ryu Hyun Woo memutuskan kabur ke Korea Selatan bersama keluarganya.

Baca Selengkapnya

Kim Jong Un Hukum Berat Warga Korea Utara yang Nikmati Hiburan Korea Selatan

20 Januari 2021

Kim Jong Un Hukum Berat Warga Korea Utara yang Nikmati Hiburan Korea Selatan

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memberlakukan denda atau penjara bagi siapa pun yang ketahuan menikmati hiburan Korea Selatan atau meniru aksennya.

Baca Selengkapnya

Tahun Baru 2021, Kim Jong Un Pilih Tulis Surat Untuk Rakyatnya

2 Januari 2021

Tahun Baru 2021, Kim Jong Un Pilih Tulis Surat Untuk Rakyatnya

Dalam surat itu, Kim Jong Un mengucapkan terima kasih kepada rakyatnya karena telah mempercayai dan mendukungnya di masa-masa sulit.

Baca Selengkapnya

Tujuh Negara Tuding Korea Utara Manfaatkan Pandemi Untuk Langgar HAM Warganya

12 Desember 2020

Tujuh Negara Tuding Korea Utara Manfaatkan Pandemi Untuk Langgar HAM Warganya

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pun menggelar rapat membahas pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di Korea Utara ini

Baca Selengkapnya

Cina Dikabarkan Beri Vaksin COVID-19 Eksperimental ke Kim Jong Un

2 Desember 2020

Cina Dikabarkan Beri Vaksin COVID-19 Eksperimental ke Kim Jong Un

Korea Utara dikabarkan telah menerima vaksin COVID-19 eksperimental dari Cina. Bahkan, Kim Jong Un dikabarkan sudah memakainya.

Baca Selengkapnya

Peretas Korea Utara Targetkan Pembuat Vaksin Covid-19 AstraZeneca

30 November 2020

Peretas Korea Utara Targetkan Pembuat Vaksin Covid-19 AstraZeneca

Para peretas menyamar sebagai perekrut di situs jejaring LinkedIn dan WhatsApp untuk mendekati staf AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Cegah Covid-19, Korea Utara Tambah Pos Jaga di Perbatasan

29 November 2020

Cegah Covid-19, Korea Utara Tambah Pos Jaga di Perbatasan

Pemerintah Korea Utara menambah jumlah pos penjagaannya dan membangun tembok pertahanan di perbatasannya guna mencegah masuknya virus corona.

Baca Selengkapnya

Militer Korea Utara Diduga Latih Lumba-lumba Kamikaze

23 November 2020

Militer Korea Utara Diduga Latih Lumba-lumba Kamikaze

'Karamba' khusus untuk program pelatihan militer mamalia laut seperti lumba-lumba terekam dalam citra satelit Sungai Taedong.

Baca Selengkapnya